Humbahas (SIB)
Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke lahan Food Estate Hortikultura di Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbanghasundutan (Humbahas), Kamis (26/1) . Kunjungan itu untuk meninjau perkembangan atau progres dari proyek lumbung pangan nasional tersebut.
Kedatangan rombongan yang diketuai Djarot Saiful Hidayat (PDIP) dengan anggota Mindo Sianipar (PDIP), Maria Lestari (PDIP), KRT Darori Wonodipuro (Gerindra), H Sulaiman L Hamzah (NasDem), Edwar Tannur (PKB) dan Drh Slamet (PKS) itu disambut Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor selaku Penanggungjawab Pengembangan dan Pengelolaan Food Estate di wilayah Humbahas didampingi Wakil Bupati Oloan Paniaran Nababan serta unsur Forkopimda Humbahas.
Tiba di lahan food estate itu, para wakil rakyat itu langsung menunjukkan raut wajah yang sedikit kecewa melihat kondisi lahan food estate yang sebagian besar terkesan ditelantarkan dan tidak produktif lagi.
Padahal sebelumnya, food estate itu sangat diharapkan menjadi lumbung pangan nasional di Indonesia.
Untuk mengetahui kendala atau masalah yang dihadapi dalam pengembangan food estate itu, satu per satu anggota Komisi IV DPR RI mengajukan pertanyaan kepada para petani yang mengolah lahan di sana.
Kesimpulan yang mereka dapat, pengelolaan atau pengembangan food estate saat ini, tidak sesuai dengan rencana awal pembangunannya dimulai.
Tidak hanya itu saja, dari pantauan dan pengalaman mereka (komisi IV), lahan food estate di sana ternyata tidak cocok ditanami hortikultura karena tanahnya sangat tandus.
“Tadi kita sudah bicara, sebetulnya ini (food estate Humbahas) masih jauh dari target. Di Sumatera ini kan ada 30.000 hektare, sedangkan di Humbang ini 1000 hektare. Tapi yang terealisasi baru 165 hektare dari 215 hektare. Jadi masih jauh lah,” ucap Ketua Tim Rombongan Komisi IV DPR RI, Djarot Saiful Hidayat saat diwawancarai wartawan di lokasi food estate.
Selain tidak mencapai target, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyoroti koordinasi pengelolaan food estate yang masih sangat lemah, sehingga para petani tidak fokus untuk menanam satu jenis tanaman yang menjadi tanaman unggulan di sana.
“Yang kedua, ini koordinasinya masih lemah, sehingga jenis holtikultura yang ditanam masih bervariasi dan macam-macam. Kita ingin tahu, sebenarnya fokusnya mau ke mana sih ?. Dulu fokusnya tanam bawang merah dan bawang putih. Karena impor bawang putih itu sangat besar dari luar negeri,” ujarnya.
Lebih lanjut Djaroat juga mempertanyakan keterlibatan atau komitmen dari tujuh investor swasta (offtaker) yang sebelumnya telah menyatakan siap mendukung program food estate tersebut.
“Katanya ada tujuh investor swasta, namun tadi yang hadir hanya satu. Mereka akan kita undang kesediaan mereka untuk bisa mengelola lahan di food estate yang sudah disediakan dari awal seluas 215 hektare. Harus dikelola maksimal. Kan sudah dibagi-bagi lahannya. Mau nggak mereka bekerjasama. Kan kita belum tahu. Tapi kalau 215 hektare, itu masih kurang,” ungkapnya.
Ketika disinggung apakah proyek food estate itu sudah bisa dikatakan gagal ? Djarot tidak meng-iyakan atau membantahnya. Dia lebih menyoroti kurangnya koordinasi terutama antara investor dengan Pemkab dan Kementerian Pertanian.
“Sekarang jadi leading sektor nya siapa toh? Harusnya kan dari Kementerian Pertanian sebagai leading sektornya. Jadi, ini perlu dilihat progresnya sebetulnya tidak begitu bagus,” tukasnya.
Di akhir penjelasannya, mantan calon Gubernur Sumut itu mengingatkan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor selaku Penanggungjawab Pengembangan dan Pengelolaan Food Estate di wilayah Humbahas. untuk bertanggungjawab atas pengelolaan dan pengembangan lahan food estate tersebut sesuai SK yang dia terima dari Menko Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves).
“Kalau sudah mendapatkan persetujuan dari Menko Marves, seharusnya dia (Dosmar) bertanggungjawab dong. Dia harus di depan untuk mendapatkan investasi, serta berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian,” ucapnya.
Djarot berharap anggaran yang telah dihabiskan dari Kementerian Pertanian untuk food estate di Humbahas pada tahun 2020 sebesar Rp 46 miliar, tidak sia-sia.
Mengakhiri kunjungan kerja mereka pada hari itu, dengan panduan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor mengajak rombongan melihat pertanaman bawang merah yang pertumbuhannya kurang bagus atau terancam gagal panen.
Dosmar Tidak Mau Bicara
Sementara itu, Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor ketika diwawancarai wartawan di sela-sela mendampingi rombongan Komisi IV DPR RI di lahan food estate tidak mau menjawab pertanyaan wartawan.
Walaupun sudah dimintakan oleh Ketua Tim Rombongan Djarot Saiful Hidayat untuk memberikan keterangan kepada wartawan, namun Dosmar tetap tidak mau berbicara dan memilih untuk bungkam. (BR7/d)