Putri Candrawathi Nangis Baca Pleidoi, Curhat Disebut Wanita Tua Mengada-ada

* Eliezer: Maafkan Ichad, Akibat Peristiwa Ini Papa Kehilangan Pekerjaan

271 view
Putri Candrawathi Nangis Baca Pleidoi, Curhat Disebut Wanita Tua Mengada-ada
Foto : Wilda/detikcom
Putri Candrawathi 

Jakarta (SIB)

Istri mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, membacakan nota pembelaan atau pleidoi dalam sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir N Yosua Hutabarat. Sambil menangis, Putri mengatakan Yosua mengancam membunuhnya bila menceritakan soal kekerasan seksual yang dialaminya.

Mulanya, Putri mengaku tak habis pikir Yosua melakukan kekerasan seksual tepat di hari pernikahannya dengan Sambo yang ke-22, yakni pada 7 Juli 2022. Putri menyebutkan Yosua merupakan orang yang dipercayai keluarganya.

"Yang lebih sulit saya terima, pelakunya adalah orang yang kami percaya, orang yang kami tempatkan sebagai bagian dari keluarga dan bahkan kami anggap anak seperti halnya seluruh anggota atau ajudan suami saya lainnya," kata Putri saat membacakan pleidoi di PN Jaksel, Rabu (25/1).

Putri mengatakan Yosua juga mengancam membunuhnya bila kekerasan seksual itu diketahui orang lain. Putri juga menyebut Yosua mengancam akan membunuh orang-orang yang dicintainya.

"Saya tidak mengerti, mengapa ini harus terjadi pada saya tepat di hari pernikahan kami yang ke-22. Yosua melakukan perbuatan keji terhadap saya. Dia melakukan kekerasan seksual penganiayaan dan mengancam bukan hanya bagi saya dan juga bagi orang-orang yang saya cintai jika ada orang yang lain mengetahui apa yang ia lakukan," kata Putri.

Putri mengaku saat itu ketakutan. Dia pun mengaku menderita dan menanggung malu berkepanjangan.

"Yang mulia, saya takut. Sangat ketakutan saat itu. Saya sangat menderita dan menanggung malu berkepanjangan. Bukan hanya saya, tetapi juga seluruh anggota keluarga kami," ujarnya.

Mengada-ngada

Putri juga curhat mendapatkan banyak tuduhan terkait kasus pembunuhan Brigadir Yosua. Putri mengatakan ia disebut perempuan tua yang mengada-ada.

"Jika boleh memilih, rasanya mungkin lebih baik saya menutup rapat-rapat peristiwa yang saya alami tanggal 7 Juli 2022 itu," kata Putri.

Putri merasa peristiwa tersebut menyakitkan. Dia juga mengatakan kejadian itu membuat malu dan trauma mendalam.

"Karena bila saya menyampaikan kembali peristiwa yang sangat menyakitkan tersebut, semakin menghidupkan trauma mendalam dan malu dalam diri saya," tuturnya.

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com