Moskow (SIB)
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev kembali melontarkan ancaman untuk aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Medvedev mengingatkan bahwa kekalahan Rusia dalam perang di Ukraina bisa memicu perang nuklir. Secara terpisah, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia menyatakan bahwa dunia akan berakhir jika Barat berusaha menghancurkan Rusia.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (20/1), retorika apokaliptik semacam itu dimaksudkan untuk mencegah aliansi NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS) agar tidak terlibat lebih jauh dalam perang di Ukraina. Pekan ini, sekutu-sekutu Ukraina dijadwalkan menggelar pertemuan untuk membahas pasokan senjata lainnya. Namun pengakuan eksplisit bahwa Rusia mungkin kalah dalam medan perang, menandai momen langka untuk keraguan publik dari seorang anggota terkemuka lingkaran dalam Presiden Vladimir Putin.
Medvedev yang merupakan sekutu dekat Putin, kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia. "Kekalahan satu kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memicu perang nuklir," cetus Medvedev dalam pernyataan terbaru via Telegram. "Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar di mana nasib mereka dipertaruhkan," tegas Medvedev yang pernah menjabat Presiden Rusia tahun 2008-2012.
Ancaman itu dilontarkan Medvedev menjelang pertemuan negara-negara NATO dan para pemimpin pertahanan berbagai negara yang mendukung Ukraina. Pertemuan dijadwalkan digelar di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Jumat (20/1), untuk membahas strategi dan dukungan bagi upaya Barat dalam mengalahkan Rusia di Ukraina. Lebih lanjut, Medvedev menegaskan bahwa pemimpin negara-negara NATO seharusnya memikirkan soal risiko dari kebijakan-kebijakan mereka.
Putin sebelumnya menyebut 'operasi militer khusus' yang dilakukan Rusia di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial dengan Barat yang agresif dan arogan. Dia juga menegaskan bahwa Moskow akan menggunakan segala cara yang ada untuk melindungi wilayah dan rakyatnya.
Dalam pernyataan terpisah, komentar senada disampaikan oleh pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill, yang juga sekutu Putin. Dalam khotbahnya, Kirill menyatakan bahwa upaya untuk menghancurkan Rusia sama saja berarti akhir bagi dunia.
"Kita berdoa kepada Tuhan bahwa Dia mengubah pandangan orang-orang gila dan membantu mereka memahami bahwa setiap keinginan untuk menghancurkan Rusia akan berarti akhir dunia," ucapnya. "Saat ini adalah waktu yang mengkhawatirkan. Tapi kita meyakini bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan tanah Rusia," imbuh Kirill seperti dikutip kantor berita RIA.
Rusia dan AS saat ini diketahui menjadi negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, yakni memiliki nyaris 90 persen hulu ledak nuklir yang ada di seluruh dunia.
Tetap Jadi Ancaman Bagi NATO
Sementara itu, seorang pejabat tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan bahwa Rusia akan tetap menjadi ancaman bagi aliansi militer itu, bahkan jika pasukannya dikalahkan di Ukraina. "Apapun hasil perang, Rusia kemungkinan besar akan memiliki ambisi yang sama. Oleh karena itu ancaman tidak akan hilang," kata Laksamana Rob Bauer, ketua komite militer NATO, kepada wartawan di markas besar NATO di Brussels, Belgia seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (20/1).
Bauer mengatakan bahwa meski pasukan, peralatan dan amunisi Rusia telah terkuras oleh perang, negara-negara NATO meyakini Moskow akan mencoba untuk membangun kembali dan bahkan memperkuat kapasitas militernya. "Keyakinan umum adalah bahwa Rusia akan menyusun kembali apa yang mereka miliki, mereka juga akan belajar dari konflik ini dan mencoba untuk meningkatkan apa yang mereka miliki," kata Bauer, berbicara pada akhir pertemuan para perwira tinggi militer dari negara-negara anggota NATO.
"Jadi kemungkinan besar, lebih jauh lagi, memiliki implikasi untuk rencana-rencana kita," tambahnya.