Satgas Nasional Sayangkan Angka Kesembuhan Corona RI Turun Pekan Ini

* Pemerintah Wanti-wanti Munculnya Klaster Pengungsian

296 view
Satgas Nasional Sayangkan Angka Kesembuhan Corona RI Turun Pekan Ini
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Wiku Adisasmito 

Jakarta (SIB)

Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 mengatakan persentase kesembuhan pasien Corona di Indonesia mengalami penurunan dalam satu pekan terakhir. Berdasarkan data per 4 Oktober, kesembuhan dari COVID-19 menurun sebanyak 0,9%.

"Angka kesembuhan juga mengalami penurunan. Seharusnya angka kesembuhan untuk selalu meningkat dari waktu ke waktu setiap minggunya. Jumlah kesembuhan di pekan ini menurun 0,9 persen dari pekan sebelumnya. Meskipun kurang dari 1 persen, ini sangat bermakna bagi masyarakat," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam tayangan YouTube Sekretariat Negara, Selasa (6/10).

Namun demikian, Wiku mengatakan ada 5 provinsi yang mengalami kenaikan kasus kesembuhan. Provinsi tersebut adalah Sulawesi Selatan, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Bali. "Kami mengapresiasi provinsi yang terus meningkatkan angka kesembuhannya, seperti 5 provinsi yang kenaikan angka kesembuhan tertinggi di Indonesia," kata dia.

Selain itu, Wiku juga menjelaskan ada 5 provinsi dengan persentase kesembuhan tertinggi secara nasional yaitu, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan Gorontalo.

Wiku meminta kepada provinsi dengan kasus kesembuhan tertinggi itu terus meningkatkan kinerjanya. Kepada provinsi lainnya, Wiku meminta untuk terus meningkatkan angka kesembuhan. "Dimohon kepada seluruh provinsi ini agar terus mempertahankan dan meningkatkan angka kesembuhan, dan kepada provinsi lainnya mari berlomba untuk mencapai angka kesembuhan yang tertinggi sehingga dapat meningkatkan angka kesembuhan nasional," katanya.

OPTIMISTIS

Satgas Penanganan COVID-19 memberi perhatian khusus kepada 11 kota di seluruh Indonesia yang mempunyai angka COVID-19 tinggi. Namun pemerintah optimis penularan virus Corona bisa diatasi.

"Kita bisa, karena sudah ditunjukkan oleh beberapa provinsi dengan persentase yang sangat meyakinkan," kata Wiku Adisasmito.

Wiku memaparkan 11 kabupaten/kota yang menjadi sorotan khusus karena punya angka kasus positif hingga angka kematian yang tinggi. Ke-11 Kota tersebut adalah Medan, Jakarta Pusat, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Semarang, Surabaya, Kota Banjarmasin, Kota Makassar, Kota Denpasar, Kota Jayapura, dan Kota Banda Aceh.

Dia memaparkan perkembangan penanganan COVID-19 di 10 provinsi prioritas. Secara umum, hasilnya menunjukkan ke arah kondisi yang lebih baik.

"Di pekan ini, perkembangan kasus COVID-19 di 10 provinsi prioritas mengalami perubahan ke arah yang lebih baik," kata Wiku.

Dari jumlah kasus positif mingguan, 6 dari 10 provinsi mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.

"Penurunan paling signifikan terjadi di Sulawesi Selatan sebesar 30,1% dan di Jawa Barat sebesar 28,5%," kata Wiku.

Untuk angka kasus meninggal, 4 dari 10 provinsi mengalami penurunan signifikan. Keempat provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Bali.

"Penurunan paling signifikan terjadi di Provinsi DKI Jakarta sebesar 62,4%," kata dia.

Untuk angka kesembuhan mingguan, ada 7 dari 10 provinsi yang memiliki persentase kesembuhan di atas 70%. Provinsi yang memiliki angka kesembuhan tertinggi adalah Jawa Timur sebesar 88,53%.

"Dari segi zona risiko, kabupaten zona merah di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan pada pekan ini seluruhnya sudah berpindah menjadi zona oranye," kata Wiku.

"Ini artinya tidak ada lagi zona merah di Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Ini adalah prestasi yang luar biasa dari dua provinsi ini," kata Wiku.

Dia berpesan kepada provinsi yang masih mengalami kenaikan kasus positif dan kematian mingguan, serta kesembuhan di bawah 70%, untuk meningkatkan penanganan COVID-19 di wilayah masing-masing. Caranya dengan meningkatkan jumlah pemeriksaan mingguan, meningkatkan kapasitas tracing, dan meningkatkan pelayanan kepada pasien COVID-19.

"Kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol COVID-19 adalah modal kita bersama untuk betul-betul dapat menekan angka penularan," kata Wiku.

Wiku juga membeberkan data perbandingan penanganan virus Corona (COVID-19) di Indonesia dengan negara di dunia. Indonesia menempati peringkat yang cukup baik dalam penanganan Corona.

Wiku awalnya menjelaskan Indonesia menduduki peringkat 137 dari 216 negara dalam hal jumlah kasus Corona sebesar 1.120 per 1 juta penduduk.

"Indonesia saat ini menduduki peringkat 137 dari 216 negara dengan jumlah kasus sebesar 1.120 per 1 juta penduduk. Ini adalah peringkat yang cukup baik, artinya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, jumlah kasus di Indonesia masih lebih sedikit dari 78 negara lainnya di dunia," kata Wiku.

Wiku kemudian menjelaskan jumlah kematian Corona Indonesia 41 per juta penduduk. Hal ini dinilai cukup baik dan Indonesia menduduki peringkat 102 dari 216 negara. "Selanjutnya, Indonesia menduduki peringkat 102 dari 216 negara dengan jumlah kematian 41 per 1 juta penduduk. Meskipun ini peringkat yang cukup baik, namun 1 kematian saja itu bernilai nyawa, jangan menganggap enteng kematian, dan harus betul-betul kita tekan hingga tidak ada lagi kematian akibat COVID-19 di Indonesia," ujar Wiku.

Sedangkan kasus sembuh, Indonesia menempati peringkat 19 dengan total kesembuhan lebih dari 232 ribu lebih orang. Wiku mengingatkan jangan berpuas diri dengan peringkat yang cukup baik ini. "Untuk kasus sembuh, Indonesia menduduki peringkat 19 dari 216 negara dengan total kesembuhan mencapai 232.593 orang. Kesembuhan ini harus kita tingkatkan, jangan berpuas diri dengan peringkat yang baik," ucapnya.

Selain itu, Wiku juga mengatakan pada awal Oktober ini, pemeriksaan Corona di Indonesia mencapai 70 persen lebih. Hal itu masih cukup jauh dari target WHO yang perlu dikejar. "Jika dilihat dari pemeriksaan di Indonesia, pada pekan pertama bulan Oktober ini Indonesia telah mencapai 70,13% dari target WHO, kita harus kejar terus, sehingga benar-benar dapat mencapai 100% target dari WHO yakni 267 ribu orang yang dites per minggu," imbuhnya.

KEJAR TARGET

Pemeriksaan spesimen corona di Indonesia pada pekan pertama bulan Oktober mencapai 70,13 persen dari target WHO. Satgas COVID-19 meminta agar seluruh pihak terus mengejar target sesuai yang ditentukan WHO yakni 267 ribu orang per minggu.

"Jika dilihat dari jumlah pemeriksaan di Indonesia pada pekan pertama bulan Oktober ini, Indonesia telah mencapai 70,13 persen dari target WHO, kita harus kejar terus sehingga benar-benar dapat mencapai 100 persen target dari WHO, yakni 267 ribu orang yang dites per Minggu," kata Wiku Adisasmito.

Wiku menyebut angka positivity rate di Indonesia masih tiga kali lipat dari standar WHO. Wiku mengatakan angka ini masih cukup besar dan diharapkan agar seluruh provinsi dapat menekan tingkat penularan tersebut. "Hal yang menjadi tantangan adalah positivity rate atau tingkat positif, di bulan September positvity rate di Indonesia mencapai 16.11 persen atau tiga kali lebih besar dari standar yang ditetapkan WHO yaitu 5 persen," ujarnya.

"Angka ini sangat besar dan harus segera ditekan dan dikoreksi perbanyak lalukan testing dan disiplin protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan dan positivity rate bisa menurun," lanjut Wiku.

Wiku mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di setiap kegiatan. Segera memeriksa jika merasakan gejala COVID-19. "Kami ingatkan masyarakat harus tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan di setiap kegiatan, segera melakukan pemeriksaan apabila mengalami gejala covid, pemerintah juga akan terus memastikan pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai standar bagi para pasien covid yang dirawat, dengan treatment pengobatan yang baik maka angka kesembuhan dapat ditingkatkan," tuturnya.

KLASTER CORONA PENGUNGSIAN

Sejumlah daerah di Indonesia mulai diguyur hujan, terlebih ada faktor La Nina yang bisa meningkatkan intensitas curah air dan berpotensi menimbulkan banjir. Satgas COVID-19 meminta pemerintah daerah mengantisipasi klaster Corona pengungsian bagi masyarakat yang terdampak.

"Beberapa daerah di Indonesia sudah memasuki musim penghujan yang diprediksi akan berlangsung selama 6 bulan, musim penghujan ini terjadi karena adanya La Nina, yang berdampak pada curah hujan dengan intensitas cukup tinggi, yaitu 40 persen lebih besar dan berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir. Pemda perlu mengantisipasi dampak banjir kepada warganya yang berada di lokasi pengungsian," kata Wiku Adisasmito.

Antisipasi ini, kata Wiku, terutama terkait penerapan protokol kesehatan. Wiku menjelaskan banyaknya warga mengungsi dapat menimbulkan klaster baru.

"Khususnya terkait dengan sulitnya menjalankan protokol kesehatan dengan banyaknya pengungsi yang kemungkinan berada di lokasi pengungsian maka terdapat potensi besar lokasi ini berkembang menjadi sebuah klaster baru apabila tidak diantisipasi sejak sekarang," ujarnya.

Meski begitu, kedisiplinan warga dalam hal ini juga sangat penting agar tak menimbulkan klaster pengungsian. Dia meminta masyarakat yang nantinya mengungsi selalu mematuhi protokol kesehatan serta menjaga kebersihan lokasi.

BERTAMBAH

Sementara itu, Pemerintah mengumumkan ada penambahan 4.056 kasus positif Corona kemarin. Jadi total kasus COVID-19 hingga saat ini menjadi 311.176.

Kasus penambahan terbanyak terjadi di Provinsi DKI Jakarta yang bertambah 1.107 dengan total kasus menjadi 80.979. Tertinggi kedua adalah Jawa Barat, yang mengalami kenaikan 508 kasus, sehingga totalnya sampai saat ini menjadi 24.910.

Kemudian disusul Jawa Tengah dengan penambahan 400 kasus. Total kasus di Jawa Tengah sampai saat ini menjadi 24.529.

Kasus sembuh Corona kemarin dilaporkan sebanyak 3.844 pasien. Jadi total ada 236.437 pasien yang telah sembuh. Sedangkan pasien meninggal karena Corona bertambah 121, sehingga totalnya menjadi 11.374 dan ada 140.305 kasus suspek Corona yang diperiksa.

Sedangkan spesimen yang diperiksa ada 36 ribu spesimen.

Dilihat dari data tim Humas BNPB, Selasa (6/10), ada 36.342 spesimen terkait Corona yang diperiksa kemarin. Jadi total spesimen Corona yang diperiksa berjumlah 3.551.507.

Dari 36.342 spesimen yang diperiksa, terdapat 4.056 tambahan kasus Corona sehingga total kasus berjumlah 311.176.

LUAR NEGERI

Sementara itu, kasus warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri yang terpapar virus COVID-19 bertambah. Ada 1.602 WNI yang positif COVID-19 di luar negeri, kemarin.

Informasi mengenai penambahan kasus WNI positif Corona ini disampaikan Kemlu melalui akun Twitter resminya, @Kemlu_RI. "Total WNI terkonfirmasi di luar negeri adalah 1.602: 1141 sembuh, 147 meninggal & 314 dalam perawatan," tulis akun resmi Kemlu.

Tercatat, ada penambahan 47 WNI di luar negeri yang terpapar COVID-19. Adapun rinciannya, 2 WNI di Inggris dan 45 WNI Arab Saudi. Selain itu, ada 2 WNI yang dinyatakan sembuh di Korea Selatan dan 25 WNI meninggal di Arab Saudi.

"Tambahan WNI terkonfirmasi di Inggris dan Arab Saudi, sembuh di Korea Selatan, serta meninggal di Arab Saudi," lanjut Kemlu. (detikcom/a)

Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com