Bethlehem (SIB)
Pariwisata Natal dibuka kembali di Gereja Kelahiran Yesus, kota Bethlehem, kota Tepi Barat setelah dua tahun mengalami pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Dikenal dalam tradisi Kristen sebagai tempat kelahiran Kristus, kota Bethlehem menyambut ribuan peziarah dan turis untuk Natal setiap tahun.
Suasana Natal di kota tersebut dihiasi pohon cemara raksasa, balon warna warni di jalanan dan selfie di Gereja Kelahiran Yesus.
Patriark Latin Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, menyambut para jemaah setibanya di kota itu, sebelum memimpin prosesi malam Natal tahunan di Gereja Kelahiran Yesus.
"Natal adalah perayaan kota, dan kami mencurahkan banyak waktu dan upaya untuk mempersiapkannya," kata Wali Kota Bethlehem Hanna Hanania dilansir AFP, Minggu (25/12).
"Kami ingin memiliki partisipasi internasional, dan menyelenggarakan lagu dan pertunjukan anak-anak dengan penyanyi dari Prancis, Afrika Selatan, dan Malta," tambahnya.
Adapun para turis berkumpul di jalanan, toko, dan bangunan batu di kota Palestina, tempat umat Kristen dan Muslim hidup berdampingan.
"Sungguh luar biasa berada di sini," kata Paul Wittenberger, seorang warga Amerika (40), dari Michigan yang mengunjungi ayah dan saudara kandungnya.
Sementara itu warga Kanada dari Vancouver, John Hughes (22) mengatakan 'nongkrong' di Bethlehem saja sudah berarti.
"Ini kota yang sangat keren, ujarnya. Ia menilai tempat kelahiran Kristus adalah tempat penting terutama pada hari Natal.
Sementara itu, seorang warga bernama Michael al-Siriani, yang memiliki bengkel tembikar dan keramik, senang melihat turis berbondong-bondong kembali ke kota setelah dua tahun yang sulit, yang telah melihat hotel-hotel lokal berdiri kosong.
"Keadaan jauh lebih baik sekarang setelah pandemi virus corona," katanya. "Selain itu, turis sudah mulai tidur di kota lagi."
Otoritas Palestina, Menteri Pariwisata Palestina, Rola Maayah mengatakan pihaknya baru menerima peziarah dan turis dari seluruh dunia sejak awal tahun 2022.
"Sejak awal tahun ini, khususnya sejak Maret, kami mulai menerima peziarah dan turis dari seluruh dunia," kata Menteri Pariwisata Palestina Rola Maayah kepada AFP.
"Hingga saat ini, kami telah menerima sekira 700.000 wisatawan dari seluruh dunia," katanya.
Pada hari Sabtu, para peziarah berdoa dengan khusyuk di Gereja Kelahiran Yesus sementara yang lain berswafoto dengan mengenakan topi Sinterklas merah putih.
Akhiri Perang
Sementara itu, Paus Fransiskus menyampaikan pesannya dalam perayaan Natal yang ia sampaikan dan disiarkan ke seluruh dunia, Minggu (25/12). Dalam pesannya, Paus Fransiskus menyerukan agar perang 'tidak masuk akal' di Ukraina segera berakhir.
Pesan perdamaian itu disampaikan pemimpin gereja Katolik dunia itu di depan ribuan orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Seperti dilansir dari AFP, Senin (26/12) beberapa dari mereka yang hadir di lapangan itu tampak memegang bendera Ukraina.
"Saudara dan saudari Ukraina kami yang merayakan Natal ini dalam kegelapan dan dingin, jauh dari rumah mereka," kata Paus.
"Semoga Tuhan mengilhami kita untuk menawarkan gerakan solidaritas yang nyata untuk membantu semua orang yang menderita, dan semoga dia mencerahkan pikiran mereka yang memiliki kekuatan untuk membungkam gemuruh senjata dan segera mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini!" imbuhnya.
Paus telah menyerukan perdamaian di Ukraina sejak Rusia menginvasi negara tetangganya itu pada Februari lalu.
Namun seruan itu menuai kritik sebab dia mempertahankan dialog yang rumit dengan Moskow--pusat pemerintahan Rusia.
Sejumlah kalangan menilai Paus tidak secara eksplisit menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas perang dengan Ukraina. Dalam suatu wawancara majalah yang terbit bulan lalu, kecaman Paus asal Argentina itu memicu protes resmi dari Rusia.
Pada Natal 2022 ini, Paus juga menyerukan mereka yang merayakan Natal untuk mengingat mereka yang kelaparan.
Sementara makanan dalam jumlah besar setiap hari terbuang percuma dan sumber daya dihabiskan untuk senjata.
"Pada hari ini, mari kita belajar dari Raja Damai (Kristus) dan, dimulai dari mereka yang memegang tanggung jawab politik, berkomitmen untuk membuat makanan semata-mata sebagai alat perdamaian," ucap Paus.
Seruan damai menjadi fokus pesan Paus pada Natal 2022 ini. Paus turut menyebut beberapa negara lain yang umat Kristiani-nya merayakan Natal dalam kondisi sulit karena konflik atau krisis lain. Dia juga menyebut Afghanistan,Yaman, Suriah, Myanmar, konflik Israel-Palestina, Libanon, dan Haiti.