Seorang Remaja Tembaki Murid SD di Texas, 21 Tewas

* Presiden Joe Biden Serukan Pembatasan Senjata Api di AS

356 view
Seorang Remaja Tembaki Murid SD di Texas, 21 Tewas
(Foto: Rtr)
EVAKUASI SISWA: Petugas keamanan mengevakuasi sejumlah siswa setelah aksi penembakan yang dilakukan seorang pria berusia 18 tahun di sekolah Robb Elementary School, Uvalde, Texas, Selasa (24/5) waktu setempat. 

Texas (SIB)

Seorang remaja melepaskan tembakan di sekolah dasar (SD) kawasan Texas, Amerika Serikat. Sebanyak 21 orang tewas akibat aksi pria berusia 18 tahun tersebut. Penembakan itu terjadi, Selasa (24/5) siang waktu setempat di sekolah Robb Elementary School kawasan Uvalde, Texas, dekat perbatasan Meksiko.


Pelaku yang juga tewas ditembak aparat keamanan Texas, diidentifikasi bernama Salvador Ramos. Seperti dilansir ABC News, pelaku dilaporkan menabrakkan mobilnya di luar SD Robb dan masuk ke dalam sambil menenteng senjata api, termasuk senapan.


Gubernur Texas, Greg Abbot, menyatakan pelaku menembak neneknya terlebih dahulu. Setelah itu, pelaku bergerak ke Robb Elementary School siang hari.


Sesampainya di lokasi, pelaku meninggalkan kendaraannya begitu saja. Kemudian, pelaku melakukan aksi penembakan di sekolah tersebut. "Dia menembak dan terbunuh secara mengerikan dan sukar dimengerti," kata Gubernur Greg Abbot, seperti dilansir dari AFP, Kamis (26/9).


Otoritas setempat belum mengungkapkan motif di balik penembakan massal ini. Tidak diketahui secara jelas mengapa pelaku memilih untuk melakukan aksi brutalnya di SD Robb yang terletak di kawasan Uvalde, yang banyak ditinggali warga keturunan Latin dan berjarak hanya 1 jam dari perbatasan Meksiko.


Abbott dalam pernyataannya mengungkapkan pelaku merupakan warga negara AS dan penduduk lokal dari komunitas berjarak 135 kilometer sebelah barat San Antonio itu. Disebutkan juga bahwa pelaku merupakan siswa di Sekolah Menengah Uvalde.


Pelaku sempat membagikan rencana penembakan massal itu di akun Facebooknya 15 menit sebelum beraksi. "Postingan pertama adalah, dia berkata 'Saya akan menembak nenek saya,'" kata Abbott, Kamis (26/5). "Postingan kedua adalah 'Saya menembak nenek saya.' Postingan ketiga, mungkin kurang dari 15 menit sebelum sampai di sekolah adalah 'Aku mau syuting SD'" terang Abbott.


Abbott menjelaskan detik-detik penembakan massal itu terjadi. "Petugas menyerang pria bersenjata itu pada saat itu. Pria bersenjata itu kemudian memasuki pintu belakang dan menuruni dua lorong pendek, dan kemudian masuk ke ruang kelas di sisi kiri, lalu terjadi penembakan massal," pungkasnya.


Facebook buka suara soal postingan pelaku. Facebook mengatakan, postingan tersebut adalah pesan teks pribadi yang ditemukan setelah tragedi mengerikan itu terjadi. "Kami bekerja sama erat dengan penegak hukum dalam penyelidikan yang sedang berlangsung," kata juru bicara perusahaan induk Facebook, Meta, Andy Stone.


Menurut laporan AFP, sekolah itu memiliki murid lebih dari 500 orang, sebagian Hispanik, dan siswa yang kurang beruntung secara ekonomi dari kelas dua hingga kelas empat. Selain anak-anak sekolah, tiga orang dewasa juga menjadi korban tewas.


Harus Bertindak

Sementara itu, presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedih dan marah atas penembakan mematikan di Sekolah Dasar (SD) di Texas. Biden pun menyerukan pembatasan senjata api terbaru di negaranya. "Kita harus segera bertindak," tegas Biden dalam pidatonya menanggapi penembakan brutal di Texas, seperti dilansir dari Associated Press, Kamis (26/5).


Seruan itu disampaikan Biden setelah AS bertahun-tahun gagal meloloskan aturan hukum baru yang membatasi kepemilikan senjata api. "Kapan atas nama Tuhan kita akan melawan lobi senjata?" tanya Biden dalam pidato di Gedung Putih, usai kembali dari kunjungan kerja selama lima hari ke kawasan Asia Timur.


Dengan Ibu Negara Jill Biden berdiri di sebelahnya di Roosevelt Room Gedung Putih, Biden menegaskan bahwa: "Sudah waktunya kita mengubah rasa sakit menjadi tindakan."


"Kehilangan seorang anak seperti sepotong jiwa Anda direnggut. Ada kehampaan dalam dada Anda. Anda merasa seperti tersedot ke dalamnya dan tidak akan pernah bisa keluar," sebut Biden dalam pidatonya.


Dua hari sebelum Biden berangkat ke Asia, dia bertemu keluarga korban penembakan brutal di Buffalo, New York, di mana 10 orang yang semuanya warga kulit hitam tewas di tangan pelaku yang memiliki motif kebencian.


Tragedi yang berturut-turut menjadi pengingat serius soal frekuensi dan kebrutalan ‘wabah’ kekerasan bersenjata di wilayah AS. "Penembakan massal semacam ini jarang terjadi di tempat lainnya di dunia ini. Kenapa?" ucap Biden.


Tidak diketahui secara jelas apakah tragedi terbaru ini akan mampu mengubah dinamika politik yang menyelimuti polemik aturan kepemilikan senjata api di AS setelah begitu banyak tragedi lainnya.


Rentetan Tragedi

Penembakan massal di sekolah tercatat sudah terjadi belasan kali dalam beberapa tahun terakhir di wilayah Amerika Serikat (AS). Seperti dilansir Associated Press, Rabu (25/5), merunut ke belakang hingga tahun 1999, korban tewas dalam penembakan massal di sekolah-sekolah AS tercatat mencapai 10 orang atau lebih. Sebelum tahun 1999, jumlah korban tewas cenderung mencapai angka satu digit.


ABC News menyebut penembakan massal di Sekolah Dasar (SD) Robb di Uvalde, Texas, pada Selasa (24/5) waktu setempat tercatat sebagai penembakan paling mematikan di sekolah dasar di AS, sejak penembakan brutal di SD Sandy Hook, di Newton, Connecticut, nyaris satu dekade lalu yang menewaskan 26 orang. Berikut rentetan tragedi penembakan massal yang terjadi di sekolah-sekolah AS beberapa tahun terakhir:


- Sekolah Dasar Robb, Mei 2022

Seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun melepas tembakan di dalam Sekolah Dasar Robb yang terletak di Uvalde, Texas, pada Selasa (24/5) waktu setempat. Otoritas setempat menyebut penembakan ini menewaskan 19 anak-anak dan dua orang dewasa. Pelaku tewas ditembak oleh aparat penegak hukum di lokasi.


- Sekolah Menengah Santa Fe, Mei 2018

Seorang remaja berusia 17 tahun menembaki orang-orang di dalam Sekolah Menengah Santa Fe yang terletak di area Houston, Texas. Pelaku penembakan kemudian didakwa atas pembunuhan.


- Sekolah Menengah Marjory Stoneman Douglas, Februari 2018

Satu serangan penembakan menewaskan 14 siswa dan tiga staf di Sekolah Menengah Marjory Stoneman Douglas yang terletak di Parkland, Florida. Banyak orang lainnya mengalami luka-luka dalam penembakan ini. Pelaku penembakan yang berusia 20 tahun telah didakwa atas pembunuhan.


- Umpqua Community College, Oktober 2015

Seorang pria menembak mati sembilan orang di dalam Umpqua Community College yang terletak di Roseburg, Oregon.


Sembilan orang lainnya mengalami luka-luka dalam penembakan fatal ini. Pelaku penembakan kemudian mengakhiri nyawanya sendiri.


- Sekolah Dasar Sandy Hook, Desember 2012

Seorang pemuda berusia 19 tahun menembak mati ibundanya di rumah mereka di Newtown, Connecticut, sebelum mendatangi Sekolah Dasar Sandy Hook dan melakukan penembakan brutal di sana. Sedikitnya 20 siswa kelas satu tewas dalam penembakan itu, bersama enam staf dan guru mereka. Pelaku penembakan kemudian menghabisi nyawa sendiri.


- Virginia Tech, April 2007

Seorang mahasiswa berusia 23 tahun menewaskan 32 orang dalam penembakan massal di kampus Virginia Tech di Blacksburg, Virginia, pada April 2007. Lebih dari dua lusin orang lainnya mengalami luka-luka dalam penembakan ini.


Pelaku penembakan lantas mengakhiri nyawanya sendiri.


- Sekolah Menengah Red Lake, Maret 2005

Seorang siswa berusia 16 tahun membunuh ayahnya dan pendamping ayahnya di rumah mereka di Minnesota. Pelaku kemudian mendatangi Sekolah Menengah Red Lake dan melakukan penembakan hingga menewaskan lima siswa, seorang guru dan seorang petugas keamanan sebelum menembak dirinya sendiri.


- Sekolah Menengah Columbine, April 1999

Dua siswa melakukan penembakan brutal dan menewaskan 12 siswa beserta seorang guru di Sekolah Menengah Columbine yang terletak di Littleton, Colorado. Banyak orang lainnya mengalami luka-luka dalam penembakan ini, sementara kedua pelaku menghabisi nyawa mereka sendiri. (AFP/ABCNews/detikcom/CNNI/c)


Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com