Survei Capres 2024 LSI Denny JA: Prabowo Nomor 1, Ganjar Vs Anies Ketat

*Jika Puan Capres 2024, PDIP Berpotensi Kalah

385 view
Survei Capres 2024 LSI Denny JA: Prabowo Nomor 1, Ganjar Vs Anies Ketat
(dok. detikcom)
Prabowo-Ganjar-Anies 

Jakarta (SIB)

Lembaga survei LSI Denny JA merilis survei soal elektabilitas calon presiden (capres) pada 2024. Nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan menempati tiga besar capres 2024.


Rilis survei elektabilitas capres 2024 ini dilakukan secara virtual, Kamis (17/6). Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, memaparkan hasil survei capres 2024 ini.


Metode dalam survei ini menggunakan multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesoner.


Margin of error dalam survei ini sebesar 2,9 persen dengan waktu survei selama 27 Mei hingga 4 Juni 2021 di 34 provinsi. Responden diberi pertanyaan: Bila pemilihan presiden diadakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara 9 nama-nama berikut?


Hasilnya adalah:


Prabowo Subianto: 23,5%,

Ganjar Pranowo: 15,5%, Anies Baswedan: 13,8%,Sandiaga Uno: 7,6%, Airlangga Hartarto: 5,3%, Agus Harimurti Yudhoyono: 3,8%, Puan Maharani: 2%, Moeldoko: 0,1% dan Tidak tahu/tidak jawab: 26,5%.


Namun, menurut Adjie, seluruh capres ini belum masuk ke dalam kategori capres premium. Sebab, dari seluruh nama tersebut, belum ada yang mencapai angka 25 persen.


"Dari semua capres, kita simpulkan atau kita nyatakan bahwa belum ada capres premium ya," ujarnya.


3 King-Queen Maker

Lembaga survei LSI Denny JA juga mengungkap ada tiga king dan queen maker pada Pilpres 2024. Ketiga tokoh tersebut adalah Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, dan Airlangga Hartarto.


"Ada tiga king atau queen maker dalam Pilpres 2024. Mengapa ada tiga tokoh ini kita sebut king atau queen 2024? Karena mereka sudah mengantongi minimal 3/4 tiket atau tiket penuh," kata Adjie Alfaraby.


"Tokoh-tokoh itu adalah Megawati Soekarnoputri, kemudian Prabowo Subianto, dan Airlangga Hartarto," imbuhnya.


Megawati merupakan Ketum PDIP, Prabowo Subianto Ketum Gerindra, dan Airlangga Hartarto Ketum Golkar.


Berdasarkan kursi di DPR, PDIP menguasai 128 kursi atau 19,33%, Golkar 85 kursi atau 12,31%, dan Gerindra 78 atau 12,57%. Menurut Adjie, hanya PDIP yang bisa memenuhi syarat 20% kursi, sedangkan Golkar dan Gerindra sudah ada tiga per empat tiket untuk mencalonkan presiden.


"Dengan regulasi itu, maka tiga tokoh ini adalah tiga tokoh yang kita sebut sebagai tiga king atau queen 2024. Jadi Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri, kemudian Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dam ketiga adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto," ujar Adjie.


Menurut Adjie, meski PDIP bisa mencalonkan capres sendiri, tampaknya Megawati tak akan maju di 2024. Mega, menurut Adjie, saat ini berperan sebagai tokoh bangsa.


"Namun demikian, queen maker Megawati Soekarnoputri saat ini kecenderungannya adalah menjadi tokoh bangsa atau Ibu bangsa. Kecil kemungkinan, atau tidak terlihat, intensi dari Ibu Mega untuk maju sebagai capres atau cawapres lagi," ucap Adjie.


Sementara Airlangga, menurut Adjie Golkar memiliki kursi nomor dua di parlemen, sehingga berpeluang besar maju dengan berkoalisi. Airlangga berpotensi menjadi capres atau cawapres di 2024.


"King maker Airlangga Hartarto berpotensi menjadi capres mau pun cawapres," ucapnya.


King maker ketiga adalah Prabowo Subianto, Gerindra dapat berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi syarat pencapresan. Prabowo juga berpeluang besar menjadi capres 2024.


"Prabowo Subianto sebagai king maker, ini kemungkinan hanya berpotensi menjadi capres. Karena istilahnya Prabowo ini sudah naik pangkat dua kali menjadi calon presiden di tahun 2014 dan 2019," imbuhnya.


Berpotensi Kalah

Dalam relisnya, Lembaga survei LSI Denny JA juga mengungkapkan Megawati sebagai queen maker dalam Pilpres 2024. Lantas, bagaimana komplikasinya jika Puan Maharani ditetapkan sebagai capres 2024 dari PDIP?


Adjie Alfaraby, menjelaskan saat ini elektabilitas Puan Maharani berdasarkan survei sebesar 2 persen. Jika ditetapkan sebagai capres PDIP, Puan berpotensi kalah dengan pasangan lain.


"Kalau kemudian PDIP dan Ibu Megawati sebagai queen maker menetapkan Mbak Puan sebagai calon presiden PDIP di 2024, maka risikonya adalah ada potensi capres PDIP akan dikalahkan oleh capres yang lain," kata Adjie.


Namun Puan memiliki tingkat pengenalan atau popularitas cukup tinggi, sebesar 61 persen. Puan memiliki potensi untuk meningkatkan elektabilitasnya.


"Mbak Puan masih punya potensi untuk menaikkan elektabilitasnya, karena popularitasnya masih di angka 61 persen," ujarnya.


Potensi Puan Maharani kalah ini dapat menghilangkan kesempatan PDIP untuk memenangkan pemilu tiga kali berturut-turut. Namun, Adjie menjelaskan, pengecualian jika H-1 tahun Pilpres 2024 elektabilitas Puan menanjak, peluang menang terbuka lebar.


"Namun kami memberikan disclaimer bahwa hal ini bisa berubah kalau H-1 tahun atau menjelang kita bisa hitung kurang lebih bulan-bulan Januari atau Februari 2023, kalau kemudian elektabilitas Puan Maharani di atas 25 persen, kondisinya bisa berubah. Artinya, Mbak Puan punya peluang untuk menjadi capres yang kuat yang diusung PDIP," imbuhnya. (detikcom/c)


Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com