Survei P2G: Hanya 23.9 Persen Ortu yang Tak Setuju Sekolah Tatap Muka Dimulai


270 view
Survei P2G: Hanya 23.9 Persen Ortu yang Tak Setuju Sekolah Tatap Muka Dimulai
(Agung Pambudhy/detikcom)
Ilustrasi 

Jakarta (SIB)

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengungkap 43,9% orang tua setuju dengan pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli saat ini di tengah lonjakan virus Corona (Covid-19). P2G menyebut tingginya animo para orang tua ini karena merasa anaknya sudah jenuh belajar di rumah.


Survei ini dilakukan selama 3 hari dari 5-8 Juli dengan teknik sample random sampling. Ada 8.287 orang tua siswa di 34 provinsi. Orang tua diwawancarai menggunakan teknik kuesioner Google Form yang disebarkan di aplikasi perpesanan.


"Mengenai persetujuan orang tua terhadap dimulainya PTM, tahun ajaran baru Juli 2021, yang setuju dimulainya PTM bulan Juli itu 43,9% hampir setengahnya, 33,2% ragu-ragu, lalu 23,9% tidak setuju," kata Kabid Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri dalam konferensi virtual, Minggu (11/7).


Iman melihat persentase survei itu menunjukkan mayoritas orang tua setuju dimulainya PTM pada Juli. Padahal, kata Iman, angka ini sangat kontras saat kasus Covid-19 yang menjangkiti anak-anak justru melonjak tajam pada akhir-akhir ini.


"Catatan dari kami memang mayoritas orang tua secara tidak langsung setuju terhadap mulainya PTM pada bulai Juli 2021, padahal kita tahu sendiri Covid-19 semakin meningkat tadi sudah disebutkan bahwa banyak pasien Covid anak-anak yang terinfeksi Covid ini di Indonesia termasuk yang paling banyak," ungkapnya.


Iman menjelaskan, para orang tua yang setuju ini dilatarbelakangi karena sang anak telah jenuh dan bosan berada di rumah. Kemudian, para orang tua juga mengeluh karena anaknya lebih sering main game di rumah dibanding belajar.


"Yang setuju ini kan berjumlah 43,9%, apa alasan mereka 41% hampir setengahnya karena anak bosan, 24,7% itu karena anaknya main game terus di rumah, 21,2% karena sinyal internet yang susah di daerahnya di lokasi tersebut, lalu 9,3% itu karena orang tua tidak memiliki kompetensi pengajaran di rumah gitu karena tidak semuanya ada yang menjawab seperti itu, dan yang lainnya menjawab lain," tuturnya.


P2G juga mengumpulkan persentase orang tua yang ragu-ragu dan tidak setuju untuk pembelajaran tatap muka dengan total 56,1 persen. Iman menerangkan orang tua yang tidak setuju pembelajaran tatap muka ini tidak lain karena memang mereka menyadari angka virus Corona ini sedang melonjak tajam di Tanah Air.


"Sekarang kita survei orang tua yang ragu-ragu ataupun tidak setuju, kalau digabung yang ragu-ragu tidak setuju itu 56,1%, tertinggi mereka itu tidak setuju karena kasus Covid semakin meningkat saya kira ini angka yang rasional ya sekitar 74,9%, tapi ini respondennya memiliki lebih dari satu jawaban jadi tidak keseluruhannya 100%," tuturnya.


Selain itu, P2G melihat 21,4% orang tua tidak setuju dan ragu-ragu pembelajaran tatap muka karena anaknya belum sepenuhnya divaksinasi. Para orang tua tidak mau mengambil risiko, apalagi wilayahnya masuk zona merah penyebaran virus Corona.


"Sebanyak 21,4% menjawab bahwa siswa belum tuntas divaksin, vaksinasi, jadi kalau siswanya belum tuntas mereka tidak mau gitu dengan PTM, 17,1% karena sekolahnya itu berada di zona merah lalu 7 persen karena sekolahnya belum memenuhi fasilitas pendukung protokol kesehatan, lalu sebagian kecil di antaranya 2,7% karena merasa bahwa gurunya belum tuntas divaksin," katanya. (detikcom/c)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com