UNESCO Tetapkan Pidato Soekarno di PBB Jadi Memori Dunia

* Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah: Pancasila Diakui Dunia

282 view
UNESCO Tetapkan Pidato Soekarno di PBB Jadi Memori Dunia
Foto: Dok Arsip Nasional
Ir Soekarno

Jakarta (SIB)

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menyambut gembira penetapan pidato Bung Karno di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1960 sebagai Memory of the World (MoW) oleh UNESCO. Penetapan tersebut dilakukan dalam sidang pleno oleh Executive Board UNESCO pada 10-24 Mei 2023.

Pidato Bung Karno di PBB ditetapkan sebagai MoW bersama dengan arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd tahun 1961 dan naskah Hikayat Aceh abad ke-17 M.

Basarah menyampaikan ucapan terima kasih kepada UNESCO atas penetapan tersebut. Menurutnya hal ini sudah semestinya dilakukan, sebab pidato Bung Karno yang berjudul 'To Build the World A New' (Membangun Dunia Kembali) yang disampaikan di PBB pada 30 September 1960 memang merupakan memori dunia.

"Dalam pidato tersebut, Bung Karno mencetuskan manifesto intelektual, politik dan ideologi yang bersifat internasional, bahwa dunia harus dibangun kembali. Pembangunan dunia kembali disebabkan oleh bangkitnya kemerdekaan di negara Asia-Afrika, sebagai perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme," jelas Basarah dalam keterangannya, Jumat (26/5).

Basarah menuturkan ajakan Bung Karno untuk membangun dunia kembali didasarkan pada Pancasila. Menurut Basarah, di forum dunia yang dihadiri para pemimpin dunia itu, Bung Karno mengenalkan dan menawarkan Pancasila sebagai ideologi internasional.

"Kalau kita simak pidato tersebut, kita seperti menyaksikan kembali api Pancasila yang Bung Karno pidatokan di 1 Juni 1945 di sidang BPUPK, di forum internasional," ungkap Basarah.

Basarah memaparkan di pidato tersebut Bung Karno menyampaikan argumentasi kenapa setiap negara perlu mengadopsi Pancasila sebagai ideologi kenegaraannya.

"Bung Karno membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya bersifat nasional keindonesiaan, tetapi universal dan internasional. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah nilai universal, kemanusiaan universal, nasionalisme universal, demokrasi universal dan keadilan sosial universal," papar Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Hubungan Internasional itu.

Khusus nasionalisme, lanjut Basarah, Bung Karno menjelaskan nilai tersebut berlaku universal, sebab nasionalisme dianut oleh semua negara modern.

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com