Warga Kembali Protes, Tolak Wickremesinghe Jadi Presiden Sri Lanka

* Dinilai Masih Kroni Rajapaksa

466 view
Warga Kembali Protes, Tolak Wickremesinghe Jadi Presiden Sri Lanka
(AP Photo/Rafiq Maqbool via wusfnews.wusf.usf.edu
TUNTUT PRESIDEN MUNDUR: Pengunjukrasa meneriakkan slogan-slogan menuntut presiden terpilih Ranil Wickremesinghe mundur saat protes di gedung sekretariat kepresidenan di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (20/7). 

Jakarta (SIB)

Warga Sri Lanka kembali menggelar protes usai Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe, terpilih menjadi presiden baru menggantikan Gotabaya Rajapaksa yang mundur dan lari ke luar negeri, Rabu (20/7).

Mereka menolak Wickremasinghe menjadi presiden Sri Lanka lantaran dinilai masih merupakan kroni Rajapaksa.

"Seperti Anda tahu, parlemen memilih presiden baru hari ini, tapi presiden itu bukan baru bagi kami, itu bukan amanat rakyat," kata salah satu pemimpin demo dari Ketua Federasi Mahasiswa Antar Universitas, Wasantha Mudalige, saat orasi, di Ibu Kota Kolombo.

Mudalige mengaku rakyat telah berhasil menendang Gotabaya Rajapaksa, yang memperoleh 6,9 juta suara, dari kursi presiden. Namun Wickremesinghe mengamankan kursi presiden itu lewat jalur belakang, katanya.

"Ranil bukan presiden kita, mandat rakyat ada di jalanan," kata dia lagi seperti dikutip Al Jazeera.

Ribuan pedemo itu memadati titik GotaGoGama di Kolombo. Lokasi ini dianggap menjadi medan perjuangan rakyat Sri Lanka menuntut perbaikan atas krisis yang mendera dan menuntut rezim Rajapaksa mundur.

Para pedemo juga menuduh Wickremesinghe telah bersekongkol dengan keluarga Rajapaksa untuk mengungguli saingan politiknya.

Mereka juga berteriak bahwa suara mereka lebih valid ketimbang parlemen, yang menggelar pemungutan suara dan memilih Wickremesinghe menjadi presiden.

Dalam pemungutan suara itu, dia memperoleh 134 suara dari 25 anggota parlemen.

"Ranil Wickremesinghe harus tahu bahwa jutaan rakyat yang turun ke jalan jauh lebih banyak dari pada 134 [perolehan suara parlemen]," kata pegiat seni yang ikut aksi, Jagath Manuwarna.

Di Kolombo, banyak warga yang justru juga muram setelah Wickremesinghe diumumkan sebagai pemenang pemilihan presiden.

"Alasan mengapa orang-orang menentang Gota (baya) bukan karena dendam pribadi. Itu karena untuk memprotes cita-cita dan nilai-nilai yang dia pegang," kata Buwanaka Perera, seorang pengunjuk rasa berusia 26 tahun.

"Dan Kami melihat nilai-nilai yang sama, korupsi dan penindasan di Ranil," paparnya seperti dikutip Reuters.

Sri Lanka berada dalam kekacauan usai krisis ekonomi menggulung negara ini.

Harga barang, terutama barang impor, gas LPG dan bahan bakar minyak (BBM) melonjak. Kondisi semakin buruk karena pandemi Covid-19 belum usai.

Di situasi terhimpit itu, warga menggelar protes. Mereka menuduh pemerintah korup dan menuntut Rajapaksa mundur. Ribuan massa yang geram dengan kondisi negara yang memburuk pun akhirnya menggeruduk rumah Rajapaksa, rumah PM, hingga kantor perdana menteri.

Amarah massa itu pun memicu Rajapaksa kabur ke Maladewa sebelum berakhir di Singapura hingga akhirnya menyatakan mengundurkan diri.

Sebagai penjabat presiden, Wickremesinghe turut mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan di parlemen. Padahal, para demonstran sudah mentah-mentah menolaknya mencalonkan diri sebagai presiden.

Para pedemo juga telah lama menuntut Wickremesinghe segera mundur bersama Rajapaksa. Namun, meski sempat berencana mundur, Wickremesinghe tak pernah melakukannya dan malah mencalonkan diri sebagai presiden. (CNNI/c)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com