Serdang Bedagei (SIB)
Kanal YouTube Bulan Simanungkalit viral. Hingga Kamis (14/1), konten berisi lagu rohani tersebut ditonton hampir 100 kali dalam sehari. ‘Naung Salpu Taon Na Buruk i’ misalnya. Kidung dari Buku Ende No 70 tersebut dibawakannya secara solo diiringi pianis, yang penampilannya sangat fokus hingga tak pernah melihat ke kamera. Di sisi kirinya, teronggok gitar akustik, yang dijadikan alat mengiringi lagu lainnya.
Di konten selanjutnya, Bulan membawakan lagu berbeda tapi dari sumber yang sama, ‘Dina Mangolus Sandok Ngoluon’. Lagu dari Buku Ende tersebut pun ditonton berulang tapi tidak sebanyak ‘Naung Salpu Taon Na Buruk i’. “Saya membawakannya untuk memuliakan-Nya. Pandemi Covid-19 kan tidak harus beribadah di gereja karena gereja ada di hati,” ujar Bulan seusai pengukuhan Komunitas Perempuan Peduli Sumatera Utara (KPPSU) tersebut, Sabtu (9/1).
Acara meriah dihadiri puluhan tokoh masyarakat termasuk Ketua Komunikasi Lintas Agama Bunda Indah yang mengindahkan protokol kesehatan (prokes) itu diketuapanitiai Bulan dengan host presenter senior Setia Pandia dan Susi Sinaga. KPPSU dengan Ketua Umum Ihdina Marbun SH SpN MKn, Sekjen Dra Susi Mery Junita Sinaga dan Bendum Merry Amelia Prasetyo.
Konten lain di media sosial Bulan pun viral. Seperti di FB Bulan Qu yang juga berisi lagu-lagu religi dari praktisi kesehatan tersebut.
***
Terlahir 18 Februari 1964 dari pasangan Landun Siringoringo - Sahat Halomoan Simanungkalut, Bulan sebagai boru sasada. Paling bontot dari lima bersaudara. Masa kecil dilalui dengan ketat disiplin, khususnya pendidikan moral religi.
Ibunya yang bidan, menerapkan prokes sesuai eranya. “Waktu kecil, seluruh anak-anaknya dilatih disiplin mandiri. Saya sebagai boru sasada, tapi tidak manja,” kenangnya.
Ny Landun Simanungkalit -Siringoringo ‘melepas’ anak dan borunya mengurus keperluan sekolah masing-masing. “Waktu itu ibu saya mendampingi anak pertamanya, yakni abang saya, sekolah ke Jakarta,” kenangnya.
Tinggal di rumah bersama ayah dan abang-abangnya, Bulan justru berprofesi sebagai ‘ibu’. Meski berat tapi ia menikmati hasil didikan tersebut karena sampai sekarang anggota inti keluarga, termasuk kerabat, memosisikannya sebagai ibu. Tempat berkonsultasi. Curhat segala persoalan dan Bulan pasti memberi solusi. Mulai soal kasih-sayang maupun finansial.
Tugas ‘sampingan’ sebagai ibu tak menghalanginya meraih cita-cita. Ia menyelesaikan studi sebagai dokter kesehatan hingga sampai pasca sarjana. Kesupelannya membuatnya memiliki jaringan dari level terendah hingga tertinggi. “Orangtua saya memang menekankan, harus berkawan dengan siapa saja. Jika dapat, jadi saluran berkat. Berat tapi itulah yang sekarang saya coba jalankan,” kenangnya.
Apa yang didapat di masa tinggal bersama orangtua, kini diterapkannya pada buah hatinya yakni Putri MDW, Kevin SH, Claudya IR. Konon, yang mengiringinya berkidung mengisi konten YouTube adalah putranya.
Selain memuliakan-Nya, Bulan Simanungkalit melestarikan warisan leluhurnya. “Berkidung memuliakan-Nya adalah ibadah. Sama seperti melestarikan warisan leluhur, menggunakan bahasa ibu, bagian dari idealisme,” jelasnya.
Kesibukan lain sebagai bentuk penghormatan pada ibunya, Bulan memromosikan Landun Coffee. Merk tersebut mencuplik nama ibunya karena ketika muda perempuan yang melahirkannya itulah yang mengurus pepohonan kopi di kebun mini di daerah Sipahutar. “Landun Coffee tanaman khas dari kebun orangtua di Tapanuli Utara. Cita rasa yang disajikan, melalui proses olah yang disesuaikan dengan famous publik,” ceritanya.
Kopi tersebut diolah dan diraciknya hingga memiliki cita rasa istimewa. Sesuai selera milenial. (T/R10/a)