Komnas HAM: Kegiatan Berkumpul HAM tapi Keselamatan Diutamakan

* Sanksi Warga yang Berkumpul saat Wabah Corona

954 view
Komnas HAM: Kegiatan Berkumpul HAM tapi Keselamatan Diutamakan
cnnindonesia.com
Ketua Komnas Hak Asasi Manusia (HAM), Ahmad Taufan Damanik

Jakarta (SIB)

Ketua Komnas Hak Asasi Manusia (HAM), Ahmad Taufan Damanik meminta pemerintah bersikap tegas kepada masyarakat yang 'bandel' tak mengindahkan imbauan pemerintah agar berdiam diri di rumah saat masa darurat penanganan virus corona Covid-19.

Hal ini disampaikan Taufan usai bertemu Ketua Gugus Tugas Covid-19 Letnan Jenderal Doni Monardo, di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (21/3) lalu.

"Memberikan katakan lah satu sanksi yang lebih tegas kepada warga masyarakat siapapun di republik Indonesia yang tidak mengindahkan ketentuan," kata Taufan, dalam rekaman video yang diterima.

Ia menyebut sanksi tegas ini dapat diberikan kepada siapa saja yang masih melakukan kegiatan berkumpul. Sekalipun kegiatan berkumpul tersebut bagian dari kegiatan keagamaan

"Misalnya sebagai contoh untuk tidak berkumpul dalam jumlah yang banyak. Meskipun itu terkait dengan ibadah agama," kata Taufan.

Taufan menyadari, kegiatan berkumpul merupakan hak asasi manusia (HAM). Namun, dalam kondisi wabah virus ini masalah kesehatan yang diutamakan.

"Kesehatan masyarakat yang lebih luas. Kesehatan publik, keselamatan publik menjadi acuan yang lebih utama dibandingkan kebebasan untuk kemerdekaan yang kita miliki," ujarnya.

Tak hanya Taufan, Menko Polhukam Mahfud MD juga meminta aparat keamanan menindak warga yang masih keluyuran atau kumpul-kumpul, dalam mencegah penyebaran virus corona.

"Aparat harus bertindak tegas terhadap mereka yang masih membuat pengumpulan atau kerumunan orang," kata Mahfud.

Pemerintah telah menetapkan status darurat virus corona sampai 26 Mei. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat untuk tidak beraktivitas ke luar rumah. Ia mengajak masyarakat belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.

Sampai hari ini, pasien positif corona secara kumulatif mencapai 450 orang. Dari jumlah itu, 38 pasien meninggal dunia dan 20 pasien dinyatakan sembuh. Pemerintah mengklaim terus menekan penyebaran virus yang sudah menyebar ke 17 provinsi itu.(CNNI//BR1/c)