Awas! Ini Bahaya Hipertensi Saat Hamil


363 view
Awas! Ini Bahaya Hipertensi Saat Hamil
Foto Istimewa
Hipertensi Gestasional pada Ibu Hamil

Hipertensi saat sedang hamil menjadi salah satu risiko yang perlu diwaspadai. Sebab, hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal, serta neonatal.

Hipertensi dalam kehamilan diketahui dapat menyebabkan morbiditas ibu yang menjadi risiko jangka pendek. Sedangkan hipertensi kronis dan peningkatan kardiovaskular seumur hidup menjadi konsekuensi jangka panjang.

Kasus lahir mati pada bayi tanpa kelainan bawaan kebanyakan terjadi pada wanita pengidap preeklamsia. Sebanyak 8-10 persen dari semua kelahiran prematur pun disebabkan oleh gangguan hipertensi.

Hipertensi dalam kehamilan diklasifikasikan berdasarkan komplikasi dan periode kehamilan serta penyebabnya. Pada hipertensi kronis, biasanya terjadi sebelum kehamilan atau saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu.

Menurut para ahli, wanita dengan hipertensi kronis berisiko melahirkan bayi dengan kelainan jantung. Hipertensi memang menjadi masalah medis yang umum ditemui selama kehamilan dan tiga dari setiap 100 kehamilan mengalami komplikasi.

"Seorang wanita dikatakan menderita hipertensi kronis ketika tekanan darahnya melebihi 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau usia kehamilan 20 minggu. Anak-anak yang lahir untuk wanita hipertensi berada pada 50 persen peningkatan risiko malformasi kongenital," ujar Dr Manoj Kumar, Associate Director dan Head of Cardiac Cath Lab di Max Hospital.

Lalu, hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko hipertensi saat hamil?

1.Waspadai Hipertensi dalam Kehamilan

Kesadaran akan risiko hipertensi dalam kehamilan memang perlu ditingkatkan. Apalagi, diketahui efek dari hipertensi ini sangatlah berisiko sehingga diperlukan pencegahan yang benar dan tepat waktu, seperti dikutip dari laman Physiopedia.

"Kondisi umum yang memengaruhi 20 hingga 25 persen wanita hamil dengan riwayat hipertensi kronis ialah preeklamsia, suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi yang konstan dan sejumlah besar protein dalam urine. Sangat penting untuk menjaga tekanan darah pasien tersebut sehingga dapat dikendalikan untuk menghindari komplikasi dalam kehamilan," kata Dr Amar Singhal, Head of Cardiology di Action Heart Institute.

Meski berisiko dalam kehamilan, tekanan darah tinggi sebagian besar dapat dicegah melalui penerapan modifikasi gaya hidup pada tahap awal.

Karenanya, Bunda yang menderita hipertensi sangat disarankan untuk menjaga pola makan sehat yang terdiri dari buah serta sayuran segar. Hal ini untuk menurunkan asupan makanan olahan dan kemasan yang kaya natrium dan lemak trans, serta rendah kalium maupun kalsium yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Bunda juga perlu menggunakan rempah-rempah dan campuran bumbu bebas garam. Kurangi pula penggunaan saus komersial, saus tomat, mayones, dan lainnya. Serta, mengelola tekanan mental melalui yoga, meditasi, dan teknik relaksasi lain yang nyaman bagi Bunda.

Selain itu, Bunda yang mengalami hipertensi dalam kehamilan secara kronis juga perlu skrining selama dan setelah melahirkan untuk mencegah cacat bawaan pada keturunannya. (dth/d)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Hariansib edisi cetak
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com