Kunjungan Jokowi Momen Kejayaan Pelabuhan Sibolga Bangkit Kembali

* Catatan: Marlon Pasaribu SE, Wartawan SIB di Sibolga

8.471 view
Kunjungan Jokowi Momen Kejayaan Pelabuhan Sibolga Bangkit Kembali
Pelabuhan Sibolga yang terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera merupakan pelabuhan laut kelas III berdasarkan SK Direksi Perusahaan Umum Pelabuhan I No. 07.09/6/6/PPI-89 tanggal 21 Nopember 1989. Letak geografis pelabuhan ini kurang lebih 360 Km dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara di Kota Medan berada di titik 01 derajat 43' 48" Lintang Utara dan 98 derajat 46' 04" Bujur Timur, memiliki kedalaman laut yang memadai untuk disinggahi kapal-kapal besar. Pengelolaan pelabuhan tersebut saat ini dipimpin General Manager Pelindo I (Persero) Cabang Sibolga Ricard Siahaan.

Konon, kapal - kapal dari manca negara dahulunya banyak datang dan singgah dengan berbagai keperluan mulai dari jual - beli bahan rempah-rempah, misi kemanusiaan hingga penyebaran agama oleh para misionaris dan ulama ke daratan Asia.

Hilir - mudik kapal pun dirasakan benar-benar sangat padat hingga mampu memicu pertumbuhan satu daerah yakni Kota Sibolga termasuk mengerakkan roda ekonomi masyarakat di daerah hinterland.

Seiring waktu, operasional pelabuhan yang padat tadi mulai redup ditandai dengan berkurangnya jumlah kunjungan kapal yang singgah dikarenakan beberapa faktor mulai dari isu politik, tekanan hingga kebijakan yang mengalihkan lajur pelayaran ke Pantai Timur.

Investasi yang ditanam pun mulai dirasa menurun, hingga beberapa kepemimpinan keadaan ini terus berlanjut dan terkesan dibiarkan bahkan sampai pada kondisi pendapatan minus.

Alhasil pihak pengelola PT Pelindo I (Persero) memberlakukan subsidi silang dari pendapatan pelabuhan - pelabuhan lain untuk mempertahankan agar operasinal Pelabuhan Sibolga tetap berjalan.

Pada tahun ini, "angin segar" sepertinya mulai berhembus ke arah Pelabuhan Sibolga seiring dengan kunjungan Presiden RI Jokowi, Sabtu (20/8) yang diharapkan jadi momen kejayaan Pelabuhan Sibolga bangkit kembali.

"Pengembangan Pelabuhan Sibolga masih sangat dimungkinkan," kata Jokowi seraya mengajak kabupaten/kota hinterland di kawasan Pantai Barat untuk membangkitkan kembali masa-masa kejayaan pelabuhan ini.

Menurutnya, pelabuhan sebagai salah satu sarana transportasi menjadi program prioritas pemerintah saat ini karena memiliki manfaat yang besar untuk mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa melalui laut.

"Saya target program pengembangan Pelabuhan Sibolga ini selesai akhir 2017 mendatang," katanya.

Ungkapan Jokowi tersebut harus benar-benar menjadi motivasi khususnya bagi PT Pelindo I (Persero) untuk "kejar bola" dengan melobi daerah hinterland agar mau menggunakan jasa Pelabuhan Sibolga.

Karena selama ini komoditi unggulan seperti karet, kelapa, sawit, ikan dan coklat di kirim ke luar daerah melalui jalan darat, maka perlu dilobi (baca: pihak Pemda dan swasta di daerah hinterland) agar pengirimannya melalui Pelabuhan Sibolga dengan pertimbangan bisa menekan ongkos kirim sehingga harga barang - barang pun bisa menjadi lebih murah.

Pengembangan ini juga harus ditujukan kepada pengembangan kawasan Pantai Barat secara keseluruhan yang meliputi 19 kabupaten / kota, dengan Pelabuhan Sibolga  menjadi pusat pengiriman barang, penumpang dan jasa.

Termasuk untuk destinasi Danau Toba dengan potensi pariwisatanya bila disinergikan dengan potensi cagar budaya dan religius di Kota Barus Kabupaten Tapteng hingga ke potensi Bahari di Kepulauan Nias yang nantinya Pelabuhan Sibolga lah yang menjadi pusat penghubungnya.

Sebelumnya, Dirut PT Pelindo I (Persero) Bambang Eka Cahyana saat diwawancari terkait pengembangan yang diprogramkan di area pelabuhan ini mengungkapkan bahwa daerah hinterland Pelabuhan Sibolga seperti Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Aceh Selatan memiliki potensi sumber daya alam berupa komoditi unggulan jenis karet, kelapa, minyak sawit coklat plywood, kayu bulat/log,kayu gergajian, padi dan ikan laut.

Sangat dimungkinkan sekali untuk menjadi potensi dalam pengembangan Pelabuhan Sibolga baik untuk sektor angkutan peti kemas berupa pemanfaatan angkutan laut petikemas dalam pengiriman barang dari / ke pulau Jawa dan Medan.

Sektor pariwisata dengan penyediaan infrastruktur jalan dan pelabuhan maupun bandara untuk pariwisata dan pelayanan kapal pesiar, ekspor olahan ikan dengan penyediaan fasilitas coldstorage untuk konsolidasi hasil perikanan wilayah Sibolga dan sekitarnya sebagai komoditi ekspor ke Malasya dan negara Asean lainnya.
Tidak ketinggalan ekspor hasil tambang yakni hasil tambang emas dari Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan yang saat ini sudah menggunakan jasa pelabuhan.

Menurutnya, pengembangan pelabuhan ini akan dibagi 4 zona masing-masing zona terminal penumpang, zona terminal multipurpose dan petikemas, zona perkantoran dan zona terminal curah cair.

Investasi dana untuk program pengembangan juga sudah dianggarkan secara keseluruhan mencapai Rp 289,1 miliar dengan rincian meliputi program pembangunan terminal penumpang (total 500 M2) berkapasitas 750 orang  yang pengerjaannya akan dilakukan tahun anggaran 2016 dan 2017 senilai Rp 6 miliar, perpanjangan dermaga ferry sepanjang 40 meter dan pembangunan breasting dolpin sebanyak 7 unit di tahun anggaran 2017 dan 2018 Rp 15 miliar.

Pengadaan alat bongkar muat (fix crane) sebanyak 3 unit di tahun anggaran 2016, 2018 dan 2019 Rp 105 miliar, pemotongan bukit herek dan reklamasi dengan volume 100.000 M3 di tahun anggaran 2017 Rp 25 miliar.

Perkuatan dermaga (103,5 m x 15,5 m), trestle (129 m x 10m) dan breasting dolpin dengan volume 1.605 M2 di tahun anggaran 2017 Rp 11,5 miliar, penataan perkantoran dan lingkungan total 2.500 M2 di tahun anggaran 2017 dan 2018 Rp 10 miliar, pengadaan reach stacker sebanyak 3 unit  di tahun anggaran 2017 dan 2019 Rp 33 miliar.

Pembangunan dermaga multipurpose (100m x 25 m) beserta trestle 910m x 50 m) dan terminal penumpukan petikemas kapasitas 60.000 teus dengan volume 3.00 M2 di tahun anggaran 2017 dan 2018, pengerukan (luas 20.00 M2, rata-rata kedalaman 4 m) dengan volume 80.000 M3 di tahun anggaran 2019 Rp 11,6 miliar.

Pembangunan jetty curah cair volume 600 M2 rahun anggaran 2018 Rp 10 miliar dan tank storage kapasitas total 12.000 M3 (@ kapasitas 3.000 M3) sebanyak 4 unit di tahun anggaran 2018 dan 2019 Rp 8 miliar.

Semoga kunjungan Presiden ditambah dana investasi menjadi berarti kejayaan Pelabuhan Sibolga bangkit kembali. (horas) (c)

Tag:
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com