Tradisi Menyayat Wajah Suku Dinka di Sudan, Bukti Bahwa Kecantikan Relatif


1.355 view
Tradisi Menyayat Wajah Suku Dinka di Sudan, Bukti Bahwa Kecantikan Relatif
http://en.wikipedia.org
Suku Dinka. 

Ketika kamu mengakui konsep cantik adalah mereka yang berkulit putih, mulus dan bersih, wanita-wanita suku Dinka justru mempunyai konsep cantik yang berbeda. Bagi mereka, wanita yang memiliki kecantikan sejati adalah mereka yang memiliki tanda sayatan di tubuhnya, utamanya di wajah. Jika kebanyakan orang menganggap luka bekas sayatan itu adalah aib bagi kecantikan diri, mereka justru bangga dan menganggapnya sebagai tolak ukur cantik yang hakiki.

Adalah tradisi suku Dinka untuk memberikan tanda sayatan pada wajah warganya. Namun tak sembarang sayatan. Yang melukiskan sayatan haruslah sosok dukun yang sudah dipercaya oleh suku. Karena sayatan tersebut adalah salah satu bentuk tradisi budaya, jadi sayatannya haruslah bermakna dan tak asal. Pun demikian dengan alat yang digunakan untuk menyayat. Pisaunya pun haruslah pisau yang sudah dibakar hingga panas.

Bayangkan betapa sakit dan perih yang dirasakan oleh mereka yang tengah menjalani prosesinya. Sepanjang prosesi mereka disiksa oleh pisau panas tersebut. Namun, yang tengah menjalani prosesi dilarang keras untuk menangis, apalagi berteriak. Cukup tahan saja dalam hati. Kalau kamu teriak atau menangis, kamu dan keluargamu akan malu seumur hidup.

Itulah sebabnya jarang ada orang yang meneteskan air mata sepanjang ritual ini berlangsung. Hasilnya, mereka yang sukses menjalankan ritual penyayatan tubuh tanpa merengek adalah sosok yang kuat dan dipandang dewasa. Dia akan dipandang berharga oleh anggota suku lainnya.

Sebaliknya, jika ada yang menolak menjalankan prosesi ini, dia akan diasingkan karena dianggap menodai tradisi.

Rasa malu juga akan dirasakan oleh keluarga dari mereka yang menolak menjalankan prosesi ini. Wanita suku Dinka yang menolak menyayat wajahnya akan dikucilkan oleh anggota suku yang lain. Selain karena konsep kecantikan dan dewasa, mereka menganggap siapapun warga suku Dinka yang menolak adalah sosok yang telah menodai tradisi. “Orangtuanya memiliki tanda sayatan di tubuh mereka, namun kenapa dia menolak? Dia yang menolak jelas dianggap pembelot dan akan dikucilkan oleh lingkungan.” (hipwee.com/a)

Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com