Jika Diperlukan, AS Siap Gunakan Serangan Militer

* Korut Pindahkan Sejumlah Pesawat Tempurnya * AS Jatuhkan Sanksi kepada 8 Bank Korut

331 view
Washington (SIB) -Presiden AS Donald Trump, Selasa (26/9), mengeluarkan peringatan kepada Pyongyang dengan mengatakan bahwa AS siap menggunakan serangan militer yang "sangat menghancurkan" jika itu memang diperlukan. Peringatan Trump itu disampaikan setelah dua pejabat pertahanan mengatakan bahwa Pyongyang telah memindahkan sejumlah kecil jet tempurnya ke pantai timur Korut.

Di antaranya, jet tempur, tangki bahan bakar, dan rudal udara-ke-udara, telah dipindahkan ke sebuah pangkalan militer di pantai timur Korut untuk meningkatkan kesiapan militernya. Pemindahan perangkat tempur Korut itu terekam citra satelit AS dan dipandang oleh AS sebagai usaha Korut untuk meningkatkan kesiapan militernya di sektor timur.

Langkah Korut itu untuk memungkinkan pesawat-pesawatnya mampu terbang lebih jauh lagi ke arah timur - yang diperkirakan bisa mencapai pangkalan AS di Guam atau lebih jauh lagi. Citra satelit AS sejauh ini telah memastikan bahwa jet tempur Mig-29 milik Korut sudah dalam posisi siaga di pangkalan di wilayah timur negara komunis itu. Beberapa rudal dan tangki bahan bakar juga sudah berada di dekat jet Mig-29 itu, tapi hingga saat ini, tidak ada satu pun jet yang membawa tangki bahan bakar eksternal dan rudal itu.

"Jika kita mengambil opsi tersebut, akan sangat menghancurkan, saya bisa pastikan itu. Sangat menghancurkan," kata Trump dalam konferensi pers di Rose Garden, Washington DC. Trump berjanji untuk "memperaiki kekacauan" atas program nuklir Korut. Ia juga mengatakan, serangan militer bukan "opsi yang diinginkan", tetapi AS siap melakukan jika dibutuhkan. "Jika kita mengambil opsi itu, akan sangat menghancurkan". Namun, "Jika kita ingin mengambil langkah itu, kita akan lakukan," katanya.

Peringatan itu dikeluarkan bersamaan dengan Washington kembali menjatuhkan sanksi baru untuk menghentikan program nuklir Korut. AS memberlakukan sanksi terhadap delapan bank Korut dan puluhan warga Korut yang bekerja di luar negeri, seperti di China, Rusia dan Libya.

"Kami menargetkan bank-bank Korea Utara dan penyedia fasilitas finansial yang bertindak sebagai perwakilan bank-bank Korea Utara di seluruh dunia," tegas Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dalam pernyataannya. "Langkah ini memajukan strategi kami untuk mengisolasi Korea Utara secara penuh demi mencapai tujuan kami yang lebih luas, Semenanjung Korea yang damai dan dalam kondisi denuklirisasi," imbuh Mnuchin.

Sanksi ekonomi terbaru ini diumumkan beberapa hari setelah Trump menandatangani perintah eksekutif, yang isinya memberikan wewenang lebih besar bagi Mnuchin untuk menjatuhkan serangkaian sanksi demi menghentikan ambisi nuklir Korut.

Sanksi terbaru AS ini memberikan tanggung jawab pada masing-masing bank dan perusahaan untuk mencari tahu apakah klien mereka terkait dengan Korut.
Perintah eksekutif Trump sebelumnya mengatur hukuman bagi perusahaan maupun individu yang terbukti melakukan bisnis dengan Korut. Hukuman yang dimaksud adalah pemutusan akses terhadap sistem finansial AS dan pembekuan aset-aset.

Rezim Korut diyakini memanfaatkan jaringan perusahaan cangkang yang rumit, untuk melakukan bisnis di China dan beberapa negara lainnya, demi menghindari sanksi-sanksi yang diterapkan terhadapnya. Delapan bank Korut yang dikenai sanksi oleh AS termasuk Bank Pembangunan Pertanian, Bank Kredit Cheil dan Bank Industrial Internasional.

Dalam sanksi terbaru ini, pemerintah AS juga memberlakukan langkah tegas terhadap 26 individu yang diyakini terkait dengan jaringan finansial Korut.
Orang-orang itu merupakan warga Korut yang bertindak sebagai perwakilan bank-bank Korut di China, Rusia, Libya dan Uni Emirat Arab.

Sanksi-sanksi AS sebelumnya bertujuan memutus sumber pendapatan yang digunakan untuk mendanai program senjata nuklir Korut. Sektor-sektor yang dijadikan sasaran dari sanksi itu adalah industri tekstil, perikanan, teknologi informasi dan manufaktur.

Trump tampaknya mengabaikan seruan untuk menahan diri terkait ketegangan dengan Korut. Yang terbaru, Trump menuding Korut telah menyiksa mahasiswa AS, Otto Warmbier, yang tewas usai ditahan rezim komunis itu. Dalam pernyataan terbaru saat konferensi pers di Gedung Putih, Trump menyerukan dunia untuk lebih mengisolasi Korut. Trump juga kembali menegaskan bahwa AS 'sangat siap' jika memang harus mengambil opsi militer terhadap Korut.

"Jika kami mengambil opsi itu, tentu akan sangat menghancurkan -- menghancurkan -- bagi Korea Utara. Itu disebut opsi militer," ucap Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy yang sedang berkunjung ke AS, pada Selasa (26/9) waktu setempat. "Dia bertindak sangat buruk. Dia mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak pernah diucapkan," imbuh Trump, merujuk pada Kim Jong-Un.

Dalam pernyataannya, Trump menegaskan AS hanya menanggapi provokasi-provokasi Kim Jong-Un. Dia bersikeras bahwa pernyataan-pernyataannya hanya merespons retorika Korut. Trump mengecam situasi tegang di Semenanjung Korea dan menyebut dirinya ditinggali kekacauan oleh pemerintahan AS sebelumnya.

Secara terpisah, Trump untuk pertama kali melontarkan tudingan secara publik terhadap Korut, terkait kematian mahasiwa AS, Otto Warmbier (22). Warmbier yang divonis 15 tahun kerja paksa oleh Korut, akhirnya meninggal dunia setelah dipulangkan ke AS dalam kondisi koma.

Korut telah menyangkal seluruh tudingan yang menyebut Warmbier tewas karena disiksa dan dipukuli selama dalam tahanan. Saat itu, Trump mengecam Korut atas kematian Warmbier namun tidak melontarkan tudingan secara publik.

Berbagai pihak, terutama China, menyerukan Trump dan Korut menahan diri dan tidak semakin dalam terlibat dalam perang kata-kata yang bisa berujung perang sungguhan. China juga menegaskan, tak akan ada pemenang jika memang terjadi perang di Semenanjung Korea. (Detikcom/h)
Tag:
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com