Moskow (SIB)
Rusia telah memulai inspeksi kesiapan tempur terencana terhadap tentaranya di tengah ketegangan dengan Ukraina. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sebagaimana dilansir Daily Mail, Selasa (6/4).
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya menggelar latihan dalam rangka inspeksi besar-besaran seluruh wilayah distrik militer Rusia.
Pengecekan tersebut dilakukan setelah Rusia memusatkan tentaranya di dekat wilayah Donbass yang dilanda konflik di Ukraina.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta NATO pada Selasa untuk sesegera mungkin menerima negaranya sebagai anggota pakta pertahanan tersebut. Komentar Zelenskiy tersebut langsung ditegur Rusia. Moskow mengatakan, pendekatan Kiev ke NATO justru membuat situasi di Donbass semakin panas. Kelompok separatis di Donbass, yang didukung Rusia, telah bertempur melawan pasukan Ukraina sejak 2014.
Menurut Ukraina, konflik yang berlangsung di Donbass selama beberapa tahun tersebut telah menewaskan sekira 14.000 orang. Pada Selasa, Ukraina melaporkan bahwa dua tentaranya tewas di Donbass. "NATO adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang di Donbass," kata Zelenskiy kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg melalui panggilan telepon.
Dia menambahkan, Rencana Aksi Keanggotaan yang meletakkan jalan masuk Ukraina ke dalam NATO akan menjadi sinyal nyata bagi Rusia. Zelenskiy juga meminta anggota NATO untuk memperkuat kehadiran militer mereka di kawasan Laut Hitam. Melalui Twitter, Stoltenberg mengungkapkan keprihatinan serius tentang aktivitas militer Rusia di dalam dan sekitar Ukraina, serta pelanggaran gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Ukraina telah melancarkan serangan diplomatik untuk memanen dukungan dari negara-negara Barat dan NATO dalam kebuntuannya dengan Rusia atas Donbass. Negara tersebut telah membunyikan alarm sejak akhir Maret atas peningkatan pasukan Rusia di dekat Donbass. Rusia mengatakan, pergerakan pasukannya di Donbass bersifat defensif dan keterlibatan NATO justru akan semakin memanaskan situasi.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuturkan, mereka yang tinggal di timur Ukraina tidak akan menerima keanggotaan NATO. "Sejauh ini kami tidak melihat niat dari pihak Ukraina untuk entah bagaimana menenangkan diri dan menjauh dari topik-topik yang bersifat permusuhan," kata Peskov. Saat berkunjung ke India, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berujar bahwa Rusia khawatir dengan pernyataan dari Ukraina dan menghubungi negara-negara Eropa.
Konflik Donbass meletus pada beberapa bulan setelah pasukan Rusia merebut semenanjung Crimea dari Ukraina pada 2014. Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan, kelompok separatis Donbass telah dipersenjatai, dipimpin, didanai, dan dibantu oleh Rusia. Di sisi lain, Moskow membantah telah ikut campur. Ketika gencatan senjata menghentikan perang skala penuh pada 2015, pertempuran sporadis yang mematikan belum berhenti. (Daily Mail/kps/c)