BBM Solar Mulai Langka di Medan

*Organda: Pengusaha Pengangkutan Meradang Eksesnya ke Masyarakat

992 view
BBM Solar Mulai Langka di Medan
Foto SIB/Pally S
DALAM PERJALANAN : Salah satu SPBU di Medan Marelan, Jumat sore (25/3) memampangkan pemberitahuan kepada konsumen, “BBM Bio Solar Proses Pengiriman”.

Medan (SIB)

Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar mulai langka, bila ada kendaraan pengguna bahan bakar solar itu harus rela mengantre panjang. Fenomena itu sudah mulai terjadi beberapa hari belakangan. Padahal 100 persen Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) menggunakan BBM jenis solar.


Hal itu dikatakan Sekretaris Organda Kota Medan Jaya Sinaga kepada wartawan, Jumat (25/3) menanggapi mulai langkanya BBM jenis solar akhir-akhir di Sumut.


Dijelaskan, ada ribuan angkutan umum di Sumut, di antaranya AKDP/AKAP ada lebih kurang 3.500 unit, yang setiap hari beroperasi dengan tujuan Medan - Pekanbaru, Medan - Dumai dan beberapa kota lainnya. Langkanya BBM jenis solar ini sangat berdampak bagi pengusaha angkutan orang dan juga masyarakat umum.


“Ini sama persoalannya dengan yang kita hadapi selalu terkait dengan solar subsidi yang memang dibutuhkan bagi angkutan orang. Sebab pemerintah mengatur tarif angkutan orang, jadi wajar mereka juga dapat subsidi. Nah saat ini solar sulit didapat tentunya ini berdampak pada operasional bagi pengusaha angkutan orang dan tidak mungkin lagi menggerakkan usahanya ketika kelangkaan solar ini terjadi. Tidak saja penumpang tetapi masyarakat secara luas,” katanya.


Diumpamakannya dengan dibangunnya jalur transportasi jalan tol, tentunya akan memutus akses mata rantai kemacetan.


Nah kalau solar sulit didapat tentunya akan menjadi bumerang untuk pengusaha angkutan orang.


Lain lagi kalau berbicara mengenai kondisi angkutan barang di Indonesia, saat ini ada 8 juta unit angkutan barang, berdasarkan data resmi itu mengangkut logistik mulai dari sandang pangan, sembako, sayur-mayur dan juga logistik.


“Mereka ini 100 persen pengguna BBM jenis solar. Nah faktanya solar susah didapat, maka terhambatlah saluran logistik.


Persoalannya adalah tarif barang gak ada diatur pemerintah. Tentunya ada hambatan yang akan menyebabkan inflasi terutama dalam pengangkatan bahan logistik. Maka akan jelas berdampak pada masyarakat kecil,” ungkapnya.


Terkait adanya Surat Edaran (SE) Gubernur Sumut Edy Rahmayadi soal peraturan BBM jenis solar bersubsidi, Jaya memandang bahwa pengusaha angkutan itu tentunya dialihkan untuk menggunakan BBM jenis Dexlite dengan harga yang mahal.


Hal ini yang sedang dihadapi sehingga pada situasi seperti itu, maka rakyat kecil yang akan sangat terdampak. Diperparah lagi dengan dilema yang dihadapi pengangkutan logistik seperti CPO, maka konsekuensi harga eceran untuk migor yang dibebaskan akan berdampak pada harga yang tidak murah lagi. Mimpi masyarakat untuk mendapatkan harga migor murah tidak akan bisa, karena harga juga telah dilepas ke pasar.


“Jadi mencabut subsidi itu tujuannya bukan memulihkan ekonomi, karena akan berdampak pada angkutan barang yang naik. Ditambah lagi mencari solar kini membuat antrean di mana-mana. Jadi masih banyak sebenarnya cara pemerintah melakukan kebijakannya. Karena dengan dicabutnya subsidi tentu beresiko kepada naiknya tarif barang maupun ongkos, angkutan orang maupun konsumen yang tak dapat dipungkiri,” tutupnya.


MENGELUH

Sejumlah pengemudi truk pengangkut kontainer juga mengeluhkan langkanya solar, Jumat (25/3).


"Tadi, mulai dari Tanjung Morawa solar sangat sulit, juga di SPBU Kawasan Industri Medan, Aloha Medan Labuhan, dan baru ada di SPBU Pekan Labuhan, untung antriannya tidak begitu panjang, penyebab tidak tahu," ujar seorang pengemudi truk pengangkut kontainer dengan panggilan akrab Pak Uban, kepada wartawan.


Menurut Pak Uban karena mengalami kesulitan untuk mendapatkan BBM solar, mobil tangki yang dikemudikan temannya mogok.


Sementara itu, pantauan wartawan Jumat sore, di sejumlah SPBU di Medan Marelan, Medan Labuhan dan Medan Deli, masing-masing pihak pengelola memampangkan pengumuman "BBM Solar Masih Dalam Pengiriman" atau "BBM Bio Solar Sedang Dalam Perjalanan".


Para pengemudi truk berharap kelangkaan solar tersebut tidak berlanjut hingga beberapa hari ke depan, sehingga tidak menganggu pekerjaan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.(A13/A9/c)


Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com