Bupati Pakpak Bharat Belajar Pengembangan Pertanian dan Mitigasi Kerawanan Bencana Selama Seminggu di Jepang


147 view
Bupati Pakpak Bharat Belajar Pengembangan Pertanian dan Mitigasi Kerawanan Bencana Selama Seminggu di Jepang
Foto: Dok/Kominfo
TOT : Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor mengikuti Training of Trainer (TOT) pengembangan pertanian berkelanjutan dan mitigasi kerawanan bencana di Jepang selama sepekan mulai 17 September hingga 19 September 2023. 

Pakpak Bharat (SIB)

Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor bersama Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan beberapa kepala daerah melakukan kunjungan ke Jepang, selama sepekan mulai Minggu (17/9) hingga Minggu (24/9).

Selama di Jepang Franc Bernhard Tumanggor mempelajari sistem pertanian berkelanjutan dan mitigasi kerawanan bencana di Negeri yang terkenal cukup maju dan mumpuni di bidang pertanian ini.

Kunjungan ini didasari Apkasi memandang sistem pertanian berkelanjutan merupakan hal yang patut diterapkan di daerah, terutama di daerah yang berbasis pertanian. Oleh karena itu, dengan difasilitasi Kementerian Dalam Negeri, Apkasi bekerjasama dengan Organizationfor Industrial, spiritual and cultural advancement (OISCA) menyelengarakan Training of Trainers (TOT) pengembangan pertanian berkelanjutan dalam rangka membangun ketahanan pangan di daerah, bertempat di training Center OISCA, Fukuoka, Jepang.

"Di sini kita belajar sistem pertanian Jepang yang memang sangat bagus, serta bagaimana memitigasi kerawanan pangan di daerah akibat perubahan iklim yang dapat menyebabkan terganggunya ketersediaan pangan di daerah," jelas Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor.

Sistem pertanian di Negeri Sakura, Jepang ini dinilai sangat cocok diterapkan di negara yang berbasis agraris seperti Indonesia, baik di lahan pertanian kecil maupun besar dengan memanfaatkan teknologi baru dan memperbaharui praktik pertanian yang saat ini dilakukan. Sistem pertanian berkelanjutan ini juga merupakan salah satu metode untuk membangun ketahanan pangan di daerah. Namun demikian, perlu upaya keras dari berbagai pihak agar para petani memiliki keinginan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah dipandang perlu mendukung upaya penerapan pertanian berkelanjutan berbasis organik kepada para petani dengan memberi pemahaman saat ini dan di masa yang akan datang konsumen lebih tertarik untuk mengkonsumsi hasil pertanian berbasis organik.

Dukungan Pemerintah tentu bukan hanya sebatas memberikan pemahaman, tapi juga memberikan beberapa insentif yang diperlukan para petani untuk menerapkan pertanian berkelanjutan. Seperti, pelatihan penanaman berbasis organik hingga pemasaran pasca panen.

OISCA merupakan sebuah NGO yang berpusat di Jepang yang telah banyak menyalurkan bantuan dan kerjasama di 29 negara yang berfokus di pelatihan pertanian permasalahan lingkungan khususnya masalah ketahanan pangan , termasuk di Indosesia. Dengan pengalaman yang sedemikian rupa, maka Apkasi berkeyakinan OISCA mampu melakukan transfer knowledge kepada Pemerintah Daerah.

Training di dalam kelas dilakukan dalam 2 sesi, dimana sesi pertama menjelaskan secara umum tentang bagaimana mengembangkan system pertanian mulai dari pengolahan tanah sebelum penanaman, pemilihan bibit, pemilihan pupuk, pemupukan, pemanenan, pemasaran produk hingga pengolahan tanah pasca panen. Sedangkan sesi kedua, dipaparkan secara umum pola- pola pertanian di kawasan Asia, khususnya di Asia Tenggara. Pada sesi ini, trainer akan memberikan strategi khusus bagaimana mengembangkan pertanian berkelanjutan dan berketahanan dengan teknologi konfensional dan modern serta melibatkan masyarakat.

Para peserta pelatihan kemudian diajak untuk melakukan study ekskursi tentang Situs bencana hujan lebat kyushu utara , yang juga merupakan sistem warisan pertanian secara global bendungan yamada dan wirda tiga air dan Studi pembuatan sistem rumah kaca terbaru untuk penanaman buah dan sayur sepanjang tahun (Proyek PLT Kyushu)

Selain melakukan TOT di Fukuoka, peserta juga mempelajari dan berdiskusi tentang mitigasi kebencanaan dengan Pemerintah Kota Tokyo yang telah memiliki sistem mitigasi kebencanaan yang handal.

Dalam kunjungan ke Jepang ini, para peserta juga mengunjungi KBRI di Tokyo, bertemu dengan Duta Besar RI untuk Jepang, dan Diaspora Indonesia di Jepang serta Japan International Corporation Agenciy (JICA) pusat di kantor pusat Tokyo. (B6/c)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com