Fadel Muhammad: Pahlawan Nasional Harus Punya Kriteria dan Diawali dari Daerah


330 view
Fadel Muhammad: Pahlawan Nasional Harus Punya Kriteria dan Diawali dari Daerah
Foto: Dok
Fadel Muhammad (tengah) didampingi Prof Siti Zuhro (kanan) dan moderator Erwin Syahputra Siregar (kiri).

Jakarta (harianSIB.com)


Pahlawan nasional harus punya kriteria yang jelas dan memiliki prestasi yang menarik. Punya nilai-nilai awal perjuangan di tingkat lokal (daerah) yang dapat dibawa ke tingkat kontestasi politik nasional.


Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad mengatakan hal itu dalam diskusi Empat Pilar MPR RI bertema “Menabur Nilai Kepahlawanan Dalam Kontestasi Politik Nasional”, Senin (15/11/21), di Media Centre Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, bersama anggota MPR RI dari Fraksi Demokrat, Herman Khaeron, pakar politik Prof Siti Zuhro dengan moderator Erwin Syahputra seperti dilaporkan jurnalis Koran SIB Jamida P Habeahan.


Menurut Fadel Muhammad, bisa disebut pahlawan nasional jika orang tersebut berprestasi di daerah dan kemudian disandingkan prestasi-prestasinya di tingkat nasional dan dianggap membawa nilai-nilai yang bisa menjadi panutan bagi masyarakat.


Dia mencontohkan, ketika dirinya menjadi Gubernur Provinsi Gorontalo yang pisah dari Sulawesi Utara (Sulut). Tidak ada pahlawan nasional di sana. Makanya dibentuk tim kecil, mencari siapa-siapa tokoh daerah, yang bisa dikategorikan pahlawan nasional untuk diusulkan ke tingkat Pusat.


Akhirnya ditemukan seorang pejuang di saat proklamasi, yaitu Nani Wartabone yang nilai perjuangan kepahlawanannya sangat tinggi pada saat deklarasi kemerdekaan di Gorontalo tanggal 23 Januari 1942.


“Ketika Soekarno - Hatta deklarasi Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, beliau dengan timnya, 9 orang bergabung, maka mereka punya nilai-nilai perjuangan di tingkat lokal dan dapat dibawa tingkat nasional’ kata Fadel sambil menambahkan akhirnya disetujui Presiden saat itu, Megawati Soekarnoputri.


Dari contoh itu, dapat dilihat nilai-nilai perjuangan para pahlawan dari Sabang sampai Merauke luar biasa banyaknya di setiap daerah dan memiliki punya hal-hal yang cukup menarik.


Sementara itu, pakar politik Prof Siti Zuhro mengemukakan, seorang tokoh yang berjiwa pahlawan harus rela berkorban. Tidak ada urusan suku, karena masyarakat Indonesia majemuk.


Makanya, harus orang yang luar biasa keberpihakannya kepada negara. Paham tentang NKRI, berjiwa patriotisme dan nasionalsme.


“Jangan setelah dilantik merangkul oligarki ekonomi, bisa capek kita. Tetapi bagaimana kita mampu memutus mata rantai praktek Pemilu yang tidak sportif,” kata Siti Zuhro. (*)

Editor
: Wilfred/Donna Hutagalung
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com