Harga Jahe Turun Drastis, Petani Sejumlah Kecamatan di Simalungun Menjerit


545 view
Harga Jahe Turun Drastis, Petani Sejumlah Kecamatan di Simalungun Menjerit
SHUTTERSTOCK/Masitah Harun
Ilustrasi jahe merah, salah satu tanaman herbal asli Indonesia.

Simalungun (SIB)

Sejumlah petani jahe di Kecamatan Dolok Masagal, Dolok Pardamean, Sidamanik dan Panei Kabupaten Simalungun menjerit. Pasalnya, harga jahe turun drastis sejak satu bulan terakhir.


Roldin Sinaga, Maruli Tua dan Emmy Panjaitan petani jahe kepada SIB, Rabu (9/6) mengaku kesal karena harga jahe yang turun drastis. “Padahal sebelumnya, harga per kilogram mencapai Rp 35.000-40.000. Namun sekarang per kilogram hanya Rp 3.000-3.500,” katanya.


"Kita tidak pernah menyangka kalau harga jahe bisa turun drastis. Padahal, awalnya kami sangat menaruh harapan dengan hasil panen jahe untuk tetap bertahan memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah situasi pandemi Covid-19 ini," keluh Roldin.


Kemudian, selain harga yang turun drastis, jahe juga sulit dipasarkan. "Kami tidak tahu apa penyebabnya. Padahal biaya produksi saja sudah memakan banyak dana. Sementara harga jual sangat rendah,” ungkapnya.


Mereka berharap agar pemerintah tanggap dan bisa membantu mengatasi persoalan yang dialami para petani, demi menjaga stok ketahanan pangan nasional terpenuhi.


"Kalau terus-terusan terjadi seperti ini, masyarakat akan semakin menderita karena situasi harga pasar yang turun jauh dari harga sebelumnya," kata Maruli. (D10/f)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com