Jakarta (harianSIB.com)
Dewasa ini Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia di seluruh nusantara menghadapi tantangan meningkatnya aksi kekerasan terhadap umat gereja.
Berbagai peristiwa teror yang menyasar gereja yang dilakukan oleh sekelompok orang fanatik dan menjadikan umat Kristen sebagai sasaran pelampiasan amarah dan kefanatikan yang membabi-buta.
“Kesaksian kami di Tanah Papua, sebagai tanah Injil yang diurapi dan dikuduskan oleh para misionaris, bahkan sebelum Indonesia merdeka, begitu banyak pengorbanan para penginjil yang mengorbankan nyawanya, demi tegaknya ajaran Kristus di wilayah suku-suku komunal di Tanah Papua,” ujar Ketua Umum DPP GAMKI Willem Wandik, S Sos dalam sambutannya pada Ibadah Perayaan Paskah Nasional dan Dies Natalis 59 GAMKI di Hotel Royal, Kuningan, Jakarta, Jumat (30/4/2021).
Namun, lanjut anggota DPR RI Dapil Papua dari Partai Demokrat ini, melihat tidak adanya masa depan umat Kristen di lembah-lembah, hutan-hutan, di pegunungan-pegunungan, di pulau-pulau, di rawa-rawa, disebabkan tercemarnya Tanah Injil di Tanah Papua dengan lingkaran kebencian, kekerasan bersenjata, aksi balas dendam, di sepanjang pemberlakuan operasi militer yang telah berlangsung beberapa masa (tahun lalu) peringatan hari Natal dan Paskah.
“Sebagai umat Kristen, kita tidak boleh menutup mata, bahwa tragedi di Tanah Injil, Tanah Papua itu, hanya sekedar konflik yang terjadi di wilayah komunal suku-suku pedalaman Papua. Tentunya tidak seperti itu,” jelas dia.
“Sebab Tuhan Yesus melihat umat Kristen sebagai satu tubuh, satu jiwa dan roh. Dimana bila terdapat umat Tuhan yang tertembak peluru aparat, gerejanya rusak, para pendeta, pastor dan gembala terpaksaa harus meninggalkan jemaat di wilayah konflik, maka sesungguhnya, keadaan tersebut, merupakan masalah yang dihadapi oleh umat Kristen di seluruh dunia,” imbuh Wandik.
Mewakili Kapolri, Brigjen Pol Umar Effendi, mengatakan tema dan subtema acara GAMKI saat ini sangat relevan dengan pemahaman kebangsaan di kalangan pemuda yang sudah mulai pudar.
"GAMKi perlu ikut campurlah untuk masalah-masalah seperti ini. Pudarnya masalah kebangsaan. Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Mari Pemuda GAMKI bersama-sama memperkenalkan pilar-pilar bangsa ini agar mereka juga mencintai negara ini," kata dia.
Sementara Dirjen Bimas Kristen, Prof Thomas Pentury, mengutarakan kegiatan GAMKI yakni Paskah dan Dies Natalis ini punya makna masing-masing.
"Paskah adalah solusi. Kalau tidak ada Paskah maka sia-sialah iman percaya kita. Sedangkan Dies Natalis adalah proses kelahiran kedepan seperti apa. Dies Natalis ini merenungkan bagaimana GAMKI memainkan perannya sebagai gerakan pemuda," ujar dia.
"Tugas GAMKI tidak bisa lepas dari tugas pemerintah. Di tengah keanekaragaman Indonesia, banyak hal GAMKI bisa ambil peran untuk itu. Salah satu konsep penting dalam keberagaman adalah konsep moderasi keberagaman. Nah bagaimana GAMKI ikut berperan, paling tidak memaknai konsep dan mengimplementasikan konsep itu," kata Thomas.
Sedangkan Sekretaris Umum DPP GAMKI Sahat Sinurat, menyampaikan program-program yang telah dilakukan DPP GAMKI.
Di antara program-program yang sudah dilaksanakan, Sahat Sinurat membeberkan salah satu program yang terbilang sukses yakni pendirian Balai Latihan Kerja di beberapa daerah kategori 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
Dalam kegiatan hari itu juga, DPP GAMKI menyerahkan bantuan secara simbolis berupa uang senilai Rp50 juta untuk diserahkan kepada korban bencana alam di NTT.(*)