Sibolga (SIB)
Imigrasi Tanjung Perak Surabaya melakukan studi tiru ke Imigrasi Sibolga terkait pendeportasian 7 WNA asal Prancis yang over stay beserta alat angkut.
Menurut Kepala Kantor Imigrasi Tanjung Perak Surabaya, Verico Sandi bahwa proses pendeportasian tersebut menarik perhatian untuk dipelajari sehingga pihaknya memutuskan untuk melakukan studi tiru terkait pengawasan keberangkatan terhadap awak kapal dan/atau penumpang (kapal yacht) yang over stay di Indonesia.
"Imigrasi Tanjung Perak Surabaya ingin belajar bagaimana penanganan deportasi WNA yang over stay beserta alat angkut agar memiliki bekal apabila kasus serupa terjadi di tempat kami," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Sibolga, Amirul Umam dalam kegiatan studi tiru tersebut, Kamis (23/2) di Kantor Imigrasi di Jalan Sisingamangaraja Sibolga memaparkan kronologi, tahapan dan SOP pendeportasian WNA yang over stay beserta alat angkut.
Menurutnya, penanganan bermula dari laporan petugas di UKK Gunungsitoli.
"Penanganan terlaksana dengan baik berkat kolaborasi yang harmonis dan humanis yang selama ini terjalin terhadap seluruh jajaran di 12 kota/kabupaten wilayah kerja Imigrasi Sibolga," katanya.[br]
Kegiatan studi tiru kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata.
Turut hadir Kasi Lantaskim Imigrasi Tanjung Perak Surabaya Deny Haryadi beserta rombongan, Kasi Lalintalkim Imigrasi Sibolga Henrikus Mustiko Jati, Kasubag TU Bisuk Silaban, Kasi Lalintalkim Henrikus Mustiko Jati, Kasi Tikim Ryanto Napitupulu, Kepala Kepegawaian Widya CF Togatorop beserta pegawai di lingkungan Imigrasi Sibolga.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sabtu (11/2) Imigrasi Sibolga bersama Tim Pora Sibolga dan Tapanuli Tengah lewat operasi gabungan di Pelabuhan Pelindo dipimpin Kepala Kantor Imigrasi Sibolga Saroha Manullang melaksanakan kegiatan depostasi sebanyak 7 WNA asal Prancis yang overstay beserta alat angkut. (F2/d)
