Medan (SIB)
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Independen Batak (KIB) Capt Tagor Aruan mendesak Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mencabut edaran cuti bersama Natal untuk bekerja.
Bersamaan dengan itu, KIB minta Gubernur Sumut membuat edaran libur fakultatif pada Senin, 26 Desember sehubungan di hari itu jemaat Kristiani merayakan Natal Kedua.
Penegasan tersebut disampaikannya saat menghadiri perayaan Natal KIB Deliserdang, Jumat (23/12).
“Keputusan pemerintah yang disampaikan Menko PMK itu diskriminatif bagi jemaat yang merayakan Natal dan kontra produktif dalam upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi. Khususnya untuk warga di desa,” tegasnya didampingi sejumlah tokoh dan aktivisis. Di antaranya Eddi Sihaloho, Jhon Tulus Rialdi Sitompul, Octavianus Hutahaean, Susiana Simanjuntak.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menetapkan Natal (25/12) sebagai hari libur nasional tapi mencabut penetapan Senin (26/12) sebagai cuti bersaa sebagaimana ditetapkan sebelumnya.
“Artinya, Senin (26/12) kerja. Lho, jadi bagaimana mau beribadah jika kerja? Bagaimana pula dengan warga yang mudik merayakan Natal di kampung halaman? Batal dong,” tambahnya.
Capt Tagor Aruan mengatakan, dua tahun belakangan, warga Kristiani tidak melakukan Natal karena pandemi Covid-19. Pandemi sudah menjadi endemi, tapi libur dicabut.
“Artinya, sebab pencabutan keputusan semula, suka cita Natal yang digariskan di Alkitab tak maksimal sampai ke keluarga yang di kampung halaman,” nilainya.
Ia berhitung secara ekonomi bila cuti bersama diberlakukan. Warga yang merayakan Natal dapat mudik sejak Jumat (23/12) petang hingga malam dan kembali beraktivitas pada Selasa (27/12).
“Artinya, ada tiga hari di kampung bersama keluarga. Itu otomatis menggerakkan pertumbuhan ekonomi di huta. Artinya, jika tidak mudik, harapan berkumpul dengan kerabat, tertutup dan pertumbuhan ekonomi tak terjadi,” sebutnya.
Menunjuk laporan BPS, pertumbuhan ekonomi Sumut adalah terbesar di Sumatera yakni 3,90 persen year on year yang berkontribusi 22,92 persen terhadap PDRB di Pulau Sumatera dan secara otomatis menyumbang bertumbuhan secara nasional.
“Itu sebabnya, Gubernur Edy Rahmayadi dapat mengeluarkan edaran libur bersama fakultatif yang dapat dimanfaatkan jemaat untuk mudik,” tambahnya.
Keoptimisan pertumbuhan ekonomi karena libur dan cuti bersama, dapat tumbuh bila vakansi pergantian tahun ke 2023 diakumulasikan.
“Bila cuti bersama Natal diakumulasikan pada pergantian tahun, artinya semakin maksimal pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Menurut Capt Tagor Aruan, proyeksi Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi di 2022 diprediksi 4,5 - 5,3 persen.
“Pertumbuhan ekonomi itu dapat dicapai dan terjadi pemerataan jika warga kota, perantau yang ada di metropolitan, mudik dan membelanjakan uangnya di kampung halaman,” tutupnya. (R10/a)