Kunjungi Museum De Tjolomadoe, Ijeck Kagumi KGPAA Mangkunegara IV yang Visioner


155 view
Kunjungi Museum De Tjolomadoe, Ijeck Kagumi KGPAA Mangkunegara IV yang Visioner
(Foto: Dok/Diskominfo Sumut)
BERKUNJUNG: Kunjungan kerja ke Jawa Tengah Wagub Sumut Musa Rajekshah menyempatkan diri berkunjung ke Museum De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (16/1).

Solo (SIB)

Kunjungan kerja ke Jawa Tengah, Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah menyempatkan diri berkunjung ke Museum De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (16/1).

Ijeck sapaan akrab Wagub mengaku serasa memasuki lorong waktu usai melihat ragam koleksi benda di dalam Museum De Tjolomadoe.

“Saya membayangkan di zaman itu pabrik ini berdiri seperti apa. Melihat museum ini tergambarlah bagaimana dulu pabrik ini beroperasional,” ujarnya.

Disampaikannya, museum itu tidak sekadar menyuguhkan koleksi tapi juga memberikan edukasi, bahkan pendirinya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IV menjadi inspirasi karena memiliki pemikiran yang visioner membangun pabrik gula saat itu.

“Satu hal yang luar biasa menurut saya karena pabrik ini berdiri sebelum negara ini merdeka, tahun 1861. Pendirinya Mangkunegara IV berpikir sangat visioner. Ini harus jadi semangat kita generasi bangsa apalagi saat ini kita punya banyak kemudahan dalam akses informasi dan lainnya. Dengan pikiran yang visioner seperti KGPAA Mangkunegara IV ditambah punya kemauan yang besar, tekad yang bulat dan semangat pantang menyerah Indonesia akan semakin maju,” katanya.

Lanjut Ijeck dahulu gula yang diproduksi Pabrik Tjolomadoe diekspor hingga ke luar negeri. Pabrik itu pun menjadi yang terbesar di Asia hingga akhirnya ditutup.

Sejarah Tjolomadoe harus jadi masukan agar ke depan lahan-lahan pertanian bisa terus produktif.

“Ternyata dahulu kita mampu mengelolah lahan produktif ladang tebu sehingga menghasilkan gula dan bisa diekspor. Sekarang perkembangan zaman permukiman bertambah, lahan-lahan ini berkurang. Ini juga jadi masukan ke depan kita harus berpikir bagaimana lahan-lahan kita ini bisa produktif kembali supaya kita bisa swasembada pangan,” katanya.

Sementara itu Marketing Manager Museum De Tjolomadoe Aji menyampikan pihaknya berharap museum itu bisa terus diramai pengunjung khususnya pra generasi muda.

“Semoga bisa didatangi oleh adik-adik kita sebagai wisata edukasi, agar mereka tahu bagaimana mereka minum pakai gula itu proses pembuatannya seperti apa,” katanya.

Ia juga berharap pabrik gula lainnya yang sudah ditutup bisa dijadikan museum seperti De Tjolomadoe.

“Semoga beberapa pabrik gula yang sudah mati atau sudah tutup bisa dijadikan museum juga seperti di sini,” tutupnya. (rel/A13/c)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com