Penanganan Stunting Disorot, dr Aris Yudhariansyah: Dinkes Kabupaten/Kota Terus Kerja Turunkan Kasus


358 view
Penanganan Stunting Disorot, dr Aris Yudhariansyah: Dinkes Kabupaten/Kota Terus Kerja Turunkan Kasus
Foto Dok/Leo Bukit
dr Aris Yudhariansyah MM

Medan (SIB)

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah MM mengatakan seluruh Dinas Kesehatan kabupaten/kota di Sumut terus bekerja agar kasus stunting dapat menurun. Bahkan, belum lama ini ada pertemuan di Medan terkait diseminasi stunting.


Hal itu dikatakan dr Aris Yudhariansyah, seperti dilansir dari harianSIB.com, Senin (29/11), menanggapi kasus stunting menjadi sorotan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.


Seperti diketahui, Direktur Jenderal Pelayanan dan Kesehatan (Dirjen Yankes) Kemenkes RI Prof Dr H Abdul Kadir baru-baru ini turun ke Medan melakukan monitoring dan evaluasi terkait kesiapan pencegahan dan penanganan stunting.


"Ada beberapa perbedaan penilaian, misalnya stunting itu apa? Ada banyak tafsir. Karena itu, pemerintah pusat saat ini berupaya menyinkronkan agar bagaimana tidak terjadi lagi perbedaan penafsiran atau bahkan salah tafsir terkait kasus stunting," katanya.


Menurutnya, sebagaimana diketahui stunting itu adalah gangguan tumbuh kembang anak mulai dari atas hingga ke bawah, bukan ke samping. "Jadi, banyak istilah terkait penilaian stunting yang mungkin salah menerjemahkan, sehingga jumlah kasus stunting belum bisa sinkron," ujarnya.


Karena itu, Aris menuturkan, ke depan data jumlah kasus stunting dapat menjadi lebih sinkron. Artinya, data kasus stunting di daerah sama dengan di nasional.


"Aplikasinya sudah ada, tinggal menyamakan datanya. Sebab, di daerah banyak perbedaan datanya dengan di nasional. Perbedaan data tersebut karena berbeda penafsiran mengenai stunting. Makanya, sistem penilaian kasus stunting nantinya menjadi satu pintu. Artinya, tidak lagi masing-masing daerah memiliki kriteria penilaian terhadap kasus stunting," tuturnya.


Terkait upaya pencegahan dan menekan kasus stunting, sebut Aris, masih terus berjalan. Sebagai contoh di Posyandu, setiap ibu hamil wajib memeriksakan dirinya beberapa kali. Hal ini bertujuan agar janin di dalam kandungannya tumbuh dan berkembang dengan baik.


"Meningkatnya kasus stunting bisa saja karena ibu hamil tidak mau memeriksakan diri ke Posyandu lantaran merasa khawatir atau takut terpapar virus corona," ucapnya.


Diakui Aris, angka kasus stunting di Sumut memang lebih tinggi dari nasional. Namun, tidak disebutkan detail angka kasus stunting tersebut. "Angka kasus stunting di Sumut masih berada di atas nasional," tutupnya. (SS6/f)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com