Program PKR Masa Depan Industri HTI di Indonesia


203 view
Program PKR Masa Depan Industri HTI di Indonesia
Foto Dok/Media Relation PT TPL
Ini adalah tanaman eucalyptus (foto kiri) hasil program Perkebunan Kayu Rakyat (PKR) milik masyarakat yang dikelola oleh PT TPL. Foto kanan: Direktur PT TPL, Monang Simatupang 

Humbahas (harianSIB.com)

Program Perkebunan Kayu Rakyat (PKR) adalah salah satu program masa depan industri Hutan Tanaman Industri (HTI) di Indonesia. Program ini dapat dijadikan masyarakat sebagai peluang bisnis yang menarik sekaligus berkontribusi bagi perekonomian dan lingkungan.

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam program PKR ini adalah PT Toba Pulp Letari (TPL) Tbk, sebuah perusahaan global terkemuka dengan pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan wilayah operasional perusahaan tersebar di beberapa kabupaten/kota, di antaranya areal konsesi Kabupaten Simalungun, Kabupaten Asahan, Kabupaten Toba, Kabupaten Pakpak Barat, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Samosir, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Padang Sidempuan, dengan eucalyptus sebagai tanaman pokok untuk produksi pulp.

Perusahaan ini percaya bahwa pengelolaan lahan hutan yang baik untuk saat ini dan akan datang melalui peningkatan produktivitas, daya dukung dengan meningkatnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap hasil hutan, mempertahankan keanekaragaman hayati, mendukung program pengurangan pemanasan global serta bermanfaat bagi karyawan, konsumen, pemilik saham, masyarakat sekitar hutan dan pemangku kepentingan lainnya.

Banyak yang beranggapan jika pohon eucalyptus merupakan salah satu tanaman yang paling boros air di Kabupaten Toba. Namun ternyata, padi, akasia dan pinus lebih boros air dari eucalyptus yang sering dituduhkan banyak orang. Jenis-jenis eucalyptus yang ada di dunia hampir lebih dari 600 jenis yang masing masing karakteristiknya berbeda beda.

Direktur TPL, Monang Simatupang dalam keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Jumat (5/5/2023) mengatakan, perusahaan dalam operasionalnya bertujuan untuk menjadi organisasi pengelola hutan dan produsen pulp dengan standar keberlanjutan kelas dunia. Adapun jenis eucalyptus yang dikembangkan oleh Toba Pulp Lestari adalah hasil persilangan dari jenis eucalyptus : Grandis, Pellita dan Urophyla.

“Kami berkomitmen dalam segala aspek usaha bisnis kami. Semua proses produksi baik di segmen usaha pulp harus mengimplementasikan kerangka keberlanjutan sehingga produk kami dihasilkan melalui praktik bisnis yang baik serta tersertifikasi berdasarkan standar internasional. Tak hanya itu, limbah yang dihasilkan dari proses produksi pun harus diberdayagunakan agar dapat memberikan manfaat ekonomis maupun manfaat terhadap lingkungan,” kata Monang.

Lebih lanjut dijelaskan, Hutan Tanaman Industri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan prinsip pemanfaatan yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alamiah serta dengan menerapkan prinsip ekonomi dalam pengusahaannya.

Editor
: Bantors
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com