Kualanamu (SIB)
Komisi IV DPR RI mengapresiasi fasilitas layanan Klinik Ekspor “Horas Medan” Balai Karantina Pertanian (BKP) kelas II Medan di Bandara Kualanamu, sebagai layanan aplikasi ruang konsultasi guna mempermudah akses informasi serta edukasi bagi para petani dan pelaku usaha.
Apresiasi itu disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, saat kunjungan kerja reses masa persidangan Ke-III Tahun 2021-2022, bersama 4 anggota DPR RI di antaranya Djarot Syaiful Hidayat, Selasa (22/2) di Kantor BKP Kelas II Medan di Dusun Lestari Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang.
Kunjungan itu disambut Kepala BKP Kelas II Medan, Lenny Harahap bersama pejabat lainnya, menyematkan ulos kepada Anggia Erma Rini selaku ketua tim Komisi IV DPR RI dan Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian RI, Bambang yang turut mendampingi reses kunjungan.
Pada kesempatan itu, Anggia Erma Rini bersama Bambang melakukan pengguntingan pita sebagai peresmian Podcast atau ruangan siaran web tanah air sebagai serangkaian berkas media digital, pada BKP Medan di Kualanamu.
Sebelumnya, Kepala BKP Kelas II Medan, Lenny Harahap bersama pejabat lainnya, menyematkan ulos kepada Anggia Erma Rini selaku ketua tim Komisi IV DPR RI dan Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian RI, Bambang yang turut mendampingi reses kunjungan.
Dalam paparannya, Anggia Erma Rini mengatakan dengan peran Karantina Pertanian sebagai instrumen perdagangan pertanian di pasar dunia, menjadi ujung tombak keberterimaan (syarat) produk pertanian untuk diekspor. Layanan itu tentu dapat langsung membantu masyarakat.
Menurutnya, dengan lahan yang subur dan kondisi alam yang menguntungkan, maka komoditas pertanian tanah air harus digarap dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan juga memenuhi permintaan pasar diluar negeri. “Untuk itu, diperlukan kerjasama dan dukungan semua pihak agar pertanian kita tetap unggul” katanya.
Kepala BKP Pertanian Kelas II Medan, Lenny Harahap memaparkan pihaknya kini sedang menggeluti Smart Green House (rumah hijau pintar) dan kebun tani ekspor khusus untuk komoditas ekspor. Di lahan 40 x 40 meter yang berada di belakang kantor, dibuat lahan percontohan tanaman komoditas ekspor.
Disampaikan, dengan konsultasi melalui klinik “Horas Medan”, BKP dapat mengetahui secara ril komoditas yang tengah menghadapi hambatan dalam ekspor. Contohnya, takas beneng dan tanaman porang yang saat ini tengah ditanam di kebun ekspor tani. “Kami tunjukan proses budidaya dan perlakuan yang baik agar terhindar dari hama sehingga dapat diterima dinegara tujuan," kata Lenny.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian RI, Bambang, mengatakan upaya peningkatan ekspor dilakukan secara simultan baik on-farm dan off farm (pertanian dan luar pertanian), secara khusus karena Barantan berada diujung proses. Hal itu sesuai penugasan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, untuk mengawal program strategis itu.
Barantan dan jajarannya fokus pada penguatan sistem perkarantinaan dengan langkah operasional pada ekspor berupa pendampingan untuk pemenuhan persyaratan teknis pelaku usaha, percepatan layanan sertifikasi, penguatan sinergisitas dengan instansi terkait, harmonisasi protokol dan aturan ekspor dengan negara tujuan serta kampanye publik.
"Tentunya, dengan kinerja ekspor yang terus menunjukkan tren yang positif, masyarakat pun dapat turut menjaga keberlanjutan pertanian dengan melaporkan saat melalu-lintaskan agar makin mendunia," jelas Bambang. (C1/d)
