Sabtu, 18 Januari 2025

Ribuan Intelejensia Kristen Berkumpul, Bicarakan Kondisi Krisis Ekonomi yang akan Dihadapi Sumut

Redaksi - Selasa, 24 Januari 2023 14:26 WIB
237 view
Ribuan Intelejensia Kristen Berkumpul, Bicarakan Kondisi Krisis Ekonomi yang akan Dihadapi Sumut
(Foto: Dok/PIKI Sumut)
DIABADIKAN: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting dan lainnya dibadikan pada acara Seminar Nasional &q
Medan (SIB)
Banyak elemen bangsa saat ini menyampaikan keprihatinan terhadap situasi dunia yang ada di bawah bayangan krisis dan dianggap akan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. Salah satunya Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI).
Hal itu diabadikan dalam Seminar Nasional "Outlook Perekonomian Indonesia - Peluang dan Tantangan Ekonomi Tahun 2023" yang diselenggarakan DPD PIKI Sumatera Utara di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumut, Sabtu (21/1).
Seminar Nasional itu diawali dengan sambutan Dr Naslindo Sirait MM selaku Ketua DPD PIKI Sumut yang menjelaskan terkait kondisi ekonomi terkini, terutama terkait dengan perjalanan pemulihan ekonomi global yang menghadapi kondisi tidak mudah.
"Proyeksi ekonomi global terus dikoreksi ke bawah, sementara disrupsi rantai pasok menyebab kenaikan inflasi global tidak dapat dihindari. Inilah resiko yang akan mempengaruhi perekonomian kelas bawah terutama kelompok UMKM.
"Oleh karena itu PIKI Sumut beserta lembaga-lembaga gereja dan kaum intelektual kristen lainya mencoba hadir dan tidak menutup mata pada persoalan ekonomi di masyarakat. Bahkan PIKI selaku lembaga cendikiawan harus memberikan solusi yang komprehensip berbasis data dan ilmu pengetahuan," ujarnya.
Naslindo juga menambahkan, Seminar Nasional PIKI adalah sebagai rangkaian Dies Natalis PIKI ke 59 dimana PIKI sebagai gerakan pemikiran, harus menjadi anti tesis post truth, zaman di mana matinya kebenaran atau kebohongan menjadi kebenaran. Kebohongan diproduksi terus menerus sehingga terasa kebenaran.
Itu sekaligus amanat PIKI hadir untuk melawan gerakan-gerakan yang mengupayakan kebohongan untuk menjadi kebenaran.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi tampil sebagai keynote speaker menjelaskan, kinerja pertumbuhan ekonomi Sumut terus mengalami peningkatan selama tahun 2022 di mana triwulan I 2022 tumbuh 3,90 persen. Kemudian berlanjut triwulan II yang tumbuh 4,7 persen dan triwulan III tumbuh 4,97 persen.
Pertumbuhan tersebut didorong peningkatan konsumsi dengan naiknya daya beli masyarakat, sektor usaha pertanian dan kinerja ekspor terutama ekspor turunan dari kelapa sawit yang merupakan produk unggulan Sumut.
”Tahun 2023 perekonomian Sumut kita harap dapat tumbuh antara 3,9 sampai dengan 4,7 persen yang akan didorong oleh belanja pemerintah melalui stimulus APBD sebagai andalan di tengah terjadinya pelemahan konsumsi, investasi dan ekspor karena adanya gangguan geopolituk global dan perlambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang Sumut seperti USA dan Tiongkok.
Pemerintah Provinsi Sumut juga berhasil menekan inflasi pada angka 6 persen. Pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2022 tumbuh berkualitas, hal itu terlihat dari turunnya angka kemiskinan dan turunnya angka pengangguran di Sumut.
Edy Rahmayadi menyimpulkan bahwa ekonomi Sumut tahun 2023 memang di bayangi gejolak global. "Tapi kita optimis dapat tumbuh tidak sampai mengalami resesi asal kita semua produktif, optimis dan kreatif," ujarnya.
Senada dengan yang disampaikan Gubernur Sumut, Horas Mauritz Panjaitan mengatakan, tren pertumbuhan perekonomian Indonesia yang melambat dapat dimitigasi, dapat dilakukan dengan kebijakan yang sinergis antara nasional dan daerah.
Di sisi lain, di tengah ketidakpastian dunia yang menderu, Pakar Ekonomi Bank Central Asia (BCA) David Sumual masih optimistis, Indonesia tak akan jatuh ke jurang resesi tahun 2023. Meski David melihat potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun depan.
"Pertumbuhan ekonomi kita baik, pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2023 berada di kisaran 4,8 persen - 5 persen secara tahunan. Itu melambat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 sebesar 5,1 persen - 5,3 persen Indonesia tak akan terlalu terpengaruh perlambatan ekonomi global. Pasalnya kekuatan pertumbuhan ekonomi Indonesia ada pada perekonomian domestik.
Di sisi lain Pdt Krisman Imanta Barus dalam ceramahnya, melihat ancaman resesi yang akan dihadapi perlu melibatkan masyarakat, pelaku usaha, bahkan lembaga keumatan untuk bisa mendorong ekonomi kerakyatan tumbuh seiring upaya pemerintah memitigasi dampak keterpurukan ekonomi yang dikhawatirkan.
"Jangan berlebihan menyikapi ancaman resesi global tersebut, namun perlu berkolaborasi dan menyusun kebijakan yang tepat sasaran. Kita harus lebih fokus pada membinaan pelaku usaha lokal atau UMKM-UMKM agar ekonomi itu tumbuh dari lapisan bawah dan harus mulai mencintai produk lokal memanfaatkan peluang dalam produk UMKM.
"Sudah saatnya kita tidak berharap sepenuhnya kepada negara menghadapi krisis ekonomi, tetapi memanfaatkan Gereja untuk membangun ketahanan warga gereja dan masyarakat dengan memanfaatkan kekuatan ekonomi warga/rakyat dalam kolaborasi dengan negara. Gereja juga perlu telibat serta memfasilitasi jejaring di antara jemaat dan melakukan refokus kepada pelayanan yang dilakukan dalam membantu ekonomi jemaat," pungkasnya.
Acara juga dihadiri Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) PIKI Dr Badikenita Putri br Sitepu SE MSi yang juga merupakan Anggota DPD RI, Sekjen HKBP Pdt Victor Tinambunan yang juga selaku Ketua Umum PGI Sumut, Pimpinan Forkopimda di Sumut, pelaku-pelaku usaha UMKM se-Sumut, BPR Pijer Podi, Lembaga Keumatan, Sinode-Sinode Gereja, Anggota KPID Sumut Ev Ramses Manullang SE MSi, Pengacara Kondang Ranto Sibarani SH. Turut dimeriahkan paduan suara Elshaddai USU, paduan suara GBKP dan paduan suara PWKI. (A13/c)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru