Unjuk Rasa Mahasiswa Cipayung Plus Tolak Kenaikan Harga BBM di Pematangsiantar Berakhir Ricuh


554 view
Unjuk Rasa Mahasiswa Cipayung Plus Tolak Kenaikan Harga BBM di Pematangsiantar Berakhir Ricuh
(Foto: harianSIB.com/Andomaraja Sitio)
DATANGI: Mahasiswa yang bergabung dalam kelompok Cipayung Plus mendatangi Mako Polres Pematangsiantar di Jalan Sudirman, Senin (5/9/2022) siang. 

Pematangsiantar (harianSIB.com)

Unjuk rasa mahasiswa yang bergabung dalam kelompok Cipayung Plus menolak kenaikan harga bahan bakar (BBM) di luar Gedung DPRD Pematangsiantar, Senin (5/9/2022) siang, berakhir ricuh.

Kericuhan terjadi saat puluhan pengunjuk rasa berorasi dan membakar ban di badan Jalan Adam Malik.

Setelah berorasi di badan jalan, petugas mencoba memadamkan api karena massa membakar ban bekas.

Tak diduga terjadi dorong-mendorong dan petugas menembakkan gas air mata, sehingga satu orang pengunjuk rasa dikabarkan terluka.

Situasi tersebut sempat memanas. Pengunjuk rasa dan petugas terlibat kejar-kejaran diduga akibat merasakan mata pedih karena gumpalan asap gas air mata.

Massa selanjutnya menuju Mako Polres Pematangsiantar dan meminta pertanggungjawaban aparat atas aksi yang mengakibatkan seorang tema mereka dikabarkan terluka.

Menanggapi hal itu, Kapolres Pematangsiantar AKBP Fernando saat diwawancarai wartawan, Senin (5/9/2022) siang, mengatakan pihaknya saat itu hendak bertemu dengan pengunjuk rasa untuk berdiskusi.

Namun, mereka telah meninggalkan Mapolres Pematangsiantar.

"Tadi saya hadir di sini mau bertemu mereka untuk menanyakan kejadian sebenarnya tentang kericuhan yang terjadi," kata Fernando.

Fernando menegaskan petugas telah diingatkan memberikan pelayanan yang humanis saat pengamanan unjuk rasa mahasiswa.

"Mereka awalnya datang ke sini dan melanjutkan ke DPRD Pematangsiantar menyampaikan tuntutan," katanya.

Fernando menjelaskan, awalnya aksi mahasiswa berlangsung tertib. Tapi karena ada tuntutan yang mereka rasa kurang puas berkaitan tanda tangan untuk didokumentasikan, mahasiswa membakar ban di jalan di luar Gedung DPRD.

Karena berkaitan dengan fasilitas umum, lanjutnya, petugas mencoba memadamkan api, namun ditolak pengunjuk rasa.

"Sebenarnya ini tidak perlu dipermasalahkan. Untuk itulah, saya datang untuk berdiskusi dengan mereka (mahasiswa), namun mereka beranjak pergi dari sini," kata Fernando.

Jika pengunjuk rasa meminta dirinya dicopot karena peristiwa itu, Fernando menyatakan siap dicopot.

"Kata-kata saya ini bisa dipegang, kalau mereka menilai gara-gara masalah ini," kata Fernando.

Penulis
: Andomaraja Sitio
Editor
: Wilfred/Donna Hutagalung
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com