Waspada, Cuaca Ekstrem Diprediksi Hantam RI Hingga 9 Desember


299 view
Waspada, Cuaca Ekstrem Diprediksi Hantam RI Hingga 9 Desember
(Foto: Antara/harianSIB.com)
Ilustrasi cuaca ekstrem.

Jakarta (SIB)

BMKG mengatakan siklon tropis Teratai di Samudra Hindia barat daya Lampung yang terbentuk pada 1 Desember 2021 memang telah dinyatakan punah pada 2 Desember 2021 pukul 01.00 WIB. Meski begitu, cuaca ekstrem diprediksi masih akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia hingga 9 Desember mendatang.


BMKG mewanti-wanti pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal.


"Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan. Dengan indikasi aktifnya fenomena La Nina pada periode musim hujan ini, maka kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal harus lebih ditingkatkan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/12).


Dwikorita memaparkan, berdasarkan hasil analisis terkini, dalam sepekan ke depan diidentifikasi terjadi peningkatan aktivitas dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem secara umum di sebagian besar wilayah Indonesia.


Saat ini siklon tropis Nyatoh masih berada di wilayah Samudra Pasifik Barat sebelah timur Filipina dengan intensitas yang masih menguat hingga 24 jam ke depan dengan pergerakan sistem ke arah utara-barat laut. Sedangkan bibit siklon 94W, yang berada di sekitar Teluk Benggala, dalam periode 24 jam ke depan masih bergerak ke arah barat laut.


"Sistem siklon Nyatoh dan bibit 94W ini posisinya semakin menjauhi wilayah Indonesia, sehingga dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia menjadi tidak signifikan. Meskipun begitu, dampak terhadap potensi gelombang tinggi 2,5-4 meter (rough sea) masih perlu diwaspadai di beberapa wilayah perairan," tuturnya.


Adapun potensi itu akan terjadi di antaranya di perairan utara Kepulauan Anambas, perairan barat Kepulauan Natuna, perairan Kepulauan Subi Serasan, perairan utara Kepulauan Sangihe, perairan utara Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian Utara, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua. Sedangkan potensi gelombang tinggi mencapai 4-6 meter (very rough sea) di wilayah perairan Laut Natuna Utara dan perairan utara Natuna.


Dengan semakin menjauhnya sistem siklon Nyatoh dan bibit 94W dari wilayah Indonesia, kata Dwikorita, kondisi tersebut membuka peluang terhadap peningkatan fenomena dinamika atmosfer lainnya. Yaitu meningkatnya aliran massa udara yang cukup intens dari wilayah Laut China Selatan ke arah selatan memasuki wilayah atmosfer Indonesia, di mana kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat menimbulkan kejadian curah hujan tinggi di wilayah Indonesia.


"Waspada bencana hidrometeorologi yang kemungkinan menyertainya. Mulai banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya," imbuhnya.


Di sisi lain, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menambahkan, fenomena lain yang meningkatkan curah hujan adalah dengan masih aktifnya fenomena gelombang atmosfer (gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO) di wilayah Indonesia, terutama bagian tengah dan timur. Hal ini dapat turut memperkuat peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam periode sepekan ke depan. (detikcom/c)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com