Hari Terakhir UN di Medan Diwarnai Aksi Sumbang Baju Seragam


369 view
Medan (SIB)- Hari terakhir Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama (UN SMP) sederajat di Kota Medan diwarnai aksi menyumbangkan baju seragam di berbagai sekolah negeri, Kamis (7/5).

Kepsek SMPN 11 Medan Dra Hj Khairani MM menjelaskan, sebanyak  437 siswanya menyumbangkan baju seragam sekolah kepada orang yang membutuhkan usai mengikuti Ujian Nasional (UN) tingkat SMP di Kota Medan. Acara pengumpulan baju tersebut langsung dikoordinir Ketua Panitia/PKS III Bidang Kesiswaan Sri Mardiana dan disaksikan para guru maupun pegawai sekolah. Dikatakan, pengumpulan baju seragam sekolah segenap peserta didik itu sebagai salah satu kepedulian sekolahnya terhadap warga kurang mampu terutama sesama insan yang berada pada sejumlah panti asuhan di daerah ini.

"Program kepedulian sosial dimaksud merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahun usai siswa mengikuti UN guna menanamkan rasa peduli peserta didik terhadap sesama membutuhkan sekaligus menghindari aksi corat-coret seragam sekolah dinilai menjadi tradisi bahkan tidak terkesan tidak mendidik dilakukan peserta didik," jelasnya.   

 Sementara, Kepsek SMPN 16 Medan Dra Irnawati MM menyebutkan, selain menanamkan kepedulian sosial bagi sesama, pengumpulan baju seragam sekolah dilakukan 275 peserta didik di sekolahya juga salah satu penerapan pendidikan karakter untuk membiasakan peserta didik berdisiplin sehingga tidak melanggar aturan dan peraturan sekolah.

"Melalui kegiatan pengumpulan baju seragam sekolah siswa dimaksud, maka setiap tahun usai UN SMP seluruh peserta ujian akan mempedomani ketentuan yang ada di sekolah sehingga tidak seorangpun berani menggelar aksi corat-coret seragam sekolah," tegasnya.

Aksi Corat-Coret 


Secara terpisah, hari terakhir Ujian Nasional (UN) tingkat SMP sederajat tahun pelajaran 2014/2015 di Kota Medan ditandai aksi corat-coret seragam sekolah.
Pantauan SIB, aksi corat-coret seragam sekolah usai ujian akhir tersebut digelar siswa SMPS Tunas Kartika Persit 1 KCK, SMPS Panca Budi, SMPS Raksana, SMPS Amir Hamzah dan sejumlah sekolah lainnya. 

Kata Dodi dan Yanti, kendati sebelumnya telah diimbau dan dilarang pihak sekolah,  aksi corat-coret seragam sekolah tersebut merupakan rutinitas setiap menyelesaikan ujian akhir bahkan sudah membudaya di kalangan  peserta didik.

"Aksi kami adalah sebagai ungkapan kegembiraan usai mengikuti ujian nasional dan merupakan kenangan bersama teman-teman sekelas dan rekan berbeda kelas serta jurusan setelah selama tiga tahun menimba ilmu di bangku sekolah akan segera meninggalkan almamater," ujar mereka.

Kepsek SMPN 7 Medan Drs H Mahmud Rangkuti MM menjelaskan, pihaknya jauh-jauh hari telah mengimbau sekaligus melarang  siswa kelas XII melakukan aksi corat-coret seragam sekolah. karena dinilai melanggar norma-norma kependidikan.

Sementara Kepsek SMPN 10 Medan Drs Rajo Batubara mengatakan, mengantisipasi aksi corat-coret, pihaknya usai ujian akhir siswa menggelar acara hiburan  bersama guru dan setelah selesai seluruh peserta meninggalkan sekolah pulang ke rumah masing-masing.  (A 07/c)
Tag:
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com