Medan (SIB)
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Masyarakat Pendukung Ganjar (MPG) Sumut, Budiman Nadapdap mengimbau milenial dan Generasi Z (Gen-Z) memasuki politik nasionalisme keindonesiaan. Ciri dari politik seperti itu adalah memerangi minimal menjauhi politik identitas karena berseberangan dengan Pancasila dan UUD 1945. “Milenial dan Gen Z begitu dekat dengan IT dan perlahan ke ai (artificial intelligence - kecerdasan buatan), yang kadang isinya didesign secara masif dengan ideologi di luar Pancasila tapi berbungkus politik indentitas. Ini yang harus diwaspadai dan dimusihi,” sebutnya seusai pengukuhan dan konsolidasi MPG dengan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) MPG Se-Sumut di JW Marriott Hotel Medan, Sabtu (29/4).
Kondisi itu, lanjutnya, mengharuskan milenial dan Gen Z untuk menguatkan pondasi religi dan nasinaslieme kebangsaan Indonesia. “Ajaran religi nasionalisme keindonesian tidak mengubah dan atau merecoki ideologi Pancasila tapi menguatkan. Itu pun satu cara menyeterilkan diri dari politik identitas,” tambahnya didampingi Sekretaris Dian Putri Mandasari dan Bendahara Dofu Gaho.
Sebagaimana diketahui, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MPG mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 002-AP/SK/MPG/DPW PROV/2023 tertanggal 27 April 2023 mengenai Komposisi dan Struktural Kepengurusan DPW Provinsi Sumut MPG: Ketua dan Wakil: Budiman P Nadapdap, Ahmad Reza Siregar, Khairani Henny, Anton Kaban, Boy S Brahmana, Muliadi Emmanuel S dan Ridwan Manurung. Sekretaris dan Wakil: Dian Putri Mandasari, Sadar Santosa Sembiring, Nova Manurung, Ardin AB Nadapdap. Bendahara dan Wakil: Dofu Gaho, Darwin Sinambela dan Miko Lukman.
Penyerahan SK diikuti konsolidasi dihadiri Ketua Dewan Pembina DPW MPG Sumut Barata S Brahmana, Ketua Dewan Penasihat DPW MPG Sumut Panda Nababan, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Dr Sutarto Msi. Kegiatan dihadiri para tokoh nasional seperti Dr Nasib Sembiring MThD Psi yang Ketua Ikatan Cendikiawan Karo, Yusuf Pehulisa Sitepu, sasreawan Afista Adi, Dr Parlindungan Purba SH MH, Ahmad Riza Siregar, notaris Parningotan Simbolon SH dari Deliserdang, Ridwan Manurung, puluhan akademisi Maringan Panjaitan.
Mengenai tugas dan tanggung jawab sebagai pengurus MPG, Budiman Nadapdap, mengajak pengurus untuk memerhatikan wilayah sesuai pemetaan yakni hitam, abu -abu dan putih.
Hitam, menurutnya, di mana suara Presiden Jokowi di Pilpres 2019, tidak maksimal yakni di Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Binjai, Padanglawas, Padanglawas Utara, Padangsidempuan, dan Tanjungbalai. Abu-abu yakni Langkat, Medan, Deliserdang, Serdangbedagai, Tebingtinggi, Batubara, Asahan, Simalungun, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan. “Sedangkan zona putih di 15 kota /kabupaten yakni Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, Gunung Sitoli, Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Samosir, Siantar, Karo, Pakpak Bharat, Toba dan Dairi. “Selain membenahi untuk mengubah warna di darah hitam dan abu-abu, ada konsentrasi untuk unggul di Langkat, Medan, Deliserdang, Serdangbedagai, Asahan dan Simalungun sebagai kantong suara pemilih,” tambahnya. “Enam wilayah itu jumlah DPT ada 5.208.398 dari total DPT Sumut 9.789.584,” tegasnya.
Dofu Gaho menambahkan, selain dengan digital, pihaknya melakukan pendekatan face to face baik melalui komunitas-momunitas milenial dan Gen Z hingga kaum perempuan. “Kaum ibu memiliki potensi dan kekuatan,” ujar jurnalis senior dan tokoh pemuda dari Nias tersebut.
Meskipun wilayah Nias masuk dalam zona putih, tapi MPG tetap merawat dan membangun komunikasi. “MPG Sumut mengajak seluruh warga Indonesia untuk mewarat kebhinekaan dan menjauhi politik Identitas,” tutup Dofu Gaho. (R10/c)