Respon Dunia Usaha Sumut Positif Atas Pelantikan Presiden Baru AS Joe Biden

* AS, 5 Besar Negara Tujuan Ekspor Non-Migas Indonesia

553 view
Respon Dunia Usaha Sumut Positif Atas Pelantikan Presiden Baru AS Joe Biden
Foto Dok
Khairul Mahalli, Sanusi Surbakti dan Tagor Aruan

Medan (SIB)

Respon dan reaksi kalangan dunia usaha di Sumut, benar-benar positif dan optimis atas kehadiran presiden baru Amerika Serikat, Joe Biden, yang dilantik bersama wakilnya Kamala Harris Rabu (20/1) kemarin.

Secara terpisah, melalui hubungan seluler maupun rilis WA, respon positif itu dicetuskan Ketua Umum KADIN-SU Khairul Mahalli yang juga Ketua Umum GPEI Sumut, Wakil Ketua Umum DPN INKINDO Pusat Ir Sanusi Surbakti MBA MRE, senioren Real Estate Indonesia (REI) Elbiner Silitonga MBA, fungsionaris pusat Asosiasi Independen Surveyor Indonesia (AISI) Tagor Aruan, dan eksportir kopi Maranti Tobing.

"Dalam berbagai forum bisnis internasional antara Indonesia dengan Amerika, kerjasama ekonomi antar kedua negara ini terbilang bagus dan baik, dan ini kita harapkan akan lebih bagus lagi di bawah kepemimpinan presiden baru Joe Biden ini. Terlebih, Amerika Serikat adalah salah satu dari 5 besar (Top Five) negara tujuan ekspor untuk produk-produk non migas dari Indonesia. Hebatnya, volume ekspor kita ke 5 negara itu tampak bertahan bahkan meningkat di masa pandemi ini, terutama pada November-Desember 2020 lalu," ujar Khairul Mahalli kepada pers di Medan, Kamis (21/1).

Dia menunjukkan data yang dirilis resmi dari BPS Pusat , tentang publikasi per-tanggal 15 Januari 2021, bahwa realisasi ekspor RI pada Desember 2020 lalu, meningkat 8,39 persen dibanding bulan-bulan sebelumnya selama masa pandemi.

Ke-5 negara tujuan ekspor terbesar komoditas non migas Indonesia itu per Desember 2020 adalah AS dengan transaksi USD 265,9 juta, India USD 254,6 juta, Belanda USD 100,2 juta, Korea Selatan USD 82,2 juta dan ekspor ke Jepang dengan realisasi nilai transaksi sebesar USD 63,6 juta.

Ke-5 negara tersebut aktif mengimpor produk-produk Indonesia dengan 10 komunitas utama, yaitu suku cadang kendaraan, barang-barang elektronik, barang-barang otomotif dan mesin, besi dan baja, furnitur-perabotan UKM, barang-barang dari karet, bahan bakar mineral, aneka produk kimia, minyak nabati dan bijih-terak dan logam. Total volume ekspor pada Desember 2020 tercatat 54.032.000 ton.

Khusus ke AS, barang atau produk yang rutin diekspor adalah minyak kelapa, furniture, garmen, udang, buah-buahan tropis, keju, mentega dan biota air.

"Kita berharap, di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden ini nantinya ada kebijakan untuk kerjasama peningkatan ekspor kopi dari Indonesia ke Amerika," ujar Maranti Tobing, pengusaha dan eksportir kopi Tobing Estate asal Toba dan Samosir itu.

Lalu, Sanusi Surbakti dari INKINDO yang juga fungsionaris REI Sumut, berharap tingginya minat AS kepada produk furnitur Indonesia, bisa mendorong investasi AS, khususnya di Sumut untuk kerjasama koneksi dan distribusi barang-barang furniture ke bursa bisnis properti. Hal ini didukung Elbiner mantan Ketua REI Sumut, yang saat ini sedang kerjasama bidang konstruksi dengan kalangan developer asing.

"Realisasi ekspor barang-barang hasil industri manufaktur ke AS selama ini, berupa peralatan mesin atau mekanik, barang-barang elektrik, besi, baja dan lainnya, sekaligus menjadi peluang penjajakan investasi AS ke Indonesia khususnya Sumut untuk pengembangan bisnis properti yang berbasis barang-barang manufaktur lokal. Terlebih, selama ini sudah ada kebijakan bahwa untuk kategori tertentu pihak asing sudah boleh memiliki properti di Indonesia," ujar Sanusi optimis.

Sementara itu, Tagor Aruan secara khusus menilai survey-survey yang dilaksanakan selama masa pandemi ini, ternyata masih menunjukkan grafik dan sinyal stabil dalam pergerakan bisnis ekspor nasional, termasuk ke Amerika ini.

"Tidak hanya ke Amerika atau ke negara 5 besar tujuan ekspor itu, harapan kita berdasarkan rilis dan survei ekonomi itu, volume ekspor kita di tahun 2023 nanti, bisa mencapai USD 500 miliar melebihi ekspor Singapura, sebagimana ditargetkan pemerintah. Bahkan, survey awal dengan fakta bahwa ekspor Singapura saat ini sudah USD 440 miliar, target ekspor yang USD 500 miliar itu, kita optimis bisa tercapai sebelum 2023, apalagi kalau pandemi sudah berakhir tahun ini atau sebelum 2022," ujar Tagor optimis. (M04/c)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Hariansib edisi cetak
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com