Medan (SIB)
Panitia Tahun Profesionalisme Dalam penatalayaanan HKBP Distrik X Medan-Aceh diketuai Ir Ronald Naibaho MSi menggelar Talkshow berjudul: Literasi Digital menuju Indonesia cakap digital, Jumat (15/9) di gereja HKBP Resort Padangbulan, Medan. Talkshow menghadirkan pembicara Yosi Projectpop (Dewan Pengarah Siberkreasi), Sabam P Manalu SE MAP (Anggota Majelis Pekerja Sinode/MPS) HKBP dan Prof Dr Albiner Siagian (Rektor IAKN Tarutung).
Acara dibuka Praeses HKBP Distrik X Medan-Aceh Pdt Henri Napitupulu MTh, sebelumnya diawali dengan ibadah, dipimpin Pdt Bilker Simamora. Ketua panitia Ronald Naibaho mengatakan, peserta talkshow sebanyak 700 orang terdiri dari jemaat, sintua dari 70 resort HKBP se-Distrik X Medan-Aceh. Praeses Pdt Henri Napitupulu mengatakan, di dalam cakap digitalisasi, supaya diambil manfaatnya dan ditinggalkan mudaratnya.
“Sebab Tuhan berfirman di dalam Kitab 1 Tesalonika 5:21: “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik”. Bilamana itu bagian dari keseriusan kita memakai digitalisasi, maka ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Mari kita gunakan kemajuan digitalisasi, tapi jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan dan roh jiwa serta bumi terpelihara tanpa bercacat,” kata Praeses Henri Napitupulu.
Pembicara pertama Yosi Projectpop mengatakan, gara-gara teknologi digitalisasi akan banyak pekerjaan hilang, tapi akan banyak pekerjaan baru. Efektifitasnya tinggi, semua orang bisa jadi sumber informasi, hampir semua orang punya akun media social seperti facebook, WhtasApp (WA), Instagram, Tiktok dan lainnya. Warga gereja juga banyak menjadi warga digital, meski tidak aktif minimal cuma menonton.
Peradaban manusia kata Yosi ditentukan teknologi dan peradaban adalah sebuah kemajuan yang tidak bisa ditolak manusia, karena teknologi itu tanda peradaban. Dimana sebuah teknologi dirasakan sebagai acuan, maka segala bangsa akan mengejar. Karena tidak ada bangsa yang mau tertinggal peradabannya, kecuali negara tersebut tidak mau dipengaruhi peradaban.
Dia mengatakan, Firman Tuhan dalam Amsal 16:14: hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tapi orang bebal sibuk dengan kebodohan. Kenapa orang mesti belajar literasi digital karena peradaban itu tidak terjadi begitu saja. Karena sudah waktunya segala bangsa memiliki digitan teknologi. Tuhan itu sudah sitematis, segala sesuatu diizinkan terjadi. Tuhan sangat sistematis dan detail.
Tuhan tidak menciptakan manusia lebih dahulu, tapi menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, barulah manusia diciptakan agar ada tempat tinggal manusia dan nafkahnya.
“Artinya,kemajuan teknologi juga sudah dalam rencana Tuhan, sehingga orang yang hidup dalam musim tersebut harus belajar sesuai dengan kapasitasnya. Paling tidak bisa membedakan mana yang hoaks dan mana bukan. Kalau sejak awal orang sudah bisa membedakan mana yang hoaks mungkin manusia tidak jatuh ke dalam dosa. Tuhan juga bisa menggunakan teknologi untuk gereja guna memberitakan Injil, menjadikan semua bangsa menjadi muridNya, itu karena teknologi. Karena semakin dimungkinkan semua umat manusia mendapatkan kabar baik lewat digital teknologi,” terangnya.
Pembicara Sabam P Manalu mengatakan, HKBP paling sering menggunakan digital dalam beribadah pada pandemi Covid, membawakan firman kepada seluruh jemaat HKBP. Banyak orang masuk penjara hanya karena salah ketik dan salah kirim juga salah edit serta membuat orang tersinggung. Kalau tidak bisa disaring dengan baik, maka yang ada mudaratnya.
Jika orang terhindar dari mudarat literasi digital, maka menurut Ketua Umum PB Pertina Sumut ini, maka warga gereja disarankannya mengakses atau merespon hal yang baik-baik saja. Jika ada hal-hal negatif, terlebih menjelek-jelekkan orang sebaiknya jangan dibuka-buka media sosial. “Letakkan saja ponsel anda, kerjakan pekerjaan yang lain,” tuturnya. (A5/c)