Riset: Digitalisasi Berikan Manfaat pada UMK Perempuan selama Pandemi


368 view
Riset: Digitalisasi Berikan Manfaat pada UMK Perempuan selama Pandemi
Foto: Shutterstock
Ilustrasi membuka bisnis selama pandemi. 

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dalam roda perekonomian Indonesia. Tak hanya mampu menyerap tenaga kerja hingga 90 persen, tapi juga berkontribusi sebesar 58-61 persen terhadap PDB Indonesia. Hampir separuh dari UMKM, termasuk Usaha Mikro dan Kecil (UMK), dimiliki oleh perempuan atau perempuan memainkan peran kunci dalam menjalankan usaha tersebut.

Sayangnya, situasi pandemi memukul telak karena adanya pembatasan sosial dan adaptasi kebiasaan baru.

Membuka potensi pengusaha perempuan serta UMK yang dimiliki perempuan merupakan salah satu cara yang dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional. Sebab, hal ini akan mendukung jutaan masyarakat Indonesia yang berisiko jatuh kembali ke dalam kemiskinan, terutama mereka yang bekerja di sektor informal.

Melihat hal tersebut, UN Women melalui inisiatif Women Count yang mendapat dukungan dari United Nations (UN) Covid-19 Response and Recovery Multi-Partner Trust Fund (Covid-19 MPTF) meluncurkan laporan bertajuk Memanfaatkan Digitalisasi untuk Menghadapi Covid-19: Sebuah Studi Kasus tentang Usaha Mikro dan Kecil Milik Perempuan.

Laporan ini dibuat bekerja-sama dengan Pulse Lab Jakarta dan Gojek, serta dukungan dari Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (S-DNKI) tersebut telah menyoroti bagaimana Covid-19 berdampak bagi pengusaha perempuan dan UMK milik perempuan di Indonesia.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan mengenai bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan digitalisasi dalam mendukung pengusaha perempuan untuk bertahan menghadapi pandemi.

Berdasarkan hasil penelitian, digitalisasi membantu UMK milik perempuan untuk bertahan dan bahkan berkembang jika mereka adalah usaha muda (yang dimulai dalam setahun terakhir). Lebih dari 50 persen menggunakan lebih dari tiga platform digital untuk menjalankan bisnis.

Penggunaan platform digital membantu sekitar 40 persen UMK formal dan informal untuk berkembang. Hal ini ternyata lebih tinggi 8-10 poin dibanding dengan UMK milik laki-laki.

Menyeimbangkan beban kerja rumah tangga, pengasuhan, dan perawatan dengan tanggung jawab kerja berbayar selama pandemi menjadi lebih menantang. Bagi banyak usaha mikro, satu orang mungkin mengurus semua operasi usaha sambil menyelesaikan pekerjaan rumah. Apalagi bagi perempuan yang memikul sebagian besar pekerjaan pengasuhan.

Oleh sebab itu, solusi digital memungkinkan pemilik UMK untuk mengurus tanggung jawab rumah tangga dan keluarga tanpa sepenuhnya mengganggu operasi usaha.

Tak hanya membantu urusan bisnis, sebanyak 82 persen perempuan bahkan mengaku menggunakan solusi digital membantu mereka untuk menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab domestik dan keluarga dengan lebih baik.

Strategi yang bisa diterapkan UMK

Sejatinya, riset yang berfokus pada UMK di sektor makanan dan minuman ini juga bertujuan untuk menggambarkan secara lebih baik dampak pandemi Covid-19 terhadap UMK dengan perspektif gender.

Lebih lanjut, penelitian Memanfaatkan Digitalisasi untuk Menghadapi Covid-19 merefleksikan pentingnya kerja sama multisektoral sebagai pendukung utama pengumpulan data dan dalam melakukan analisis untuk menginformasikan pembuatan kebijakan saat menghadapi tantangan sosioekonomi. Sehingga, tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam upaya merespons dan pemulihan Covid-19 di Indonesia.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, sangat mengapresiasi peluncuran laporan ini.

"Rekomendasi yang dihasilkan dari laporan ini akan sangat bermanfaat bagi berbagai sektor, tidak terkecuali pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Kebijakan yang efektif dan tepat sasaran adalah kebijakan yang didasarkan pada data," katanya.

Dengan adanya laporan ini, ada beberapa pertimbangan utama yang bisa dijadikan program pemulihan ekonomi nasional di Indonesia. Seperti berinvestasi dalam pengumpulan dan analisis data gender; menargetkan dan memprioritaskan pengusaha perempuan dan UMK milik perempuan, terutama mereka yang bekerja di sektor informal; dan meningkatkan akses yang lebih besar ke dan penggunaan teknologi inovatif untuk pengusaha perempuan, termasuk platform digital.

Selain itu, pemangku kebijakan juga bisa memasukkan prioritas dan kebutuhan khusus perempuan pengusaha dan UMK milik perempuan ke dalam paket stimulus fiskal yang relevan; mengatasi distribusi yang tidak merata dari pekerjaan rumah tangga dan kerja perawatan dan pengasuhan tak berbayar; serta memanfaatkan kemitraan antara pemerintah, usaha, dan sektor swasta serta masyarakat sipil.

Chief Corporate Affairs Gojek Indonesia, Nila Marita mengaku, pihaknya senang dapat bermitra dengan UN Women dan Pulse Lab Jakarta untuk mendukung pengembangan studi yang sangat dibutuhkan ini tentang bagaimana pengusaha perempuan memanfaatkan teknologi untuk menghadapi pandemi.

"Hasil dan temuan studi independen ini sejalan dengan apa yang telah diadvokasi oleh Gojek, yaitu menjadi mitra yang bertumbuh dengan 900.000 merchant kami dan lebih dari 95 persen di antaranya adalah UMKM." katanya. (Kumparan/d)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Hariansib edisi cetak
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com