Aplikasi DokterSafe Lindungi Dokter dan Nakes dari Pandemi Covid-19


437 view
Aplikasi DokterSafe Lindungi Dokter dan Nakes dari Pandemi Covid-19
Foto: Dok. Istimewa
Aplikasi DokterSafe untuk Lindungi Dokter dan Tenaga Medis dari Pandemi Corona 

Jakarta (SIB)

Aplikasi DokterSafe diluncurkan. Aplikasi ini dikembangkan sebagai media informasi, komunikasi dan edukasi kepada dokter dan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Seperti apa?

Project Manager aplikasi DokterSafe, dr. Muhammad Shoifi, Sp.OT (K), menerangkan, aplikasi DokterSafe adalah karya anak bangsa. Aplikasi ini dikembangkan oleh anak-anak muda FK Unair dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam upaya perlindungan dan kesehatan dokter dan tenaga kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Aplikasi ini khusus dipersembahkan bagi dokter dan tenaga kesehatan sebagai benteng terakhir di masa Pandemi Covid-19 saat ini," kata dr Shoifi kepada wartawan, Selasa (12/1).

"Ini aplikasi pertama di Indonesia pada aspek safety and protection bagi dokter dan tenaga kesehatan," sambungnya. Aplikasi ini baru diluncurkan secara resmi pada Minggu 17 Januari 2021.

dr Shoifi menjelaskan, aplikasi DokterSafe memuat berbagai fitur menarik dan bermanfaat bagi perlindungan dan keselamatan dokter serta tenaga kesehatan di Indonesia. Di halaman utama aplikasi ini, pengguna bisa melihat gambaran kondisi terkini Covid-19 di Indonesia. Ada pula fitur tautan penting ke World Health Organization (WHO), Satgas Penanganan Covid-19, Kementerian Kesehatan, dan lain-lain.

Di aplikasi ini juga ada fitur learning di antaranya terkait bagaimana pemakaian alat pelindung diri (APD), standar protokol Covid-19, hingga buku pedoman pelayanan. Penggunaan APD sendiri menurutnya memegang peranan penting dalam melindungi dokter dan tenaga kesehatan.

"Jadi bagaimana dia memasang APD, bagaimana melepas, itu ada panduan yang bisa dilihat di video di aplikasi tersebut. Jadi ada edukasi langsung yang akan sangat memudahkan. Pada aspek edukasi itu juga kita cantumkan misalnya tentang standar protokol penggunaan APD dari Kemenkes dan lain-lain," jelasnya.

Di aplikasi bertagline 'Safety In One Touch' ini juga ada hotline. Ini adalah hotline pertolongan keselamatan bagi dokter dan tenaga kesehatan yang menggunakan aplikasi ini. Di aplikasi ini memuat hotline Kemenkes, Satgas BNPB, Tim Mitigasi PB IDI, dan IDI wilayah.

"Tujuannya apa? Misal ada dokter dari Jawa Timur melakukan perjalanan ke Bandung Jawa Barat kemudian dia di sana terdampak (Covid-19). Siapa yang dihubungi oleh dia? Di hotline ini dia bisa kontak hotline dari IDI wilayah Jawa Barat. Maka IDI wilayah Jawa Barat akan memberikan bantuan, pertolongan, rujukan dan sebagainya karena kita saling terkait satu dengan lainnya," jelas dr Shoifi.

"Button keempat di aplikasi ini adalah GPS. Ini akan membuat positioning dari penggunanya itu kepada rumah sakit rujukan yang paling dekat," imbuhnya.

Terakhir, lanjut dr Shoifi, di aplikasi ini juga ada fitur self assesment. Pihaknya masih mengembangkan fitur ini, terutama terkait vaksinasi Covid-19.

"Sekarang kan eranya vaksin. Misalnya ada dokter atau tenaga kesehatan setelah dia melakukan vaksinasi, dia bisa melakukan self assesment di situ. Kira-kira gejala apa yang dia dapat. Kesimpulan akhirnya nanti ada apa yang harus dia lakukan, apakah dia cukup istirahat di rumah atau datang ke rumah sakit, itu nanti ada petunjuk-petunjuknya. Ini masih kita kembangkan. Sehari dua hari ini insyaallah selesai," jelasnya. (detikcom/c)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Hariansib edisi cetak
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com