Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 14 Mei 2025

Prabowo Ganti Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis

* Kenaikan UKT di Kampus Negeri Dikritik
Redaksi - Sabtu, 25 Mei 2024 11:30 WIB
755 view
Prabowo Ganti Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis
Foto: dok. istimewa
Prabowo Subianto

Jakarta (SIB)
Presiden terpilih Prabowo Subianto mengoreksi nama program Makan Siang Gratis menjadi Makan Bergizi Gratis. Apa alasan di balik koreksi istilah program tersebut?

"Saya ingin sedikit koreksi ya. Setelah kita pelajari, ternyata istilah tepat itu adalah makan bergizi gratis untuk anak-anak. Itu lengkapnya ya," kata Prabowo dikutip dari YouTube tvOneNews, Kamis (23/5).

"Karena kalau anak sekolah dasar umpamanya masuk pagi, dia kalau nunggu makan siang kan terlalu lama. Jadi harus makan pagi. Ya kan?" imbuh dia.

Baca Juga:


Pengkajian Internal

Baca Juga:

Waketum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan tim internal Prabowo Subianto mengkaji pengubahan penamaan program Makan Siang Gratis. Sebab menurut Habiburokhman, nama program tersebut diubah agar waktunya bisa lebih fleksibel.

"Memang terus dikaji soal penamaan program. Saya termasuk yang mengusulkan perubahan istilah tersebut," kata Habiburokhman, saat dihubungi, Jumat (24/5).

Menurut Habiburokhman, di berbagai wilayah, siswa sekolah TK dan SD bisa saja pulang sekolah sebelum waktu jam makan siang. Oleh karenanya jika siswa TK dan SD yang masuk pagi harus menunggu hingga waktu jam makan siang dan itu terlalu lama.



"Dengan demikian waktunya bisa lebih flexibel, tidak harus jam makan siang, yaitu 12-13, bisa lebih pagi juga," kata Habiburokhman.

"Di berbagai wilayah untuk anak TK dan SD kelas 1-2 sudah pulang sebelum jam 11.30. Begitu juga kalau masuk Ramadhan, mungkin makanannya bisa dibawa pulang untuk berbuka puasa," katanya.

Oleh karenanya, ia menyebut pengubahan nama program tersebut menjadi 'Makan Bergizi Gratis' sudah sangat tepat.

"Yang nggak bisa diubah adalah keharusan makanan tersebut 'bergizi'. Makanya sangat pas kalau istilah yang dipakai adalah 'makan bergizi'," tutur Habiburokhman.


Kritik Kenaikan UKT

Prabowo Subianto juga mengkritik kebijakan kenaikan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Menurutnya, bahkan universitas negeri itu seharusnya memberikan pendidikan gratis kepada seluruh anak muda yang ingin melanjutkan pendidikan.

"Seharusnya biaya pendidikan itu adalah tanggung jawab negara dan seharusnya memang gratis," ujar Prabowo dalam wawancara itu.

Tak hanya level pendidikan tinggi, ia juga menilai semua sekolah negeri memberikan pendidikan gratis bagi masyarakat, mulai dari level dasar sampai kuliah.

"SD, SMP, SMA, sekolah kejuruan, dan sebagainya. Kalau untuk khusus perguruan tinggi tentunya ini harus bagi mereka yang lulus ujian akademis untuk masuk perguruan tinggi, itu menurut saya harus tidak boleh (mahal), ini terutama di universitas negeri yang dibangun oleh uang rakyat, APBN," imbuhnya.

Lanjutnya, kalaupun perlu ada biaya, sekolah negeri harusnya menetapkan harga termurah.

"Itu tidak boleh biayanya tinggi. Kalau bisa biaya minim, kalau perlu ya gratis," jelasnya.



Prabowo berjanji akan bekerja keras untuk bisa mewujudkan pendidikan tinggi gratis saat resmi menjadi presiden kelak. Ia menyatakan perlu kerja keras untuk bisa mencapai itu.

Prabowo pun mengungkit kejadian sebelum '98 di mana universitas negeri sangat terjangkau bagi rakyat kecil. Kata dia, anak petani bisa jadi insinyur dan dokter.

Namun, seiring waktu berjalan, terjadi pergeseran atau fenomena liberalisasi. Semua diserahkan kepada sistem pasar, padahal pendidikan untuk rakyat merupakan kewajiban negara.

"Tentunya kita harus mungkin mengalami proses, di mana kita, justru apa yang pemerintah sekarang di bawah Presiden Jokowi mencanangkan hilirisasi dan sebagainya untuk kita dapat nilai tambah dari semua resources kita, nilai tambah ini untuk memperbaiki pendidikan dan kesehatan kita," ucap Prabowo.

"Masalahnya adalah kita harus berjuang keras untuk menghentikan kebocoran-kebocoran itu," pungkasnya. (**)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru