Jakarta (SIB)Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (
Kemendagri) Tomsi Tohir menekankan pentingnya konsep perencanaan menjaga persediaan komoditas pangan dalam mengendalikan inflasi. Tomsi menyampaikan kementerian dan lembaga terkait maupun pemerintah daerah (Pemda) perlu memiliki konsep perencanaan menjaga ketersediaan komoditas.
Dirinya mencontohkan, untuk menjaga ketersediaan bawang putih, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berperan sebagai pemberi persetujuan impor. Kemendag diimbau dapat memastikan berapa banyak bawang putih yang harus masuk setiap bulan serta bagaimana distribusinya.
"Pada minggu lalu juga saya laporkan kepada beliau (Mendagri) sesuai arahan, saya sudah minta untuk konsepnya, contoh ini contoh berkaitan dengan umpamanya bawang putih," ujar Tomsi dalam keterangan tertulis, Senin (27/5).
Baca Juga:
Selain itu, konsep perencanaan ini juga diperlukan, misalnya dalam menghadapi fluktuatif harga cabai dan bawang merah. Kementerian Pertanian (Kementan) dapat merencanakan penanganan tahunan dengan mengacu pada kondisi tahun-tahun sebelumnya, seperti memahami penyebab kenaikan dan upaya jitu untuk menyeimbangkannya.
"Langkah-langkah seperti apa, siapa berbuat apa, kapan, dan di mana. Pada intinya seperti itu, sehingga betul-betul teman-teman bisa mengendalikan semaksimal mungkin," ucap Tomsi.
Baca Juga:
Saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian
Inflasi Daerah di Kantor Pusat
Kemendagri, Jakarta, Tomsi menuturkan pada awal tahun atau sebelum masuk tahun baru semua pihak terkait telah mendapat data prediksi mengenai cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Oleh karena itu, kelangkaan komoditas akibat cuaca seperti adanya El Nino dan La Nina mestinya dapat teratasi.
"Nah kondisi-kondisi seperti ini itukan bisa disesuaikan antara cuaca mengakibatkan kekurangan suplai, kemudian berkaitan dengan impor, ini bisa dirancang, juga berkaitan dengan jagung," ungkapnya.
Di samping itu, Tomsi menyayangkan ketiadaan komoditas saat waktu dibutuhkan. Namun, saat memasuki musim panen, komoditas impor justru baru tiba atau sisa barangnya masih masuk.
"Nah ini juga mengganggu proses panen kita berkaitan dengan harga," kata Tomsi.
Oleh karena itu, pada pertemuan ini
Kemendagri berharap kementerian dan lembaga yang hadir fokus pada perencanaan satu tahun, berikut dengan argumentasinya. Langkah ini penting, pasalnya perencanaan yang matang belum diperoleh dan formula penanganan baru sebatas kerja-kerja seperti pemadam kebakaran.
Lebih lanjut, Tomsi juga meminta kepala daerah menyusun perencanaan penanganan tahunan dengan berkaca dari tahun-tahun sebelumnya. Perencanaan tersebut dapat ditempuh melalui kegiatan-kegiatan yang mengakibatkan kebutuhan komoditas meningkat contohnya, termasuk kondisi cuaca yang dapat mengakibatkan distribusi terganggu.
"Ini tolong dibuat perencanaannya," pintanya.
Tomsi mengutarakan penanganan kebutuhan komoditas dapat dilakukan secara jangka pendek. Namun, penanganan jangka panjang seperti menjalin perjanjian kerja sama antardaerah dalam memenuhi komoditas tetap perlu dilaksanakan. Ini termasuk dengan upaya penanaman yang juga harus benar-benar dilakukan.
"Saya memahami ada teman-teman yang dari tahun kemarin menanam, iya, tapi begitu panen tidak menanam lagi, akhirnya kembali lagi pada seperti semula," pungkas Tomsi. (**)