Kamis, 23 Januari 2025

Pabrik Jerman yang Dulu Mentereng Kini Terpuruk, Produknya Tak Laku di RI

Robert Banjarnahor - Senin, 09 September 2024 12:00 WIB
449 view
Pabrik Jerman yang Dulu Mentereng Kini Terpuruk, Produknya Tak Laku di RI
Foto: REUTERS/Lucy Nicholson
Jakarta (harianSIB.com)

Volkswagen (VW) pabrikan mobil asal Jerman yang dulu mentereng dan dikenal cukup populer, saat ini mengalami keterpurukan. Bahkan, di Indonesia penjualannya sangat minim.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dikutip dari CNBC Indonesia, penjualan VW di dalam negeri hanya puluhan unit dalam satu tahun.

Wholesales atau penjualan dari pabrikan ke diler selama tujuh bulan awal 2024 hanya 52 unit, turun 68,7% dari tahun lalu yang mencapai 166 unit. Parahnya lagi, penjualan pada Juli 2024 hanya 2 unit, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang hanya 4 unit.

Baca Juga:

Sedangkan retail sales atau penjualan dari diler ke konsumen akhir pada sepanjang Januari-Juli 2024 sebanyak 65 unit. Angka ini turun dari periode sama tahun lalu yang mencapai 141 unit. Retail sales VW sendiri di RI pada bulan Juli 2024 hanya 4 unit.

*Gonjang-ganjing perusahaan

Baca Juga:

Perusahaan mengungkapkan, kondisi sedang genting sehingga dibutuhkan langkah-langkah efisiensi.

CEO Volkswagen Group Oliver Blume dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan, perusahaan kemungkinan akan mengambil tindakan restrukturisasi menyeluruh.

"Industri otomotif Eropa berada dalam situasi yang sangat menuntut dan serius," kata Blume, seperti dilansir CNBC International, Minggu (8/9/2024).

"Lingkungan ekonomi menjadi lebih sulit, dan pesaing baru memasuki pasar Eropa. Selain itu, Jerman khususnya sebagai lokasi manufaktur semakin tertinggal dalam hal daya saing," imbuhnya.

Akibatnya, perusahaan sekarang harus bertindak tegas dan merek-merek dalam perusahaan tersebut perlu menjalani restrukturisasi.

Dari pernyataan Blume, seperti situasi saat ini mengindikasikan akan ada penutupan pabrik di lokasi produksi kendaraan dan komponen.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru