Selasa, 08 Oktober 2024

Hadapi 418.546 Kasus Malaria, Kemenkes Luncurkan Program 'Tempo Kas Tuntas'

Robert Banjarnahor - Jumat, 20 September 2024 14:45 WIB
241 view
Hadapi 418.546 Kasus Malaria, Kemenkes Luncurkan Program 'Tempo Kas Tuntas'
(Antara/Zabur Karuru)
Petugas melakukan Fogging (pengasapan) guna mencegah DBD di Jakarta.
Jakarta (harianSIB.com)

Program percepatan eliminasi malaria bernama "Tempo Kas Tuntas", diluncurkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Rabu (18/9/2024).

'Tempo Kas Tuntas' adalah singkatan dari Tanggulangi Eliminasi Malaria melalui Periksa darah, Obati dan Awasi Kepatuhan Pengobatan Sampai Tuntas.

"Malaria ini termasuk penyakit menular dengan angka kasus tertinggi kedua di Indonesia setelah TBC. Maka, perlu kita lakukan upaya pencegahan, supaya masyarakat itu jangan sampai sakit," ujar Menkes Budi, Jumat (20/9/2024), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga:

Menurut Menkes Budi, pada 2023 kasus malaria di Indonesia tercatat sebanyak 418.546 kasus. Jumlah tersebut menjadikan malaria sebagai penyakit menular dengan angka kasus tertinggi kedua setelah tuberkulosis (TBC).

Inovasi ini berfokus pada intervensi pada manusia dan vektor melalui upaya penemuan kasus, pengobatan sesuai standar, pengawasan konsumsi obat sampai tuntas, pemantauan pasca-pengobatan, serta intervensi vektor pada daerah dengan kasus positif.

Baca Juga:

Menkes Budi menekankan pentingnya menjaga kesehatan masyarakat dengan memahami pola penyakit dan pola penyebarannya pada populasi tertentu di suatu daerah agar dapat mencegahnya melalui upaya promotif dan preventif.

"Tugas kita itu menjaga masyarakat supaya tetap sehat. Jadi, kita harus tahu pola penyakitnya, pola epidemiologinya, sehingga dapat melakukan pencegahan. Karena strategi kesehatan paling benar itu seharusnya melalui upaya promotif dan preventif. Dari segi biaya, jauh lebih murah. Dari sisi kualitas hidup, juga jauh lebih baik," jelas Menkes.

Menkes Budi juga menyampaikan upaya pencegahan malaria yang dapat dilakukan, mulai dari edukasi hingga skrining untuk mengurangi faktor risiko.

"Edukasi pencegahan malaria dapat dilakukan mulai dari mengajak masyarakat untuk memasang kelambu saat tidur, menggunakan losion anti-nyamuk, minum obat secara massal (momal) untuk mencegah komunitas tersebut terkena malaria, serta rajin melakukan skrining melalui tes RDT sehingga dapat mengurangi faktor risiko apabila terkena malaria," ungkap Menkes Budi.

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Yudhi Pramono mengungkapkan, penurunan kasus malaria di kabupaten/kota di Tanah Papua akan berdampak signifikan pada penurunan angka kasus malaria di seluruh Indonesia, yang pada akhirnya berkontribusi pada capaian eliminasi malaria secara nasional.

"Percepatan penurunan kasus secara intensif akan segera dilakukan dengan cara peningkatan penemuan kasus, pengobatan tuntas, dan pengendalian vektor secara terpadu, serta pemberdayaan masyarakat di wilayah tinggi kasus malaria," ujar Plt. Dirjen dr. Yudhi.

Pj. Gubernur Papua Tengah Dr. Ribka Haluk juga menyampaikan harapannya atas peresmian program inovasi "Tempo Kas Tuntas" di wilayah Papua Tengah, khususnya di Kabupaten Mimika.

"Eliminasi malaria menjadi fokus kita. Papua Tengah jadi salah satu wilayah dengan kasus malaria yang masih tinggi, jadi perlu adanya kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah pusat dan daerah, juga dukungan dari organisasi internasional untuk mewujudkan wilayah Papua bebas malaria," ucap PJ Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
komentar
beritaTerbaru