Senin, 04 November 2024

Ledakan Matahari Sebabkan Badai Magnet, BMKG Keluarkan Warning untuk Indonesia

Robert Banjarnahor - Sabtu, 12 Oktober 2024 11:23 WIB
165 view
Ledakan Matahari Sebabkan Badai Magnet, BMKG Keluarkan Warning untuk Indonesia
(Foto: Getty Images/iStockphoto/Pitris)
Ilustrasi Badai Magnet atau Badai Matahari.
Jakarta (harianSIB.com)

Fenomena ledakan matahari yang akan menyebabkan badai magnet diperkirakan akan menghantam Bumi dalam beberapa hari mendatang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mendeteksi bahwa fenomena ini berpotensi memberikan dampak pada wilayah Indonesia.

Lembaga oseanik dan atmosfer NOAA mengatakan, bahwa ledakan Matahari pada Senin (7/10/2024) lalu mengakibatkan badai magnet berat skala G4 di Bumi.

Ledakan tersebut adalah letusan besar radiasi elektromagnetik dari matahari yang berlangsung selama beberapa menit dan jam.

"Halo sobat BMKG. Berdasarkan informasi dari NOAA, Senin lalu (7/10/2024) terjadi ledakan matahari (Solar Flare) terbesar selama 7 tahun terakhir kemudian disusul kejadian badai magnet dengan klasifikasi badai magnetik kuat atau skala G4 kemarin (10/10/2024)," demikian pernyataan BMKG dalam media sosial Instagramnya dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (12/10/2024).

Badai magnet, atau yang sering disebut dengan badai Matahari adalah gangguan sementara akibat gelombang kejut angin matahari dan atau awan medan magnet yang berinteraksi dengan medan magnet Bumi. Peristiwa ini merupakan siklus 10-11 tahun dan wajar terjadi.

Adapun dampak besar dari fenomena ini pada Indonesia adalah terganggunya sistem telekomunikasi yang terhubung internet. Serta komunikasi berbasis radio selama periode badai matahari tersebut.

"Salah satu dampak adalah adanya gangguan pada sistem komunikasi berbasis satelit dan sistem GPS. Dampak terbesarnya dapat mengganggu sistem komunikasi selama badai matahari berlangsung," papar BMKG.

Selain itu, bagi para pilot drone di seluruh Indonesia disarankan BMKG untuk tidak mengoperasikan pesawat tanpa awaknya karena berpotensi hilang kendali, dan akurasi posisi berbasis satelit seperti GPS juga akan menurun.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru