Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 23 Mei 2025

Ceramah Sidang Majelis Sinode ke-37 GBKP, Gereja Berbuah dan Berkembang

Theopilus Sinulaki - Kamis, 24 April 2025 21:56 WIB
800 view
Ceramah Sidang Majelis Sinode ke-37 GBKP, Gereja Berbuah dan Berkembang
(Foto: SNN/Theopilus Sinulaki)
Pdt. Prof. Ir. Armand Barus tampil sebagai nara sumber dalam ceramah Sidang Majelis Sinode ke-37 GBKP, Kamis (24/4/2025), di Retreat Center Suka Makmur, Sibolangit, Deliserdang.
Sibolangit(harianSIB.com)
Memasuki hari kedua Sidang Majelis Sinode (SMS) ke-37 GBKP, Kamis (24/4/2025), agenda persidangan memasuki ceramah dengan tema "Sidang Majelis Sinode adalah Gereja Berbuah dan Berbuah".

Nara sumber ceramah tema ini, Pdt. Prof. Ir. Armand Barus, Ph.D menyebut berkaitan dengan tema, logo SMS ke-37 GBKP, terinspirasi dari kecombrang (cekala/patikala Karo).

Menurutnya, kecombrang adalah tumbuhan penting dalam kehidupan orang Karo. Pasalnya, buah, bunga dan batangnya semuanya bermanfaat bagi masyarakat Karo. Menarik sekali untuk diperhatikan tidak hanya kemanfaatan luas kecombrang bagi masyarakat Karo dan Indonesia, tetapi juga pengembangan tanaman kecombrang melalui rimpang yang menjalar di bawah permukaan tanah menghasilkan tunas dan akar baru. Kecombrang tidak tumbuh sendiri dan berbuah, ia segera berkembang membentuk rumpun. Dengan perkataan lain, tanaman kecombrang merupakan tanaman "berbuah dan berkembang". Mungkin itu alasan pemilihan kecombrang sebagai logo SMS ke-37 GBKP.

Baca Juga:

"Istilah berbuah, digunakan sebagai rujukan pertumbuhan internal. Sedang kata berkembang, menunjuk kepada pertumbuhan eksternal. Dengan perkataan lain, melalui tema "Berbuah dan Berkembang", diharapkan GBKP bertumbuh secara internal dan eksternal seperti kecombrang," ujar Guru Besar Ilmu Teologia di STT Amanat Agung.

Dijelaskan, tema SMS berangkat dari Kolose 1:6. Injil datang ke Kolose, kemudian berbuah dan berkembang di jemaat Kolose, demikian juga segala tempat. Injil mampu menerobos segala tempat karena Injil bersifat universal kemudian berbuah dan bertumbuh kembang di segala tempat. Itu berarti Injil itu hidup dalam interaksi dinamis dengan budaya setempat. Injil bersifat lokal dan universal. Kedua hakikat Injil itu tidak boleh dipisahkan. Jika Injil hanya dipandang bersifat lokal atau universal akan mengakibatkan distorsi dan reduksi berita Injil.

Baca Juga:

Gereja yang berbuah dan berkembang secara transformatif kontekstual dan universal perlu
melakukan beberapa tindakan atau kegiatan. Menurut Pdt Armand Barus, bahwa gereja yang berbuah adalah gereja yang melakukan fungsi pastoral penyembuhan, pemeliharaan, pembimbingan, dan pendamaian termasuk menghadirkan keluarga misional di tengah masyarakat yang majemuk.

Kemudian gereja yang berkembang adalah gereja yang mengerjakan fungsi pastoral penyembuhan secara intensional di dalam masyarakat yang majemuk disamping fungsi pastoral pemeliharaan, pembimbingan, dan
pendamaian. Untuk itu, gereja perlu mempersiapkan jemaat mengerjakan teologi di ruang publik dan GBKP berpartisipasi aktif dan konstruktif dalam menyaksikan teologi publik sebagai respons terhadap berbagai isu masyarakat. Berpartisipasi aktif dan konstruktif dalam mengembangkan dan menerapkan Ekoteologi di Tanah Karo dan Indonesia.

Pdt Armand juga mengkaitkan tema dengan subtema SMS ke-37 GBKP yakni, "Oleh kasih karunia Allah, GBKP semakin mewujudkan diri sebagai berkat bagi dunia dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan holistik menyongsong Indonesia emas 2045".

Disebutkan Armand, sub tema menggariskan dua pokok penting yang perlu mendapat perhatian bersama yakni GBKP menjadi berkat bagi dunia dan GBKP memiliki pelayanan holistik.

Dalam mewujudkan tema dan sub tema tidak perlu GBKP mengandalkan kekuatan diri sendiri tetapi GBKP bergantung dan bersandar sepenuhnya kepada anugerah Allah. Anugerah Allah cukup bagi GBKP.

Gereja berbuah dan berkembang adalah gereja yang melakukan pelayanan holistik secara terencana dan intensional dalam area fungsi pastoral, keluarga misional, teologi publik dan eko-teologi.

"Tentu banyak area pelayanan lain yang perlu dilakukan. Namun GBKP perlu memiliki fokus pelayanan yang tajam dalam lima tahun ke depan," pungkasnya.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru