Jumat, 24 Januari 2025

Harga Cabai Rawit di Silimakuta Turun

Mey Hendika Girsang - Kamis, 31 Oktober 2024 18:22 WIB
481 view
Harga Cabai Rawit di Silimakuta Turun
Foto SNN/Mey Hendika Girsang
Inilah salah satu cabai rawit petani yang belum dipetik di perladangan Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun lantaran harga turun. Foto dijepret, Kamis (31/10/2024).

Simalungun(harianSIB.com)


Harga cabai rawit di wilayah Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun dan sekitarnya mengalami penurunan. Hal itu membuat petani was-was.

Baca Juga:

Informasi diperoleh dari petani, Kamis (31/10/2024) harga cabai rawit berkisar Rp 20.000 per Kg, dari sebelumnya Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per Kg di tingkat petani.

"Penurunan harga ini mulai terjadi saat menjelang pendaftaran Balon Bupati dan Wakil Bupati Simalungun ke KPU," kata petani daerah itu, Marolob Purba di Saribudolok, Kamis (31/10/2024).

Baca Juga:

Dia menyampaikan, beberapa minggu sebelum pendaftaran tersebut, harga cabai rawit masih laku sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per Kg. Saat pendaftaran, mulai terjadi penurunan secara estafet.

"Penurunannya scera estafet mulai dari harga Rp 30 ribu, Rp 26 ribu, Rp 24 ribu hingga saat menjadi Rp 20 ribu per Kg di tingkat petani," katanya.

Turunnya harga cabai rawit membuat petani was-was. Pasalnya, jika penurunan harga terus terjadi akibat situasi politik Pilkda, petani akan mengalami kerugian.

"Kalau terjadi lagi penurunan harga, petani bisa rugi. Sebab, untuk mengumpulkan cabai rawit 10 Kg saja, membutuhkan satu tenaga kerja per hari, dengan upah kerja Rp 105.000 per hari," kata Marolob.

"Jadi, kalau dikalikan harga cabai rawit 10 Kg dikurangi dengan upah kerja Rp 105 ribu per hari, hasilnya tinggal sekitar Rp 95 ribu kepada petani. Sedangkan harga obat pertanian untuk cabai rawit berkisar Rp 85 ribu per satu merk. Hasilnya, petani tidak untung," jelasnya.

Melihat keadaan itu, petani berharap campur tangan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga cabai rawit, minimal harga Rp 25 ribu per Kg, agar petani beruntung. (**)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru