Selasa, 25 Maret 2025

RDG BI Pertahankan BI-Rate 5,75%

Nelly Hutabarat - Rabu, 19 Februari 2025 20:42 WIB
125 view
RDG BI Pertahankan BI-Rate 5,75%
(Foto: SNN/Dok)
Perry Warjiyo
Jakarta (harianSIB.com)

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa dan Rabu 18-19 Februari 2025, memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, juga suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

"Keputusan ini konsisten sebagai upaya menjaga prakiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%, stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, turut serta mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, saat konferensi pers, di Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Ia menyebutkan, ke depan Bank Indonesia terus mencermati prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi untuk memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI-Rate dengan mempertimbangkan pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Juga:

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran terus diarahkan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) ditingkatkan untuk lebih mendorong kredit atau pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah," katanya.

Baca Juga:

Kebijakan sistem pembayaran, lanjutnya, juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.

"Arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan didukung beberapa langkah-langkah kebijakan Bank Indonesia," jelasnya.

Salah satunya yakni penguatan strategi operasi moneter pro-market untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter, mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing (valas), serta mendorong aliran masuk modal asing.

Pertama, mengoptimalkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instrumen moneter pro-market.

Kedua, menjaga struktur suku bunga instrumen moneter untuk tetap menarik aliran masuk portofolio asing ke domestik.

Ketiga, memperkuat aset keuangan strategi transaksi repo dan swap valas. Keempat, memperkuat peran Primary Dealer (PD) untuk meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan transaksi repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru