Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 21 Juni 2025

Pasar Waspadai Inflasi, IHSG Diprediksi Bergerak Menguat

Redaksi - Jumat, 02 Mei 2025 10:37 WIB
264 view
Pasar Waspadai Inflasi, IHSG Diprediksi Bergerak Menguat
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jakarta(harianSIB.com)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (2/5) diproyeksikan bergerak menguat seiring fokus pelaku pasar pada rilis data inflasi Indonesia periode April 2025.

IHSG dibuka menguat 44,31 poin atau 0,65 persen ke level 6.811,11. Sementara itu, indeks LQ45 yang terdiri dari 45 saham unggulan juga naik 6,36 poin atau 0,84 persen ke posisi 767,87.

Baca Juga:

"Meski IHSG berpotensi melanjutkan penguatan, ruang kenaikannya diperkirakan tetap terbatas," tulis Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajian hariannya di Jakarta, dikutip dari Antara.

Dari dalam negeri, pasar mencermati rilis inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) April 2025 yang dipandang penting untuk mengukur potensi perlambatan konsumsi domestik.

Baca Juga:

Perlambatan konsumsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk penurunan jumlah pemudik selama periode Lebaran 2025.

Selain itu, data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur April 2025 turut menjadi perhatian. PMI manufaktur terakhir tercatat pada level 52,4 di bulan Maret, menunjukkan ekspansi karena masih berada di atas ambang batas 50.

Dari mancanegara, sentimen pasar terbantu oleh meredanya kekhawatiran bahwa kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Namun demikian, ketidakpastian terkait perubahan kebijakan perdagangan AS tetap membayangi musim laporan keuangan yang umumnya positif, yang mana sejumlah perusahaan memangkas atau menarik proyeksi laba mereka.

Laporan terbaru tentang klaim pengangguran mingguan AS menunjukkan bahwa peningkatan PHK yang lebih tinggi dari perkiraan, menjelang laporan ketenagakerjaan pemerintah yang akan dirilis pada Jumat (02/04), yang menjadi sinyal bahwa tarif mulai berdampak pada pasar tenaga kerja.

Dari kawasan Eropa, di Inggris, indeks FTSE 100 relatif datar namun mencatat rekor kemenangan 13 sesi berturut-turut, menyamai rekor tahun 2017 yang naik tipis 0,02 persen atau 1,95 poin ke 8.496,80.

Sebagian besar pasar saham Eropa, termasuk Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol, libur karena Hari Buruh Internasional pada Kamis (1/5).

Dari kawasan Asia, Bank Sentral Jepang (BOJ) pada pertemuan Mei 2025 kembali mempertahankan suku bunga di level 0,5 persen, atau sesuai dengan ekspektasi pasar dan masih di level tertinggi sejak 2008.

BOJ juga menurunkan proyeksi PDB di tahun 2025 menjadi 0,5 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,1 persen, akibat ketidakpastian tarif yang terjadi,

Sementara itu, bursa saham AS Wall Street ditutup menguat pada Kamis (01/04), salah satunya didorong oleh laporan keuangan yang solid dari raksasa teknologi Microsoft dan Meta yang mengurangi kekhawatiran terhadap efektivitas belanja besar-besaran untuk kecerdasan buatan (AI).

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 83,60 poin 0,21 persen ke level 40.752,96, sementara S&P 500 menguat 35,08 poin 0,63 persen menjadi 5.604,14, Nasdaq melonjak lebih tajam, menambah 264,40 poin 1,52 persen ke posisi 17.710,74.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 236,90 poin atau 0,65 persen ke 36.688,64, indeks Shanghai melemah 7,62 poin atau 0,23 persen ke 3.279,87, indeks Kuala Lumpur melemah 4,37 poin atau 0,28 persen ke 1.535,57, dan indeks Strait Times menguat 8,44 poin atau 0,22 persen ke 3.840,80.(*)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru