Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 20 Juni 2025

Sumut Surplus 61 Ribu Ton Jagung hingga Mei 2025

Nelly Hutabarat - Senin, 19 Mei 2025 20:02 WIB
1.193 view
Sumut Surplus 61 Ribu Ton Jagung hingga Mei 2025
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Ilustrasi memanen jagung
Medan(harianSIB.com)
Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara mencatat, produksi jagung di provinsi ini mencapai 662.000 ton sepanjang Januari hingga Mei 2025. Sementara itu, kebutuhan jagung selama periode yang sama diperkirakan sebesar 601.000 ton. Dengan demikian, Sumatera Utara mengalami surplus sebanyak 61.000 ton.

Informasi tersebut disampaikan Kepala Dinas Ketapang Sumut, Rajali, melalui Perencana Muda, Yuspahri Peranginangin, kepada harianSIB.com, Senin sore (19/5/2025).

"Jagung dari Sumut umumnya dimanfaatkan untuk pakan ternak dan konsumsi. Jika produksi meningkat, harga pakan ternak pun cenderung stabil di pasaran. Saat ini, harga jagung yang ditetapkan pemerintah adalah Rp5.500 per kilogram," ujar Yuspahri.

Baca Juga:

Khusus untuk Mei 2025, produksi jagung diperkirakan mencapai 97.000 ton. Selain jagung, Sumatera Utara juga dikenal sebagai lumbung pangan strategis untuk komoditas lain seperti beras, cabai merah dan berbagai jenis sayuran termasuk wortel. Beberapa komoditas, seperti kol, bahkan telah berhasil menembus pasar ekspor.

Terkait produksi jagung tahun 2024, Yuspahri menyebutkan total produksi mencapai 1.948.641 ton dengan produktivitas rata-rata 6,24 ton per hektare. Lima kabupaten sebagai sentra produksi utama yakni Karo (779.141 ton), Dairi (293.558 ton), Simalungun (209.416 ton), Tapanuli Utara (138.130 ton), dan Humbang Hasundutan (104.281 ton).

Baca Juga:

"Sekitar 80 persen dari total produksi diserap industri pakan ternak, sementara sisanya digunakan untuk bahan baku tepung jagung," jelasnya.

Adapun jenis bibit jagung yang umum digunakan para petani antara lain varietas Pioneer, BISI, NK, dan Bioseed.

"Petani cukup antusias menanam jagung, terutama di wilayah sentra produksi, karena harga jual di tingkat petani masih tergolong menguntungkan," pungkas Yuspahri. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru