Kamis, 20 Maret 2025

Putin Bertekad Lanjutkan Invasi Ukraina Sampai “Tujuan Mulia” Tercapai

* Biden Tuduh Putin Lakukan Genosida, Pentagon Kumpulkan Produsen Senjata AS
Redaksi - Kamis, 14 April 2022 08:57 WIB
285 view
Putin Bertekad Lanjutkan Invasi Ukraina Sampai “Tujuan Mulia” Tercapai
Foto : GETTY IMAGES
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim perang dengan Ukraina telah menjadi "tak terelakkan".
Washington, DC (SIB)
Presiden Vladimir Putin bertekad tetap melanjutkan invasi Rusia di Ukraina sampai “tujuan mulia" negaranya tercapai.

Dalam penampilan publiknya yang jarang terjadi, Putin menyatakan perundingan damai telah menemui jalan buntu. Putin juga bersikeras bahwa invasi yang kini memasuki pekan keenam masih berjalan sesuai rencana.

Ini merupakan komentar pertama Putin terkait konflik di Ukraina dalam kurun waktu lebih dari seminggu belakangan. Dia tidak banyak muncul belakangan ini, berbeda dengan masa-masa awal invasi. Pernyataan itu dia sampaikan melalui konferensi pers ketika mengunjungi fasilitas luar angkasa di Rusia timur bersama pemimpin Belarusia sekaligus salah satu sekutu terdekatnya, Aleksandr Lukashenko.

Kunjungan itu merupakan bagian dari acara memperingati ulang tahun ke-61 Yuri Gagarin, orang pertama yang pergi ke luar angkasa. Putin mengklaim dia tidak memiliki pilihan selain melancarkan invasi demi melindungi penduduk penutur bahasa Rusia di Ukraina timur.

Kremlin menuding Kyiv telah melakukan genosida terhadap penutur bahasa Rusia di Ukraina timur, tetapi tidak ada bukti yang mendukung tuduhan itu. "Di satu sisi, kami membantu dan menyelamatkan orang-orang, dan di sisi lain, kami hanya mengambil tindakan untuk memastikan keamanan Rusia sendiri," tegas Putin seperti dilansir dari BBC, Rabu (13/4).

"Jelas bahwa kami tidak punya pilihan. Itu adalah keputusan yang tepat," katanya, seraya menambahkan bahwa Rusia akan "secara tenang dan berirama " melanjutkan invasi.

Fokus Moskow dalam invasi telah beralih ke Ukraina timur. Mereka memindahkan pasukan dari utara setelah menghadapi perlawanan sengit pada pekan-pekan awal invasi atau apa yang disebut oleh Putin sebagai "operasi khusus".

Rusia dan Ukraina tercatat sudah berulang kali menggelar negosiasi, namun tidak menuai hasil signifikan. Negosiasi terakhir berlangsung di Istanbul, Turki pada akhir Maret lalu. Hasil pertemuan itu di antaranya, Ukraina siap berstatus netral dan non-nuklir, perundingan lebih lanjut status Crimea selama 15 tahun, jaminan keamanan Ukraina, kemungkinan pertemuan antar presiden, dan gagal gencatan senjata.

Jalan negosiasi makin tampak terjal. Sebab, Putin mengaku tidak akan mengakhiri invasi di Moskow sebelum tujuannya tercapai. "Tak akan menghentikan operasi militer," kata Putin.

Dalam konferensi persnya, Putin juga membantah laporan dugaan pembantaian ratusan warga sipil di Bucha dengan menyebutnya sebagai laporan palsu. Laporan itu, bagi dia, sama palsunya dengan penggunaan senjata kimia di Suriah oleh Presiden Bashar al-Assad. "Ada provokasi di Suriah, saat penggunaan senjata kimia oleh pemerintahan Assad direncanakan. Lalu terbukti itu palsu, sama palsunya seperti di Bucha," ucap Putin,

CNN melihat secara langsung kuburan massal di sekitar pinggiran Kyiv, sedikitnya 20 mayat terlihat di satu jalan. Rusia menjadi sorotan dunia usai temuan ratusan mayat yang diduga dibantai pasukan Moskow di Bucha. Negara Barat, ramai-ramai mengecam tindakan itu dan menjatuhkan serangkaian sanksi. Sementara itu, PBB meminta agar dibentuk tim independen guna menginvestigasi dugaan pembantaian di Bucha.

Genosida
Sementara itu, presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menuduh Presiden Vladimir Putin melakukan genosida dalam invasi Rusia di Ukraina. Ini merupakan kali pertama Washington menggunakan istilah genosida. "Ya, saya sebut itu genosida. Itu menjadi lebih jelas dan tegas bahwa Putin mencoba menghapus hak-hak untuk menjadi warga Ukraina," kata Biden, seperti dilansir dari AFP, Rabu (13/4).

AS sudah lama tidak menggunakan istilah "genosida." Berdasarkan aturan internasional, definisi hukum terkait genosida sangat ketat dan berdampak besar. Meski demikian, Biden menyatakan bahwa ia tetap menyerahkan ke pengadilan untuk menentukan tindakan Putin di Ukraina dianggap genosida atau tidak.

"Ya, biarkan para penegak hukum yang memutuskan secara internasional apakah itu memenuhi syarat atau tidak untuk disebut genosida, tapi bagi saya tampak demikian. Buktinya menumpuk," tutur Biden.

Menurut dia, banyak bukti kekejaman yang sudah dilakukan pasukan Rusia di Ukraina. "Dan kami akan mempelajarinya lagi dan lagi soal perusakan itu," ucap Biden.

Biden melontarkan tuduhan genosida ke Putin saat menyampaikan pidato soal harga bahan bakar yang melonjak. Menurut Biden, harga bahan bakar naik karena invasi Rusia ke Ukraina. Kemampuan warga AS untuk mengisi tangki, menurutnya, tidak boleh bergantung pada seorang diktator menyatakan perang dan melakukan genosida di belahan dunia lain.

Kumpulkan Produsen Senjata
Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat memanggil para pemimpin delapan produsen senjata AS untuk bertemu pada Rabu (13/4) waktu setempat. Pertemuan itu untuk membahas kapasitas industri tersebut guna memenuhi kebutuhan senjata Ukraina jika perang dengan Rusia berlangsung bertahun-tahun.

Demikian diungkapkan oleh dua orang yang mengetahui pertemuan itu seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (13/4).

Permintaan senjata telah melonjak setelah invasi Rusia pada 24 Februari, yang memicu pengiriman senjata AS dan sekutu ke Ukraina. Menurut sumber-sumber yang berbicara kepada Reuters, pemasokan senjata serta perencanaan untuk perang yang lebih lama, diperkirakan akan dibahas pada pertemuan tersebut.

Kantor Akuisisi dan Keberlanjutan Pentagon, pembeli senjata untuk Departemen Pertahanan AS, menjadi tuan rumah pertemuan selama 90 menit itu. Wakil Menteri Pertahanan Kathleen Hicks diperkirakan hadir.

Sebelumnya, Pentagon mengatakan bahwa senjata yang paling berguna adalah sistem yang lebih kecil seperti rudal anti-tank Javelin dan rudal anti-pesawat Stinger, yang dikirim Washington dan sekutunya ke Ukraina hampir setiap hari.

Penggunaan yang intens, serta efektivitas medan perang yang ditunjukkan oleh pasukan Ukraina, telah mendorong minat untuk memasok kembali senjata-senjata ini.

Raytheon Technologies dan Lockheed Martin Corp bersama-sama memproduksi Javelin, sementara Raytheon membuat Stinger. Pembuat senjata top lainnya adalah Boeing Co Northrop Grumman, General Dynamics dan L3Harris Technologies.

Gedung Putih mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah memberikan lebih dari US$ 1,7 miliar bantuan keamanan ke Ukraina sejak invasi, termasuk lebih dari 5.000 Javelin dan lebih dari 1.400 Stinger.

Administrasi Kerjasama Keamanan Pertahanan Pentagon telah mengadakan pertemuan mingguan dengan Tim Manajemen Krisis Eropa untuk meninjau permintaan khusus terkait dengan Ukraina.

Agar mempercepat persetujuan pemerintah AS atas penjualan dan transfer senjata yang diproduksi oleh para kontraktor pertahanan Amerika, Pentagon telah membentuk kembali satu tim untuk menanggapi permintaan yang meningkat. (BBC/Rtr/dtc/AFP/CNNI/d)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru