Sabtu, 19 April 2025

Hasto: 2009 Dipaksakan Satu Putaran, Begitu Banyak Kecurangan Masif

* Sudah Ada Komunikasi dengan Kubu AMIN soal Putaran Kedua
Redaksi - Sabtu, 13 Januari 2024 09:24 WIB
295 view
Hasto: 2009 Dipaksakan Satu Putaran, Begitu Banyak Kecurangan Masif
Bahtiar Rifa'i/detikcom
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Jakarta (SIB)
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuding Pilpres 2009 dipaksa satu putaran. Menurutnya, terjadi kecurangan masif saat itu.
Awalnya Hasto mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati mengajarkan tentang pentingnya persatuan. Menurutnya, saat menjadi presiden, Megawati menyelenggarakan pemilu dengan menempatkan kehendak rakyat, kedaulatan rakyat, dan tanpa manipulasi.
"Ya kalau Ibu Mega memang selalu mengajarkan tentang pentingnya persatuan dan itulah yang ditunjukkan oleh Bu Mega. Maka ketika beliau sebagai presiden penyelenggaraan pemilu itu dilakukan dengan menempatkan kehendak rakyat, kedaulatan rakyat, tanpa manipulasi," kata Hasto usai menghadiri Deklarasi Forum Ulama dan Kiai Kampung untuk mendukung Ganjar-Mahfud di Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (12/1).
Hasto kemudian menuding pada pilpres 2009 yang dipaksakan satu putaran. Menurutnya terjadi kecurangan masif, salah satunya daftar pemilih tetap (DPT) dimanipulasi.
"Berbeda pada tahun 2009 yang dipaksakan satu putaran dan begitu banyak kecurangan masif, DPT (daftar pemilih tetap) dimanipulasi, politik bansos pertama kali dijalankan, melalui program yang meniru dari Thaksin dan berbagai aparatur negara dikerahkan," jelasnya.
Selain itu, juga menanggapi soal pujian calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan terhadap Megawati. Hasto berharap hal ini dapat membangun komitmen bersama agar pemilu dapat berjalan secara demokratis.
"Maka dengan berbagai pujian yang disampaikan Pak Prabowo dan Pak Anies kepada Bu Mega kami berharap ini juga membangun komitmen untuk melakukan hal yang sama. Agar Pemilu kali ini benar-benar berjalan secara demokratis," tuturnya.



Komunikasi
Sementara itu, Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan sudah membangun komunikasi dengan kubu calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Hal itu mengenai kemungkinan dua kubu tersebut bersatu terhadap potensi putaran kedua.
"Jadi, tim hukum kami memang sudah membangun komunikasi (dengan paslon nomor urut 2)," kata Hasto.
Hasto pun membahas soal pertemuan dengan Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla (JK). Menurutnya, JK khawatir soal adanya kecenderungan pemilu yang dinilai sudah bergeser.
"Saya sendiri pernah bertemu dengan Bapak Jusuf Kalla, dimana beliau juga sangat mengkhawatirkan terhadap kecenderungan pemilu yang sepertinya sudah bergeser. Tidak lagi menempatkan rakyat yang berdaulat untuk menentukan pemimpinnya," tuturnya.
Hasto menyinggung soal bansos. Sebab, Hasto menegaskan, siapa pun presidennya nanti, bansos dan bantuan langsung tunai (BLT) merupakan komitmen kerakyatan.
"Banyak iming-iming bansos, BLT, ya itu baik buat program kerakyatan. Tetapi jangan dipolitisasi, karena bansos BLT itu adalah siapapun presidennya, itu merupakan komitmen kerakyatan sebagai perintah konstitusi, fakir miskin anak terlantar dipelihara negara," jelasnya.
Hasto menjelaskan komunikasi sudah terjalin antara kubu Ganjar dan Anies dalam menghadapi intimidasi melalui tim kampanye masing-masing.
"Jadi komunikasi di dalam menghadapi intimidasi itu telah dilakukan, antara paslon 1 dan 3, melalui tim kampanyenya masing-masing," pungkasnya. (**)

Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru