Rabu, 19 Maret 2025

Zeira Salim Ritonga Minta Polda Sumut Usut Tuntas Aksi Perusakan Hutan Penyebab Banjir Bandang di Tapsel

Firdaus Peranginangin - Jumat, 20 Desember 2024 20:52 WIB
388 view
Zeira Salim Ritonga Minta Polda Sumut Usut Tuntas Aksi Perusakan Hutan Penyebab Banjir Bandang di Tapsel
Foto: SNN/Firdaus
Zeira Salim Ritonga
Medan (harianSIB.com)
Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga meminta Polda Sumut segera turun tangan mengusut tuntas aksi perusakan dan perambahan hutan yang diduga menjadi penyebab banjir bandang di Desa Kota Tua, Kecamatan Tano Tombangan (Tantom) Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Rabu (18/12/2024).

"Kita menduga ada Indikasi kuat penyebab banjir bandang di Tapsel akibat perambahan atau penebangan liar yang terjadi di hulu sungai, sehingga terjangan banjir menimbulkan kerusakan harta benda masyarakat," kata Zeira Salim Ritonga kepada wartawan, Jumat (20/12/2024), melalui telepon dari Medan.

Bendahara DPW PKB Sumut ini, sangat prihatin melihat maraknya banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang sejumlah daerah akhir-akhir ini dan bencana ini terjadi akibat lemahnya pengawasan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), sehingga hutan di Sumut menjadi kritis dan porak-poranda.

Baca Juga:

Berkaitan dengan itu, Zeira Salim meminta aparat penegak hukum dan Dinas LHK Sumut segera melakukan investigasi dan penyelidikan, guna mengetahui siapa pelaku dan aktor intelektual perambahan ataupun penebangan hutan di Tapsel tersebut.

"Jika ditemukan adanya bukti-bukti akurat, bahwa penyebab terjadinya banjir bandang di Tapsel akibat aksi perambah hutan, dalam hal ini Dinas LHK Sumut harus bertanggungjawab, karena diduga akibat kelalaiannya dalam pengawasan, menyebabkan hutan menjadi kritis," tandasnya.

Selain itu, Zeira juga mendesak seluruh elemen bangsa, baik Pemkab Tapsel, Pemprov Sumut melalui Dinas LHK Sumut maupun Kementerian LHK dan perusahaan yang ada di kawasan Tabagsel perlu bersama-sama membantu masyarakat yang terdampak bencana.

Baca Juga:

Seperti diberitakan sebelumnya, awal terjadinya banjir bandang ini dimulai dengan turunnya hujan deras di wilayah Kecamatan Tano Tombangan Angkola, sehinggamenyebabkan Sungai Aek Mardua meluap dan membawa material kayu, kemudian menerjang pemukiman warga Desa Sisoma, Harean, dan Simaninggir juga terdampak. Tapi Desa Kota Tua yang paling parah.

Kayu bulat panjang, potongan sisa kayu olahan dan bahkan tunggul berikut akar kayu diduga hasil perambahan hutan, turut hanyut dan menumpuk di pemukiman warga Desa Kota Tua.

Zeira menilai, banjir bandang yang menerjang Desa Kota Tua itu tidak berdiri sendiri, tapi ada yang terganggu ekologi alam. Sebab, banyak kayu-kayu yang terbawa air dan saat ini menumpuk di pemukiman warga.

Dampak Banjir

Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapsel, dampak banjir bandang ini cukup signifikan. Tercatat satu orang luka berat dan satu orang luka ringan di Desa Kota Tua, lebih dari 300 warga mengungsi.

"Ada juga sekitar 50 warga Desa Simaninggir terpaksa meninggalkan rumah mereka, sehingga total pengungsi yang terdampak bencana, mencapai 1.180 jiwa di Desa Kota Tua dan 379 jiwa di Desa Simaninggir," tandas Zeira sembari menambahkan, kerusakan material juga cukup besar, yakni empat rumah hanyut, 20 rumah rusak berat, 57 rumah rusak ringan dan 200 unit rumah terdampak banjir.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru